IV - Important Meeting

4.5K 281 0
                                    

-cause I'm dying just to make you see-

"Yang Mulia, tolong tegakkan keadilan untuk Putri Viesxel."

"Ya Yang Mulia, saya setuju dengan Pangeran Mahkota, tolong tangkap para penjahat itu."

"Saya juga setuju Yang Mulia."

Rapat hari ini dipenuhi oleh suara para bangsawan yang menaruh perhatian dan belas kasihan pada Zietha. Tragedi yang menimpa Zietha telah tersebar keseluruh tempat, baik bangsawan dalam dan luar Kerajaan mengirimkan surat kepada ayah. Raja Laevous saat ini.

Aku juga ikut dalam rapat hari ini, seluruh bangsawan Kerajaan ini berkumpul untuk membicarakan hal itu. Aku yang berusia delapan tahun sangat kontras dengan para bangsawan yang berumur dua puluh tahun keatas. Sangat jarang aku ikut dalam rapat, biasanya ayah akan mengajakku untuk ikut rapat yang membahas hal-hal kecil dan umum agar aku bisa belajar dari sana.

Tetapi hari ini aku ikut dalam rapat atas kemauanku sendiri. Banyak bangsawan senior berada dalam rapat hari ini, Duke Viesxel juga telah kembali dari luar Kerajaan dan ikut serta dalam rapat hari ini. Duke Viesxel sangat menyayangi putrinya, tidak mungkin ia tidak akan datang ke rapat yang membahas tentang putrinya.

Aku tahu, ada dua kubu dalam politik, kubu yang mendukung Raja dan kubu yang mendukung Duke Viesxel. Itu semua tidak terlalu terlihat, Duke Viesxel yang mendukung Raja akan membuat pengikutnya juga mendukung Raja. Tapi aku tahu benar jika semua itu berjalan sesuai kehendak Duke Viesxel.

"Yang Mulia." Duke Viesxel mulai berbicara. "Saya merasa marah dan kecewa atas apa yang menimpa putri saya. Demi Tuhan tolong tegakkan keadilan di Laevous, saya siap atas semua yang akan terjadi."

Ayah menghentakan tongkatnya keatas meja. "Ya, tolong jangan berisik. Aku tahu jika kalian semua dengan tulus berharap agar pelaku di balik penyerangan Putri Viesxel tertangkap. Aku juga merasa demikian, Putri Viesxel akan menjadi putri dan keluargaku, aku sudah menganggapnya akan menjadi bagian dari Kerajaan ini."

Semua bangsawan menatap ayah dalam diam.

"Aku mengerti perasaan Duke Viesxel sebagai ayah, menghina dan menyakiti Putri Viesxel, sama dengan menghina dan menyakiti keluarga Kerajaan. Dan untuk itu, aku bertanya siapa yang akan dengan senang hati membantu penyelidikan ini?"

Para bangsawan mengangkat tangan mereka, dan berharap agar mereka dipilih.

"Maaf menyela Yang Mulia." Salah satu bangsawan berdiri dari duduknya, dia adalah seorang pria tua, umurnya mungkin sama dengan Mar. Tetapi berbagai bekas luka dan sayatan kecil memenuhi wajahnya, membuatnya berbeda dari Mar. Jenderal Neus. Itu dia.

Karena tidak ada lagi perang atau kerusuhan di luar Kerajaan, Jenderal Neus bisa hadir dalam rapat. Biasanya ia akan di gantikan oleh putranya untuk hadir jika dirinya sedang menangani masalah di luar Kerajaan. Jenderal Neus juga berteman dekat dengan Duke Viesxel, Jenderal Neus menganggap Zietha sebagai cucu perempuannya sendiri.

Jenderal Neus menatap sekeliling. "Karena wilayah Laevous saat ini dalam status aman, maka saya bebas untuk saat ini. Dengan segala hormat, saya mengajukan diri untuk menyelidiki kasus ini, sudah menjadi tanggung jawab dan hak saya sebagai Jenderal untuk mengurusi keamanan dan pertahanan Kerajaan Laevous ini Yang Mulia."

Para bangsawan menjadi ricuh, jelas mereka tidak berharap jika Jenderal Neus akan turun tangan. Tetapi satu tatapan dari Jenderal Neus mampu membuat para bangsawan terdiam.

"Hm," ayah bergumam. "Jenderal, sungguh senang kau mengajukan diri untuk masalah ini. Jenderal Neus dan Duke Viesxel akan menyelidiki hal ini, masih ada beberapa tempat untuk beberapa bangsawan yang ingin membantu dalam penyelidikan."

LaevousWhere stories live. Discover now