CHAPTER: 10

52.3K 3.7K 204
                                    

UDAH 500 VOTE...

BISA GAK PART INI 500 VOTE LAGI?🥺

Komen juga yaa biar saya semangat. Kalau mau nagih, nagih aja gak papa. Kalau mau curhat, dm aja lewat IG feyy.feyy atau mi_amor.fr07

Jangan sungkan.

Dan yuk bantu PROMOSI cerita ini biar makin di kenal dan bisa naik cetak🥺💘

MI AMOR💕

MI AMOR💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡♡♡♡

Shaka membawa makanan yang dibelinya ke rooftop karena Viena bilang ia tidak mau makan di kantin. Katanya tatapan mata orang-orang di kantin menyeramkan seperti akan menerkamnya. Padahal jika Shaka balik memperhatikan. Tatapan mereka biasa saja. Shaka mencari dimana letak menyeramkannya. Namun tidak ketemu.

Yaa... mungkin saja gadis itu malu karena kejadian kemarin dimana ia dengan sengaja menumpahkan minuman pada Katrine.

Shaka pun awalnya tidak menyangka, tapi ketika penghuni lain membenarkan perkataan Katrine, hal tersebut membuat Shaka marah dan kesal.

"Hai, Na." sapa Jhosep ramah.

"Sini gabung. Kebetulan Rayan mesen burger banyak nih." Kini giliran Aska yang berbicara.

"Shaka gak mau di sini juga..." lirih Viena ketika matanya menangkap sosok Aldo yang juga berada di sana.

"Lo maunya dimana? Di Kantin gak mau, di sini juga gak mau."

"Pokoknya gak mau,"

"Kenapa? Apa alasannya?"

"Ya gak mau. Shaka gak perlu tahu." kata Viena.

"Kita makan di sini." Tanpa memperdulikan Viena cowok itu melepaskan rangkulan tangan gadis itu. Tatapan Viena menjadi memelas. Tetapi Shaka malah meninggalkannya dan memilih bergabung dengan teman-temannya.

"Sini, Na. Lo gak mau burger?"

Viena menggeleng pelan. Aldo mendongak, seketika Viena menunduk dalam. Viena mundur perlahan dan pergi dari rooftop.

Melihat itu teman-teman Shaka memberi tahu. Tentu mereka terheran-heran.

"Viena pergi noh."

"Dia kayaknya takut sama Aldo." celetuk Aska dengan tawa meledak.

Aldo yang merasa namanya di sebut sontak mendelik. "Kenapa jadi bawa-bawa gue?" sinisnya tak terima.

"Lah lo kan yang sensi mulu sama Viena. Wajar Viena takut deket-deket lo."

Aldo memutar bola matanya malas. "Viena nya aja yang baperan. Lo tahu sendiri kan gue emang gitu."

"Susul, Ka." Rayan berbicara.

My Little Girl [Completed]Where stories live. Discover now