XIII - New Teacher

739 51 3
                                    

-so whenever you ask me again how I feel-

"Brengsek hentikan ini!"

Suara teriakan itu terdengar hingga lorong Istanaku, aku yang sedang berjalan santai hendak ke kamar memutar balik dan menemukan Count Ashmen sedang berdebat dengan para prajurit yang bersamanya.

"Lepaskan tangan kotor kalian dari tubuhku!"

Count Ashmen, pria menjijikan itu tengah memberontak paksa setelah ayah memberikan perintah kepada para prajurit untuk membawanya ke penjara. Aku dengar hari adalah hari dimana Count Ashmen akan menerima hukumannya.

"Aku adalah bangsawan! Kalian akan menerima hukuman setelah ini!" Dia berteriak kencang.

"Bangsawan? Kau yakin?" Tanyaku, Count Ashmen menatap kedatanganku dengan mata yang terbelalak.

"Pangeran." Dia bahkan tak membungkuk dengan benar. "Beritahu para prajurit ini, saya adalah seorang Count. Menurut hukum Laevous, seorang bangsawan harus dilayani dengan benar. Mereka bahkan tidak bersikap sopan."

Para prajurit berdiri tegap tak mau kalah mendengar itu, aku tahu jika perbuatan para prajurit itu sebenarnya salah, tetapi Count Ashmen tidak pantas untuk menerima pelayanan sebagai bangsawan. Jadi bisa dikatakan, perbuatan para prajurit itu benar dan aku mendukung mereka.

Aku menatap Count Ashmen dengan heran. "Sungguh? Bukankah statusmu itu akan dicabut?"

Senyum menyeringai Count Ashmen terhenti, ia dengan ngeri menatapku seolah memintaku untuk berhenti mengatakan itu. Jelas jika ia tahu akan hal itu dan tak ingin agar orang lain mengetahuinya, karena jika itu tersebar, semua reputasi yang dimiliki oleh Count Ashmen dan keluarganya akan hancur.

"I-itu bohong! Ya-ya itu bohong. Yang Mulia Raja pasti tidak akan melakukan itu-karena saya seorang bangsawan."

Aku dan ketiga prajurit saling tatap, Count Ashmen-ah tidak pria yang bukanlah seorang Count lagi itu tengah menenangkan dirinya sendiri dengan kata-kata murahan. Aku memutar mata melihat Ashmen berkali-kali mengatakan jika ia seorang bangsawan dan Count.

"Kau pikir para bangsawan lain akan tetap diam dan tidak akan menghukummu? Gunakan otakmu Ashmen, kau sudah tidak penting lagi. Aku tak peduli dengan orang yang memerintahkanmu untuk mengkorupsi dana kuda militer. Bawa dia ke sel."

Ketiga prajurit itu segera menyeret paksa Ashmen yang terus berteriak dan membentak, telingaku menjadi sakit mendengar teriakannya yang nyaring. Aku meregangkan tubuhku dan merasakan rasa nyeri, aku pikir ranjang kamar menjadi kasar dan tidak empuk lagi sebab tubuhmu menjadi sakit setiap kali bangun tidur.

Aku mungkin akan memberi tahu Mar akan hal ini, untuk saat ini Mar sedang pergi untuk mengurus masalah pendidikanku. Sir Terew sedang pergi dan terpaksa aku harus mencari pengganti sementara untuk guru sejarah dan politik.

Perjalananku ke kamar terhambat kembali, sekelompok pelayan sedang berdiri ditengah lorong. Mereka sedang menghias dinding dengan pita-pita berwarna biru indah, beberapa pelayan menyingkir segera setelah melihat kedatanganku.

Aku menggeleng melihat kegiatan itu, setiap bulan Istana akan dihias ulang dan dibersihkan. Tetapi mengapa harus hari ini? Ada banyak tamu yang datang ke Istana untuk berbagai urusan, tidak pantas untuk membuat mereka merasa tidak nyaman.

"Haruskah kegiatan menghias ini dilakukan saat ini juga?"

Salah satu pelayan tersentak dan segera menunduk. "Yang Mulia Raja berpesan untuk segera membersihkan seluruh sudut Istana, kami tidak memiliki pilihan lain selain membersihkannya saat ini juga."

Aku meregangkan tubuhku dan menghela napas. "Lakukan sesuka kalian kalau begitu, beri tahu aku jika ada hal yang bermasalah."

Semua pelayan membungkuk mengerti, aku segera berjalan pergi dari sana. Tujuanku adalah kamarku, waktuku terbuang sia-sia untuk hal yang tak berguna. Lorong Istanaku juga telah dihias, pita-pita biru dengan bentuk yang indah telah digantung dan bunga berwarna merah yang-tak aku ketahui namanya juga menghias seluruh sudut lorong.

LaevousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang