IX - Make A Plan To Infiltrate

1K 76 0
                                    

-i'm the last thing you'd remember-

Rambut panjang perak yang dibiarkan terurai indah dilumuri oleh cairan merah. Kulitnya yang pucat dan halus dipenuhi oleh sayatan-sayatan yang meninggalkan rasa sakit yang tak tertahankan, tubuhnya yang lemah hanya bisa berbaring sembari mengerang menahan sakit.

Aku tahu ini hanya mimpi, semua ini palsu, termasuk Zietha yang tengah mendapatkan penyiksaan atas berubahnya takdir dunia karena diriku. Sosok wanita dengan sayap putihnya sejak tadi mencabuk dan melukai Zietha, aku tak bisa bergerak, seluruh tubuhku dirantai dengan rantai berduri yang akan mengikis seluruh kulitku.

Sekuat apapun aku memberontak, rantai berduri ini akan semakin erat melilitku. Tubuhku berlumuran darah, aku menggertakan gigi menahan rasa sakit dan pedih, bahkan aku tak sadar jika menangis.

Aku tak bisa berbicara, sekedar untuk mengerang pun susah. Sampai kapan ini akan tetap berlangsung? Ini lebih menyakitkan dari penyiksaan apapun. Aku menutup mataku, untuk sementara biarkan aku istirahat, aku hanya ingin agar saat aku bangun, semuanya sudah kembali normal.

"Kita bertemu kembali, Rueens."

Baru saja aku hendak menutup mata, suara itu muncul. Di susul suara angin berhembus dan sosok wanita itu juga mulai berhenti mencambuk Zietha, dengan keras aku menoleh, memeriksa setiap sudut untuk mencari asal suara itu.

"Ini menyakitkan bukan? Melihat orang yang kau sayangi mendapatkan penyiksaan atas apa yang kau perbuat. Aku sudah memperingatkanmu nak, mengacaukan hukum alam itu berbahaya."

"Itu kau?" Rintihku, memaksa mataku untuk tetap terbuka. "Zietha, dia tak bersalah. Keluarkan aku dari mimpi buruk ini, ini semua tak ada hubungannya dengan Zietha!"

"Penyiksaan ini diambil dari segala rasa takutmu nak. Jika hari ini Zietha, maka besok akan berbeda. Aku merasa takjub melihat segala kegigihanmu, aku akan tetap berpegang teguh pada perkataanku, aku mendukungmu nak. Maka aku akan sebisa mungkin mengurangi rasa penderitaanmu itu.

Setelah mengatakan itu, cahaya terang menyinari tempat ini. Membuat silau, aku memejamkan mata, setelah segalanya terlihat normal, aku akhirnya mencoba untuk membuka mata secara perlahan. Dan pemandangan didepanku membuat lega, aku kembali kedunia nyata.

Segera aku memanggil Mar untuk menyiapkan air hangat dan makanan. Hari ini aku akan bertemu dengan Zietha untuk membicarakan masalah Dokter Kenn. Tetapi tubuhku tetap tak bisa berhenti untuk bergemetaran, beruntung Mar hanya menganggap itu sebagai mimpi buruk biasa dan tak mempermasalahkan itu.

 Tetapi tubuhku tetap tak bisa berhenti untuk bergemetaran, beruntung Mar hanya menganggap itu sebagai mimpi buruk biasa dan tak mempermasalahkan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat pagi Pangeran."

"Selamat pagi."

Aku tersenyum dan mengangguk, membiarkan Zietha untuk duduk di seberangku. Ia terlihat sehat dan juga senang, sepertinya hal yang baik terjadi.

"Semuanya telah siap Pangeran, tempat itu berada di alun-alun kota, tetapi jauh dari keramaian."

Aku menjadi tenang setelah mendengar laporan dari Zietha. Aku dan Zietha sepakat membagi tugas, dimana aku akan bertemu dengan Dokter Kenn dan mengambil catatan obatnya di Istana. Sedangkan Zietha akan menyiapkan bahan dan tempat dimana Dokter Kenn akan membuat obatnya.

LaevousWhere stories live. Discover now