XIV - Deteriorating Health

572 39 0
                                    

-When I watch your eyes are dead, I wish we never met-

"Pangeran, apa yang ingin anda makan untuk hari ini?"

Suara serak nan gagap itu membuatku menoleh, menatap pria muda yang berdiri di sampingku dengan gugup. Aku hampir saja mengira jika ia adalah Mar, tetapi aku segera ingat jika aku berada di kediaman Viesxel. Dan Victor, pria muda di sampingku ini akan menggantikan tugas yang biasanya Mar lakukan.

"Terserah saja. Dengan siapa aku akan makan hari ini?"

Victor menunduk. "Menjawab Pangeran, anda akan makan bersama dengan Tuan Muda Avorez dan Nona Muda Zietha."

"Baik, kabari aku jika semua telah disiapkan."

Victor dengan segera berlalu, aku menggeleng menyadari betapa seriusnya semua orang di kediaman ini. Mereka akan sangat berhati-hati untuk melakukan atau membicarakan sesuatu, tetapi itu adalah hal yang sangat bagus.

Aku menghela napas dan membuka catatan harian ku, tanggal tiga belas september tahun seratus delapan puluh enam ollen terpampang jelas. Sudah hampir enam bulan aku beradaptasi disini, berusaha menjalani hidup yang normal dengan tubuh anak kecil.

Selama enam bulan itu juga telah banyak yang terjadi, seperti upaya penyerangan Zietha, pemberontakan di perbatasan, penyerangan di mansion Marques Wittes. Serta beberapa hal yang terjadi belakangan ini, itu benar-benar hal yang sangat berbeda dari kehidupan sebelumku.

Entahlah, aku tak tahu dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Aku segera bangkit dan menyembunyikan catatan harian ku yang berisi tentang jadwal pertemuanku dengan Tuan Besar Viesxel. Itu adalah hal yang sangat mendebarkan.

Victor masuk tak lama kemudian, memberitahuku jika semua hal telah siap. Avorez dan Zietha juga telah menunggu, aku tak punya pilihan lain selain pergi ke sana saat ini juga.

Di ruangan makan, Avorez dan Zietha tengah berbincang sembari berdiri. Barulah ketika aku datang mereka duduk dan mempersilakan ku untuk duduk. Makanan disajikan, kami makan dengan tenang.

Selepas makan, Zietha mengajakku untuk pergi ke perpustakaan pribadinya. Sedangkan Avorez meminta maaf karena ia harus mengunjungi salah satu bangsawan menggantikan tugas ayahnya.

"Saya harus pergi, biarkan Zietha yang menemani anda. Selamat pagi Pangeran."

"Ya, tolong berhati-hatilah."

Aku mengikuti Zietha pergi, gadis itu berjalan pelan karena kondisi tubuhnya yang baru saja pulih. Bahkan kulitnya terlihat sangat pucat, aku menghela napas dan mempercepat langkahku.

"Aku khawatir kau akan jatuh."

Zietha menoleh, menggeleng pelan sembari merapikan helaian rambutnya yang berantakan.

"Saya baik-baik saja, kulit saya memanglah pucat Pangeran. Lagipula dokter telah mengatakan jika saya sudah sembuh."

"Itu tidak mengubah apapun," balasku. "Jika kau merasa tidak enak badan. Beritahu aku, kau harus beristirahat."

"Tentu."

Setelah berjalan lumayan panjang, kami sampai di perpustakaan pribadi Zietha. Gadis itu dengan semangat mengajakku untuk berkeliling, ada banyak buku yang berasal dari luar kerajaan. Aku merasa kagum karena tentu semua buku itu sangat sulit untuk didapatkan.

"Pasti menghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan semua jenis buku ini."

"Tidak," Zietha menggeleng, menunjuk lukisan mendiang ibunya. "Mendiang Duchess lah yang mengoleksi seluruh buku ini, anggap saja ini sebagai warisan yang beliau berikan kepada saya dan Avorez."

Laevousحيث تعيش القصص. اكتشف الآن