42. Disalahkan

88 9 0
                                    

"Akhirnya, hanya kita yang disalahkan dalam kisah beda agama ini. Seberapa iman kita dan seberapa kokoh akar kita dalam mempercayai keyakinan masing-masing."

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Nathalia dan Shaka mendesah pasrah ketika tidak bisa pulang dari bandara karena tidak menemukan satu taxi pun di jam sedini ini. Mau minta tolong Rossi, dia malah tidak aktif, biasalah molor, dan Althan sedang di Palembang.

Shaka menyandarkan kepalanya di pundak Nathalia, dia berulang kali menghela nafas, pikirannya tengah bergelut dengan waktu satu Minggu yang Nathalia berikan.

"Kita kalau marahan gak pernah lama, ya?" celetuk Shaka disertai tarikan sudut bibirnya.

"Oh, jadi pengen lama marahan sama aku? Emang dasarannya crocodile got ya gak pernah berubah." Nathalia menggeser tubuhnya, otomatis kepala Shaka kehilangan sandarannya.

"Kalau pengennya lama, gak bakal aku nyusul kamu ke Palembang kayak tadi. Bela-belain pulang dari Surabaya, padahal belum 7 harinya Mama." Shaka mendesis, ia jadi ingat Mamanya.

Nathalia menggaruk rambutnya bingung, kenapa jadi Shaka yang marah, kan cuma becanda.

"Iya, maaf. Cuma becanda. Orang kamu juga biasanya becanda kok, gak pernah serius."

"Maafin, ya?" Nathalia mendekat, menaik-naikkan alisnya di ikuti senyuman tipis di bibirnya.

"Hm, tapi aku gak setuju sama kata gak pernah serius yang barusan kamu omongin. Mungkin orang-orang anggap aku kaya gitu, tapi soal kita, aku gak pernah nggak serius."

Shaka menggaruk tengkuknya. "Cut, alay banget." Sedetik kemudian Shaka tertawa renyah dengan dramanya barusan.

Mata Nathalia membola, memang dasarannya anak teater, apa-apa di buat drama, di situasi seperti ini pun masih sempat-sempatnya ngedrama.

"Dasar titisan Satanic!" Nathalia memaki kesal.

"Eh, Satanic apaan?" tanya Shaka.

"Kembaran kamu," jawabnya, judes.

"Yang bener!!"

Nathalia melirik Shaka heran, sejak kapan cowok itu kepo hal sepele ini. Biasanya juga dibiasin jadi becanda, atau gak peduli sama sesuatu yang menurutnya gak penting untuk di ketahui.

"Syetan! Kalau di aku namanya Satanic kalau di kamu Syetan, ya itu kembaran kamu."

"Kalau aku setan, kamu iblisnya." Shaka menunjuk wajah Nathalia dengan jari telunjuknya, matanya memicing dengan tarikan sudut bibir.

"Lah, kok aku ngikut? Kalau setan, setan aja kali, gak usah nyari temen," balas Nathalia, tidak terima dirinya dikatai iblis.

"Orang mana sih yang mau di pacarin sama setan? Gak ada lah. Nah, berhubung kamu pacar aku, jadi kamu itu iblis, satu-satunya yang cocok bersanding dengan setan."

"Hahaha, kalau modelan setannya kayak kamu, iblis mana pun gak akan yang mau." Berganti Nathalia yang tertawa karena berhasil membalikkan keadaan.

ARSHAKA (ON GOING)Where stories live. Discover now