41. Satu Minggu

71 14 0
                                    

"Lo gak bisa jadiin agama permainan. Gue emang bukan hamba yang taat, tapi gue tau batasan antara agama sama cinta!"
-Vaksa Atma Ganesha-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

"Nath, tunggu! Jangan pergi!" Shaka menangkap tubuh Nathalia dari belakang, cowok itu malah meletakkan kepalanya di ceruk leher Nathalia yang terbuka.

Sementara Nathalia mati-matian mencoba melepas dekapan Shaka dari dirinya. "Lepas, Ka!!"

"Gak! Gue gak bakal lepasin, sampai kamu mau ngomong sama aku! I Miss You, Nath. Aku kangen kamu" ujarnya sembari menutup mata, menikmati dekapan yang entah kapan akan dia rasakan kembali.

Nathalia tertegun sejenak. "Gimana sama Kak Nina?" Nathalia berbalik, sehingga kini mereka dalam posisi berhadapan dan mata mereka bertemu satu sama lain.

"Lo tau gimana Kak Nina, Nath. Dia seprotektive itu sama gue. Dia sebenarnya gak ada masalah sama Lo, dia cuma pengen gue fokus masa depan aja."

"Kak Nina emang gak ada masalah sama aku, masalahnya sama agama aku!!" Nathalia berkata seperti itu dengan nafas memburu, emosinya hampir memuncak.

Shaka menunduk sebentar, mencerna perkataan Nathalia yang memang benar adanya. "Lo ingat janji kita pas awal kita jadian?"

"Kita jalani dulu lalu kita pikirkan akibatnya di akhir, masih ingat kan?" imbuh Shaka.

Nathalia melepas ke dua tangan Shaka dari ke dua pundaknya. "—tapi, cerita ini hampir berakhir, Ka! Kita gak bisa terus-terusan kayak gini, kita harus udah mulai pikirkan masa depan kita!"

Shaka memejamkan matanya sejenak, apa yang dikatakan Nathalia memanglah benar dan Shaka tak bisa berkomentar untuk menyanggah perkataannya.

"Oke oke, kita bakal pikirin mulai dari sekarang sambil kita jalani hari-hari seperti biasa." Shaka akhirnya mengambil keputusan yang menurutnya sudah final.

"Butuh berapa lama untuk berfikir?" tanya Nathalia, disertai tatapan sendunya.

Shaka menatap lekat pupil mata Nathalia, terpancar ketulusan akan cinta dan kekecewaan akan fakta. "Jangan tanya gue tentang waktu, gue gak bisa, Nath." Shaka menggeleng, tak sanggup dengan ini semua.

"Satu Minggu?" Nathalia menahan air matanya untuk jatuh, dia sudah ingin terisak karena harus memaksa dirinya untuk berkata hal menyakitkan itu.

•••

Setelah berpamitan dengan Vaksa, Rabela, Ilovan dan Garen, Nathalia segera pulang diantar Shaka karena orang tuanya sudah menelfon berulang kali. Tadi El sempat bilang, jangan lebih dari jam 7 dan sekarang sudah jam 8 malam.

—dan Shaka belum tahu kalau Nathalia adalah mantan dari saudaranya itu yang tidak lain adalah Vaksa.

Sampai di depan rumah, Nathalia turun dari motornya, sedangkan Shaka dari kejauhan berhenti dan melambaikan tangannya. "Good Night, Nath!"

Nathalia menghela nafasnya, kemudian membalas lambaian Shaka. "Good Night too!"

Sampai Nathalia masuk rumah, Shaka melajukan motornya kembali, namun seorang laki-laki di pinggir jalan, berpakaian rapi mengalihkan atensinya.

ARSHAKA (ON GOING)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora