X - Alert Status

858 52 0
                                    

-cause everything is never as it seems-

Hal yang mengejutkan terjadi ketika aku baru saja bangun. Kediaman atau mansion salah satu bangsawan yaitu Marques Wittes diserang dan mengalami perampokan oleh sekelompok orang tak dikenal, seketika suasana menjadi heboh dan pengadilan dibuka.

Marques Wittes berlutut dihadapan ayah, selain karena kediamannya yang berantakan, putrinya juga mengalami luka parah. Ia memohon agar ayah membuka penyelidikan dan menyelidiki hal ini dengan sungguh-sungguh.

"Yang Mulia!" Marques Wittes berlutut dan meletakan tangannya didada kirinya, matanya memerah karena menahan emosi. "Demi keluarga Wittes yang telah melayani bangsa ini selama ratusan tahun, tolong tegakkan keadilan untuk bangsawan ini!"

"Bangunlah Marques Wittes, tidak perlu sampai berlutut karena keadilan pasti akan ditegakkan. Jenderal Neus tolong bantu Marques Wittes untuk bangun."

Marques Wittes telah bangun dan duduk dibangkunya, Jenderal Neus juga kembali ketempat duduknya. Seluruh bangsawan hadir kecuali Duke Viesxel, Duke Viesxel sedang pergi keluar Kerajaan. Ayah bersiap untuk berbicara.

"Sepertinya masa damai Kerajaan Laevous sudah berakhir, dimana kerusuhan, penyerangan, dan pemberontakan akan terjadi. Untuk saat ini, Kerajaan akan mencapai status waspada, para prajurit akan dikerahkan diseluruh daerah untuk melindungi warga kita dari kejadian yang ada!"

Para bangsawan mengangguk dan Marques Wittes menunduk, aku yakin ada beberapa bangsawan disini yang terlibat dengan pemberontakan. Saat itu juga, Jenderal Neus mengangkat tangannya dan menginterupsi.

"Bolehkah saya menyampaikan pendapat saya Yang Mulia?"

"Tentu, silahkan Jenderal Neus."

"Saya berpendapat jika kejadian ini mungkin berhubungan dengan penyerangan Nona Muda Viesxel. Entah apa motif dan latarnya, menurut hasil penyelidikan dari ciri-ciri dan kerusakan, semuanya sama dengan penyerangan di Hutan Hew. Saya mencurigai salah satu kelompok yang bergabung dalam faksi anti-Raja sebagai pelakunya."

"Aku menerima pendapatmu Jenderal Neus, adakah yang ingin menambahkan pendapat lagi?"

Karena tidak ada yang mengangkat tangan, aku mengangkat tanganku, pandangan rumit menatapku dari seluruh sudut pengadilan.

"Saya ingin menyatakan pendapat dari sudut pandang saya Yang Mulia."

Meski ragu, ayah tetap mengangguk. "Silahkan Pangeran."

"Seperti yang telah terjadi, menurut penyelidikan, selain penyerangan acak dan perampokan di kediaman Marques Wittes, ada juga penculikan yang terjadi. Ada empat orang yang diculik dan tengah ditahan dimarkas sekelompok orang tak dikenal itu. Empat orang yang diculik meliputi seorang koki, dua pelayan dan satu tukang kebun, lalu apa manfaat yang bisa didapat oleh sekelompok orang itu setelah menculik para pekerja di kediaman Marques Wittes?"

Para bangsawan berbisik satu sama lain, duga-dugaan saling melengkapi satu sama lain ketika mereka berdiskusi. Marques Wittes menatapku dengan pandangan rumit, seolah ia juga berpikiran sama denganku.

"Tidak ada. Apa sekelompok orang itu memerlukan uang? Tidak. Mereka sudah merampok dalam jumlah yang besar, ada dua kemungkinan, seperti empat orang itu mengetahui suatu rahasia atau mereka. Seorang mata-mata."

Hening, sekali lagi Marques Wittes melihat keatas dan mengusap janggut tipisnya.

"Saya tidak berpikir jika mereka mengetahui rahasia keluarga saya." Marques Wittes berkata. "Keluarga Wittes tidak pernah mempunyai rahasia yang besar atau yang menimbulkan perselisihan. Maka seperti yang dikatakan Pangeran Mahkota, saya setuju jika mereka adalah mata-mata."

LaevousWhere stories live. Discover now