40. Vaksa Atma Ganesha

112 12 0
                                    

"Gue pengen balik kayak dulu, tapi gue juga sadar kalau gak ada yang tetap selamanya."
-Nathalia-

"Gak ada harapan buat hubungan beda agama kayak mereka."
-Vaksa Atma Ganesha-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

"Nathall! Ada temen-temen Lo!" Pekikan itu berasal dari El yang tengah berada di ruang tamu.

Nathalia mendengarnya, tapi tak kunjung beranjak dari kamar. Gadis itu sama sekali belum keluar dari kamar sejak tadi pagi, sekarang sudah sore hari. Beberapa kali Mama Alin, El dan Papa Kriss mengajaknya keluar, tapi Nathalia menolak.

Ceklekk

"Lo budeg apa gimana, dah? Ada temen-temen Lo, noh! Dari pada stres mending balapan," ujar El diambang pintu, hal itu membuat Nathalia menatap ke arah El dengan tatapan bingung.

"Lo izinin gue balapan?" Nathalia bertanya demikian sembari menunjuk dirinya sendiri.

El menghela nafas panjang. "Gak mau yaudah." Hendak menutup pintu, Nathalia segera mengiyakan kata-kata El.

"Oke. Gue bener-bener butuh healing sekarang. Mereka di mana?" Nathalia bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar menghampiri teman-temannya.

"Mereka di luar, tapi Lo gak boleh pulang lewat jam 7, soalnya mau ada tamu."

Nathalia menghentikan langkahnya sebelum benar-benar keluar dari pintu. "Siapa?"

"Lo gak perlu tau." Kemudian laki-laki itu menutup pintu kamar Nathalia dengan raut datar. Sementara Nathalia hanya menghela nafas kasar, ia buru-buru keluar dan menemui teman-temannya.

"Guys!!" sapa Nathalia dengan semangat.

"Weh, Nathal gue dah balik dari Malang, nih. Bukannya nambah cantik, nambah jadi gembel Lo."

Suara tawa terdengar ketika Ilovan berkata seperti itu. Melihat penampilan Nathalia yang berantakan membuat Ilovan refleks mengatakannya.

"Astaga, Oven. Gue cuma belum mandi aja, pas udah mandi gue nanti juga bakal cantik lagi," sungutnya seraya bergaya dua jari dengan menampakkan gigi-gigi yang berjajar rapi.

"Iyalah, dari dulu sampai sekarang, cuma Lo satu-satunya cewek paling cantik yang ikut balapan dan masuk geng jalanan kayak kita." Dia Rabela, gadis berusia 18 Tahun itu memiliki rambut pendek dengan tindik hitam di ke dua telinganya.

"Campak Rubela, its okey! Lo dari dulu muji gue terus, padahal Lo juga cantik." Nathalia merangkul Rabela dengan senyuman simpul di bibirnya.

"Gue gak cantik, gue tamvan, Nath! Jangan sekali-kali panggil gue Campak Rubela lagi, gue doain Lo kena Campak nantinya!" ancam Rabela agak sinis, namun becanda.

"Bel, Nath, stop it! Kita mau healing kan? Jadi gak usah ngolor-ngolor waktu, dan Lo Nath, cepet mandi sama ganti baju. Masa iya balapan sambil pake Piyama gitu, gak estetok!" ucap Gerin, cowok berusia 20 Tahun, kuliah semester 3 di fakultas teknik.

Ilovin menyenggol lengan Gerin agak kasar. "Sok estetok Lo, Garing!"

"Iri bilang, Bos!" Gerin mengejek.

ARSHAKA (ON GOING)Where stories live. Discover now