38. Kenyataan Pahit

122 15 0
                                    

"Ini resiko mencintai dia yang berbeda sama kita. Kalau kamu berani cinta sama dia, berarti kamu juga udah berani nanggung ini semua."
-Imanuel-

Happy Reading 🕊️🐾

"

Lo liat Shaka gak, Than?" Nathalia bertanya pada Althan yang tak sengaja berpas-pasan di teras rumah. Althan yang akan pergi ke kolam ikan samping rumah itu kemudian berhenti.

"Wah itu, gue gak tau. Mungkin dia butuh waktu sendiri. Mending temenin gue aja," jawab Althan sekaligus mengajak Nathalia menemaninya mengisi rasa gabut karena tak ada kerjaan.

Pantas saja tak ada kerjaan, setelah pemakaman Mama Rina tadi, semuanya menyendiri termasuk Shaka salah satunya. Sedangkan Rossi pergi ikut Kelvin sekalian jalan-jalan.

"Ngapain?" ketus Nathalia, matanya menatap pakan ikan yang Althan bawa.

"Kasih makan ikan." Althan mengangkat sebentar pakan ikan berlogo ikan koi itu.

"Aish, gue gak ada waktu buat nemenin Lo kasih makan ikan. Gue harus minta maaf sama dia, dia telat temuin Mamanya gara-gara gue!" Nathalia mengusap wajahnya frustasi, ia merasa sangat bersalah. Shaka terlambat menemui mamanya karena sibuk berbicara dengan dirinya.

"Salah Lo di mana? Lo gak salah apa-apa, Nath! Kalaupun Lo mau bicara sama dia, tunggu nanti pas dia udah bener-bener tenang," ujar Althan, memberi penjelasan pada Nathalia supaya tidak ngotot menemui Shaka yang jelas-jelas kini butuh waktu untuk sendiri dan merenungi semuanya.

Drttt
Drttt
Drttt

Ponsel Nathalia bergetar, sontak gadis itu merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih itu. Nathalia menjauh dari tempat Althan berdiri saat ini. Althan pun pergi dan melanjutkan niatnya untuk memberi makan ikan milik Shaka yang sudah lama tak ia temui, terakhir setahun lalu mungkin.

"Halo?"

"Kita harus ke Palembang. Mama sama Ayah udah ke sana duluan karena ini mendesak," ucap seseorang di seberang sana, yang tak lain adalah El.

"Hal mendesak apa?"

"Ada. Lo harus pulang sekarang, gue udah pesan tiket pesawat. Keberangkatan kita jam 7 Malam."

Tittt

"Kenapa? El, El! Aissh, dasar ni anak."

Nathalia menatap jam tangannya, jam menunjukkan pukul 4 Sore.

••••

Nina membuka pintu kamar Mama Rina yang gelap dan dingin itu. Matanya menangkap remaja laki-laki yang tengah berdiri di depan foto keluarga besar Varelino. Dengan tatapan sendu, adiknya itu terdengar terisak dan menunduk.

"Uqi," panggil Nina dengan suara tertahan.

Shaka sempat melirik sebentar, namun tak bertahan lama, cowok itu kembali menatap foto besar di depannya dengan isakan.

"Kamu belum makan, ayo makan sama Kakak." Langkahnya mulai mendekati Shaka, tangannya mulai meraih pundak Adiknya yang bergetar itu.

"Lepas!" Shaka segera menepis tangan Kakaknya itu, dia menjauh, seolah tak ingin siapa pun mendekatinya.

Flashback 3 hari lalu

ARSHAKA (ON GOING)Where stories live. Discover now