XVII - The Lost

370 17 0
                                    

-would you come with me?-

Pagi menyambut dengan damai, suara air terjun yang bergemiricik dengan burung yang menyanyi indah membuat suasana lebih tenang. Warga desa yang sejak tadi sudah bangun saling sapa-menyapa dengan membawa alat pertanian ataupun peternakan di punggung mereka. Anak-anak berlarian membawa domba dan sapi kecil ke pinggir sungai.

"Hati-hati anak-anak. Jangan pergi ke tengah hutan." seru tetua desa.

"Tentu kakek."

Tetua desa ini bernama Arnav yang telah menjaga desa selama tiga puluhan tahun lamanya. Arnav adalah sosok pria yang bijaksana namun sedikit pelupa. Buktinya tadi aku harus mengenalkan diri, padahal aku sudah mengenalkan diri kemarin hari.

"Daerah ini sangat sepi Tuan Muda," ucap Arnav memberitahu. "Tetapi itu adalah hal yang bagus, karena itu desa kami masih sangat terjaga."

Aku mengangguk paham, "Tetapi bukankah kalian mempunyai mata air ajaib?"

Arnav tersenyum lembut, "Memang benar, tetapi mata air ajaib hanya mampu berkembang di desa ini. Jika kami membawanya ke daerah lain, maka air itu akan berubah menjadi air biasa, tak bisa untuk menumbuhkan dan menyuburkan tanaman kembali."

"Luar biasa," pujiku kagum, tak pernah mengira jika mata air dengan kekuatan luar biasa berada di wilayah Kerajaan Laevous.

"Mungkin kami tak dianugerahi kekayaan yang luar biasa seperti desa lain, tetapi kami dianugerahi mata air yang memiliki kekuataan suci. Kekayaan desa lain tak ada apanya dibandingkan mata air ajaib. Sungguh beruntung desa ini." tutur Arnav.

Aku berpikir sejenak, "Tetapi bukankah itu akan menjadi berbahaya? Desa ini tentu saja akan terkena persaingan atau bahkan perebutan kekuasaan."

Arnav mengangguk paham, "Tentu saja Tuan Muda, tetapi karena Kuasa Tuhan yang melindungi desa ini, tidak ada hal buruk yang terjadi. Bahkan jika ada orang yang berhasil merebut desa ini, mereka belum tentu tahu cara melestarikan mata air ajaib."

Aku menjadi tertarik mendengarnya, "Cara khusus?"

"Iya," Arnav tersenyum dan memintaku untuk mengikutinya. "Saya akan menunjukan contohnya."

Aku mengikuti Arnav ke belakang sebuah Altar, dimana kolam berbentuk bintang berada. Aku melihat kolam itu, berisi air jernih tapi entah mengapa mataku melihat jika air itu berwarna biru.

"Airnya berwarna biru?" tanyaku.

Arnav tampak terkejut, "Anda bisa melihatnya..?"

"Melihat apa?" heranku. "Aku hanya melihat secara sekilas."

"Hanya orang yang memiliki energi mana yang bisa melihat mana biru pada air itu."

"Ah.." aku terdiam, tak mampu bicara.

"Siapakah anda Tuan Muda..?" tegas Arnav. "Orang biasa takkan memiliki energi mana, lalu siapakah anda?"

Aku masih terdiam, apakah aku harus jujur? Tapi bisa saja itu mengacaukan rencanaku.

Tanpa diduga, Arnav dengan secepat kilat bergerak ke belakangku. Mengacungkan sebilah belati ke arah leherku, hanya berjarak 1 cm, leherku pasti akan tergores dan mengeluarkan darah.

Aku tertawa, sungguh menghibur, "Kau bisa dipenjara atas kekerasan kepada anak di bawah umur, Arnav."

Arnav mendengus, ia berbicara dengan serius. "Saya tak peduli, anda pasti bukan seorang anak-anak biasa."

"Astaga," keluhku. "Aku tak memiliki niat jahat sama sekali dan aku adalah seorang anak biasa. Kau bisa mempercayaiku, aku jamin."

"Bagaimana cara anda menjaminnya?"

LaevousHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin