CHAPTER: 30

32.4K 2.7K 685
                                    

900 Vote yaw ntar lanjut....

Ig: feyy.feyy07
Tiktok: wattpadfiry
Twitter: penikmatkopi

Don't forget to vote and comment!!

♡♡♡♡

Chapter 30: Terluka.

♡♡♡♡

Acara makan malam yang biasa keluarga Rayan lakukan berjalan dengan santai. Ada teman-teman Rayan kecuali Shaka di sini. Kedua orang tua Rayan tidak protes akan kehadiran Viena, begitupun dengan Karin. Mereka malah menyambut Viena dan menanyakan berbagai macam hal pada gadis itu, seperti apa makanan kesukaannya, dan lainnya.

Yang paling antusias adalah Mama Rayan dan juga Karin tak lain adalah tunangan Rayan. Mungkin sebab mereka sama-sama wanita. Bisa memahami tanpa mengatakan langsung.

"Jadi Viena mau nginep di sini?" Karin tersenyum sangat ramah.

"Ada sesuatu yang gak bisa aku jelasin ke kamu, Rin. Tapi ini penting banget. Gak pa-pa kan?"

Karin lagi-lagi meresponnya dengan senyuman. "Ya ampun, Yan. Gak pa-pa lah. Lagian aku percaya sama kamu. Apapun masalahnya aku yakin keputusan kamu adalah yang paling tepat untuk saat ini."

"Rin, tenang aja. Rayan orangnya setia kok! Kita semua anggap Viena ini adek. Kecemasan kita saat ini kayak kakak ke adeknya," kata Aska.

"Bukan cemburu, gue malah makin cinta sama Rayan, dia punya jiwa kepedulian tinggi sama orang lain. Dan gimana kalau sama gue?" Tangan Karin dan Rayan saling bertaut lembut. Tatapan mereka beradu penuh cinta.

"Terus gimana Shaka, Yan?" tanya Karin penasaran. "Kamu bilang Viena sama Shaka bertengkar. Terus kalian kumpul gini tanpa ajak Shaka, memangnya gak pa-pa?"

"Kita sebenarnya gak enak hati. Tapi kita takut Shaka lost control lagi ke Viena," jawab Jhosep.

"Shaka pasti ngerti," gumam Karin. "Ini demi kebaikan Viena."

"Kak Karin!" Viena menghampiri ruang tamu setelah asik berbincang dengan keluarga Rayan.

"Eh? Udah selesai makannya?" tanya Karin dengan senyum mengembang.

"Udah, enak banget!" kata Viena senang. "Aldo, tadi aku diajarin buat origami sama Mama Rayan. Nih, liat..." Viena memperlihatkan burung kertas pada Aldo, menyebabkan laki-laki itu tersenyum.

"Apaan, masa burung warnanya pink!" ejek Aldo.

"Ayam aja ada loh yang warnanya pink! Masa burung gak ada!!" seru Viena.

Yang lain tertawa kecil.

"Aldo pasti gak bisa buatnya!"

"Lah bisa gue! Dari umur 1 tahun gue bisa buat kertas origami!!"

"Emang iya?" beo Viena.

"Jangan dipercaya, Na!" seru Aska.

"Nih anak emang suka boong!" timpal Jhosep seraya menempeleng kepala Aldo.

"Sini, Na, gue ajarin." Aldo meminta Viena untuk duduk di sebelahnya.

Viena nurut-nurut saja toh Aldo akan mengajarkannya banyak hal tentang kertas warna-warni ini.

Benar saja. Aldo memang tahu banyak tentang keahlian lipat melipat. Bentuk yang Aldo buat selalu sulit dan unik seperti kupu-kupu, love dan lainnya. Tidak seperti Viena yang hanya mengerti burung. Itupun mudah.

My Little Girl [Completed]Where stories live. Discover now