07-I miss bubu

532 42 5
                                    

"Diam Lo!"

Taeyong ditarik dua kali ganda lebih kasar dan dilempar masuk kedalam kamar. Pintu kamar dikunci dari luar dan kuncinya dipegang oleh Jisung

"Udah gw bilang kan kalau lu berani ketemu sama dia, lu gabakal pernah lihat matahari lagi kan? Itu masih mending! Sekali lagi lo bikin gw marah, ga bakal berhentiin nafas lo anjing!" marah Jisung

"ICHUNG BUKAAA!!"

dor dor dor

"Ichung please buka!" Teriak Taeyong namun Jisung tidak lagi menghiraukannya. Dia sita segalanya yang ada pada Taeyong dari hape hingga ke kad atm

Jisung menendang-nendang meja di ruang tengah untuk melepaskan amarahnya. Dari rapi menjadi tidak teratur. Semuanya itu ulah Jisung

Tanpa sadar ada sedikit air mata mengalir di sudut matanya. Jisung dengan perlahan duduk diatas lantai di samping meja yang baru dia tendang tadi. Tengannya mengacak-acak rambut kerana frustasi

"apa yang susahnya sih? Gw cuma nyuruh jangan ketemu Sungchan? Yang ada malah begini? Sungchan lo emang bener-bener anak sialan" gumamnya

Dia tetlihat sedikit menyedihkan saat ini apalagi dengan air mata yang mengalir di pipinya itu. Dia terkihat benar-benar frustasi. Sebenci apa Sungchan pada Jisung, Jisung lebih membenci dia dua kalli ganda dari yang disangka

[Disisi Taeyong]

Taeyong duduk diatas kasur sambi memeluk bantal dan menatap kosong ke tembok. Dia bingung apakah ini salahannya atau salah Jisung. Nafas beratnya dihembuskan seolah beban hidupnya kembali bertambah setelah bertemu kembali dengan anak sulungnya

"emang dari dulu bunda salah ya?" gumamnya

Dia melihat foto foto masa kecil Jisung. Anak itu sangat periang, bahkan Taeyong sempat berfikir Jisung akan menjadi sosok yang suka berteman dengan orang-orang namun nyatanya...

"apa mungkin bunda seharusnya nurut sama daddy buat gugurin kamu waktu itu? Bunda sayang kamu tapi bukan Jisung begini ya bunda mau" ujarnya

Taeyong meletakkan semula foto itu dan berbaring diatas kasur. Sunyi sepi menghantuinya. Jisung juga seperti sedang tidak melakukan apa-apa karna bunyi berisik tadi menghilang

"loh? ichung nangis?"

Dari kejauhan Taeyong mendengar suara tangisan yang tidak begitu jelas namun memang suara tangisan asli

"itu ichung? Kok nangis? Kalau ichung sampai nangis, berarti yang salah aku dong?"

Jisung juga manusia. Walaupun dia dingin, hatinya tetap akan sakit dan kalau sudah tidak bisa menahan, dia akan tetap menangis seperti orang lainnya

Disisi Jisung
Dia masih berada dopisisi yang sama. Air matanya semakin deras membasahi wajahnya. kedua tangannya memukul sofa yang tidak bersalah itu dengan keras hingga membuat tangannya berubah merah

"ICHUNG?"

Taeyong mencuba memanggil Jisung namun tak kunjung punya jawaban. Disaat ini hubungan Jisung dan Taeyong sedikit merenggang. Taeyong terus mendengar suara tangisan milik Jisung hingga akhirnya berhenti saat mendengar suara motor yang meninggalkan perkarangan rumah

"stres" batin Jisung kemudian melajukan motornya. Dia tidak mempunyai hala tuju yang sah membuatnya berputar-putar di kawasan yang sama selama puluhan minit

Hari-Hari berlalu, Jisung hanya menghantar makanan dan minuman ke kamar Taeyong namun tak pernah berbicara sepatah perkataan pun. Jisung lebih sering mengurungkan dirinys dikamar dan hanya keluar saat perlu menghantarkan makanan pada Taeyong

I Love You, Mom| Jiyong 🔞Where stories live. Discover now