13-Lagi🔞

2K 42 5
                                    

Taeyong membaringkan Jisung diatas sofa dan memgompres memar yang ada di leher putranya itu. Jisung sedikit meringis namun genggaman tangan Taeyong menguatkannya

"Bentar kamu baring disini bunda ambilin makanan"

Jisung menangkap lengan ibunya yang akan segera kedapur. Taeyong menoleh semula kearah Jisung dengan raut wajah yang bertanya kenapa padanya

"Aku bisa jalan kok bunda. Ayo kita makan bareng-bareng" Jisung berjalan bersama Taeyong kedapur dan duduk di meja makan.

Ada yang mulai make 'aku' nih. Siapa ya?

Jisung tersenyum lebar melihat makanan yang melezatkan itu diatas meja. Taeyong langsung saja menghidangkan nasi setelah melihat Jisung yang terlihat begitu teruja untuk makan

"Bunda ada ke toko?" tanya Jisung

"iya ada. Mau marah? Bunda telfon ga kamu angkat. Makanya bunda pergi aja. Maaf ya, jangan marah ntar sakitnya nambah" ujar Taeyong

"Iya tapi kalau bisa lain kali biar aku aja yang ketoko. Bunda gausah keluar dulu soalnya aku takut bunda diculik lagi. Bunda lemah" jawab Jisung

"lemah? Heh bunda ngebesarin kamu itu cukup buat bukti kalau bunda itu kuat"

"lemah fisik maksudnya. Bunda gabisa ngelawan makanya aku khawatir terus kalau bunda jauh. Bunda diam dirumah aja. Ntar aku pasang besi dipintu biar lebih selamat" jelas Jisung

"mau ngurung bunda lagi?"

"No. Cuma waktu aku gaada dirumah doang nanti sore atau cuti baru bunda bebas kemana-mana. Tapi harus ditemanin sama aku"

"heh iya deh. Yaudah makan"

Jisung melahap nasi didalam piringnya hingga bersih. Tindakan Jisung membuat Taeyong kembali dengan perasaanya tadi pagi. Jantung berdegup kencang dan rada merasa aneh

Jisung membersihkan sudut bibir Taeyong dengan tangannya. Itu terdengar normal namun tidak saat Jisung sedikit menatap mata Taeyong lama dan dibalas senyum singkat dari Taeyong

"bunda cuci piring dulu. Kamu ke kamar aja ya?"

"Bentar kok mata bunda agak merah? Sakit?" tanya Jisung

"hehe tadi bunda nonton drama. Nangis" Taeyong terkekeh. Dia sebenarnya malu untuk memberitahu tapi lebih baik jujur daripada jisung keburu overthingking

"hm yaudah. Jisung masuk kamar ya? Jisung ga kunci kok. Kalau ada apa-apa ke kamar aja" Taeyong mengangguk. Jisung dan Taeyong berpelukan singkat sebelum keduanya sibuk dengan hal masing-masing

Besoknya Jisung tidak sekolah. Dia malas bertemu dengan orang di sekolahnya. Dia memutuskan untuk ke bengkel. Motornya sudah harus diperiksa mumpung uang dari hasil kalung yang dijualnya belum habis yakan?

"Serius udah ga sakit?" tanya Taeyong

"Iya gausah khawatir. Aku berangkat ya biar cepet selesai" Jisung memeluk Taeyong. Taeyong masih dihantui perasaan aneh itu. Dia kini merasa tidak nyaman apalagi dangan tangan Jisung yang memegang pinggangnya

"jie.."

"Iya bentar masih pengen peluk"

Taeyong sadar ada tetangga yang lalu dihadapan rumah namun dia tidak bisa apa selain menghentikan kontak mata dengan tetangganya

"udah jie.."

"Cium bibir bunda ga salah kan? Bunda juga sering nyium aku pas kecil"

Jisung menunduk mengecup bibir Taeyong. Langkah Taeyong sedikit berundur karna kaget. Jantung semakin kencang berdegup. Jisung tidak melihat Taeyong sebagai seorang kekasih namun rasanya nyamannya sudah berlebihan hingga baginya ini semua normal

I Love You, Mom| Jiyong 🔞Where stories live. Discover now