15. Cemas

120 22 0
                                    

"Nathalia harus segera dateng, dia satu-satunya yang bisa hilangin trauma gue."
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

El menambah kecepatannya, jangan sampai mereka menghalangi jalan El dan membuat masalah saat jelas-jelas ada Nathalia bersamanya. Bagaimana pun caranya, El akan melindungi Nathalia. Karena El tahu betapa brutalnya musuhnya itu saat sudah berhadapan dengan orang yang di benci.

"Natha, pegangan yang erat!" titah El langsung dilaksanakan Nathalia tanpa basa-basi. Saat ini bukanlah saatnya membantah meski sebenarnya Nathalia masih kesal dengan El.

"WOI, PENGECUT! GAK USAH KABUR LO!" Teriakan itu terdengar samar, bersamaan dengan deruan motor yang sanggup memekakkan telinga siapa pun yang mendengar.

Jalanan nampak sangat ramai, membuat El tidak leluasa untuk mengebut. Kendaraan yang agak padat, diharuskan El lebih hati-hati dalam berkendara, bukannya lepas dari kejaran musuhnya, malah El dan Nathalia yang akan celaka.

"Kak, mereka udah deket," ucap Nathalia dibalik helmnya.

Nathalia juga khawatir jika gerombolan geng motor itu berhasil menghadang dan nantinya El pasti akan dikeroyok. Mereka terlalu banyak untuk El yang sendirian, Nathalia membantu pun El tidak akan mengizinkan.

El menatap spion. Benar saja para gerombolan itu semakin dekat. El mendesis pelan, mau tidak mau cowok itu harus meladeni segerombolan anggota geng yang notabennya sebagai musuh Imanuel sejak lama.

Akhirnya, segerombolan cowok bermotor ninja itu berhasil menghalangi jalan El dan Nathalia. Kakak adik itu di kepung dari segala arah. Mengapa harus sekarang? Di mana Nathalia harus pergi secepatnya ke area balapan Shaka.

El membuka helm Fullfacenya, diikuti Nathalia. Sekarang ini bukan waktunya memikirkan pertandingan Shaka, sekarang Nathalia harus fokus memikirkan bagaimana cara agar kakaknya dan dirinya sendiri selamat dari keroyokan geng berandal ini.

"Natha, Lo gak boleh gerak sedikit pun. Biar gue yang beresin," bisik Shaka sebelum turun dari motor.

Nathalia menggeleng keras. "Gak, Kak. Gue gak bisa diem aja saat Lo di keroyok masa sama mereka."

Nathalia ikut turun dari motor. Mata Nathalia yang aslinya begitu indah kini memancarkan tatapan tajam bak serigala yang marah pada mangsanya.

"Imanuel, tumben-tumbenan Lo bawa cewek. Siapa, nih? Pacar Lo?" Cowok tinggi, putih dan kekar itu berjalan maju mendekati El disertai senyuman miringnya.

Azriel, ketua geng berandal jalanan yang cukup terkenal di penjuru kota. Siapa yang tidak tahu Azriel? Penguasa jalanan yang begitu kejam dan picik seperti mafia atau bahkan lebih parah, mungkin Psycopat?

Musuh bebuyutan El yang tidak pernah mempunyai rasa kapok dalam dirinya. Azriel seperti mati rasa dengan sebuah kebaikan, kasihan atau kasih sayang. Azriel muak dengan kata-kata itu, kata-kata yang tidak pantas untuk di ucapkannya juga di tujukan untuk Azriel sendiri.

"Pacar Lo boleh juga, El. Nemu di mana?" sahut Roger, anak buah Azriel yang mempunyai watak keras kepala dan suka memancing emosi. Rambutnya yang di kuncir dan tindik hitam di ke dua telinganya sudah memperlihatkan jelas karakter cowok itu.

ARSHAKA (ON GOING)Where stories live. Discover now