V - Unlucky Day

2.6K 211 0
                                    

-I wanna ask you if this is all just in my head-

Hari ini hari tersial bagiku, rasanya memabukan. Beberapa kali Mar dan seorang dokter keluar masuk kamarku. Ini karena kejadian tadi pagi, saat aku meminum susu. Aku seketika terjatuh dan kejang-kejang, ada racun disusu itu, seketika seluruh Istana menjadi panik.

Aku segera diberi ramuan dari tanaman herbal yang ampuh untuk mempertahankan racun dalam tubuh. Meski masih terasa pusing dan sakit, setidaknya itu terasa lebih baik daripada saat tadi. Ibu juga turun tangan, dia melihatku dengan tatapan aneh sebelum memberi perintah kepada Mar.

"Anda harus beristirahat, setidaknya hingga suhu tubuh anda menjadi hangat." Begitu kata dokter, pria dengan kumis tipis di wajahnya itu memeriksa campuran ramuan sebelum meletakannya diatas meja.

Setelah berbicara dengan Mar tentang hal yang tidak kuketahui. Dokter itu segera pergi setelah memberikan bow  padaku, Mar dengan segera menutup tirai jendela dan memastikan jika seluruh ruangan aman.

"Bagaimana dengan penyelidikan?" Tanyaku, Mar berhenti dan menghampiriku.

"Menjawab Pangeran, saat ini Jenderal Neus telah memeriksa dan mengeluarkan perintah jika seluruh gerbang perbatasan akan ditutup untuk alasan keamanan."

Aku bergumam. "Itu hal yang bagus, bagaimana dengan Duke Viesxel?"

Mar meletakan sebuah amplop putih diatas nakas disamping meja. "Duke Viesxel berperan aktif dalam berkunjung ke kediaman para bangsawan. Duke Viesxel juga mengirim surat kepada anda Pangeran."

Aku melihat surat itu, lalu melambaikan tangan kepada Mar. "Kau pergi, aku ingin istirahat."

Mar mengangguk penuh hormat lalu melakukan bow. "Baik Pangeran, jika anda membutuhkan sesuatu, anda bisa memanggil saya."

Setelah kepergian Mar, aku berusaha untuk bangun dan menggapai surat itu. Ketika aku bangun aku merasakan nyeri disekujur tubuhku. Aku mau tak mau merutuki tubuh yang sangat lemah ini, aku tak sadar jika tubuhku yang masih kecil sangatlah lemah. Bahkan tubuhku saat dewasa masih bisa bertahan meski telah ditusuk beberapa kali.

Dengan penuh perjuangan, aku akhirnya bisa bangun meski tertatih-tatih. Lalu membuka surat itu dengan perasaan was-was. Isi suratnya:

Yang Terhormat, Pangeran Mahkota

  Dengan segala hormat, pertama-tama saya doakan agar Pangeran baik-baik saja. Surat yang saya berikan hari ini berisi beberapa hasil yang telah saya dan kelompok penyelidik temukan. Dengan bantuan Jenderal Neus, Marques Ollen, dan Pangeran, saya berhasil menemukan bukti penting yang sangat berguna bagi jalannya penyelidikan. Bukti itu antara lain:
1.  Adanya keterlibatan beberapa bangsawan.
2. Adanya kemungkinan terjadi pemberontakan.
3. Adanya kemungkinan pembunuhan berencana.
4. Adanya pengaruh besar yang mendukung semua kejadian.
  Hanya itu yang akan saya tulis dalam surat, saya akan menemui anda untuk berbincang lebih lanjut. Terima kasih.

Tertanda, Lixeres Viesxel.

Hanya itu isi suratnya, aku masih terkejut meski telah tahu dengan terjadinya pemberontakan. Aku tak mengira jika pemberontakan itu telah direncanakan bahkan saat aku masih berumur delapan tahun. Butuh waktu yang sangat panjang dan lama untuk mewujudkan pemberontakan, dua puluh dua tahun.

Dan surat itu sendiri seperti surat kepada teman. Jelas Duke Viesxel tidak peduli dengan tata sopan bersurat kepada anggota keluarga Kerajaan, itu sifatnya yang aku sudah tahu di kehidupan sebelumnya. Meski Duke Viesxel sangat menghormati lawan bicaranya seperti Jenderal Neus, jika ia sudah sampai pada titik yang membuat emosinya menjadi kacau. Duke Viesxel bisa-bisa mengamuk dan melupakan semuanya.

Laevousحيث تعيش القصص. اكتشف الآن