CHAPTER: 41

28.9K 2.5K 211
                                    

Heloo maaf baru up huhuhu, stres mikirin dimana mau kerja. P info loker dong🥺

AKU KETIK BANYAK!! KOMEN YAA!!!

guys! Mau nanya kalau Princess-nya Shaka ada ver novel, mau pada beli ga??🥺🦋 Jawab yaaa.

Don't judge.

Don't forget to vote and comment.

♡♡♡♡

Chapter 41: Perempuan Lain?

♡♡♡♡

Bukan hal baru mendapati Viena menangis. Bukan hal baru melihat Viena merengek. Baru beberapa hari Viena berada di rumahnya Rayan tahu dan merasakan apa yang Shaka rasakan jika bersama gadis itu. Ternyata seperti ini. Rasanya begitu baru karena selama ini Rayan jarang bertemu gadis yang suka merengek.

"Rayan, Shaka bilang aku dan dia harus jadi teman saja. Tidak boleh berpacaran seperti Rayan dan Kak Karin. Aku juga mau seperti itu. Kalau hanya berteman, aku gak memiliki hak besar terhadap Shaka." Saat mengatakan itu Viena terlihat sangat manis.

Rayan menatapnya dari sofa singel. Sedangkan Viena tengah berbaring lesu di sofa panjang.

"Rayan...." rengek Viena.

"Hm?"

"Mau ke apartemen Shaka...." pintanya memohon.

"Gue banyak urusan di rumah. Nanti aja gak pa-pa?"

Viena sempat mengerucut sebal. Tetapi akhirnya mengangguk juga. "Gak pa-pa deh! Kalau boleh tahu Rayan sedang apa?" Viena memperlihatkan Rayan yang tengah berkutat laptop miliknya.

Rayan melirik, duduknya jadi berpindah ke sofa yang di duduki Viena. Kini duduk mereka bersampingan dan bisa dikatakan sangat dekat.

"Ada projek sekolah. Ketua OSIS minta tolong gue buat bikin banner buat promosi angkatan baru."

"Mau liat! Mau liat!" seru Viena antusias.

Rayan menyungging senyum tipis. Layar laptop diarahkan ke hadapan Viena. Desain banner dengan ukuran 16:9 terlihat jelas. Di banner terdapat foto Shaka dan banyak orang lainnya.

"Kok ada Shaka sama Rayan di sana?"

"Gue dan Shaka itu murid penting, makanya foto kita ada di banner."

Viena mengangguk-angguk paham.

"Lo bakalan terus nunggu?" Rayan tiba-tiba mengubah topik membuat Viena menoleh bingung.

"Maksud Rayan apa?"

"Lo dan Shaka temenan kan? Tujuan lo udah pasti gagal, Na. Lalu lo bakal terus nunggu Shaka di sini?"

"Aku rasa... Keputusan Shaka yang lalu gak benar-benar diputuskan olehnya."

"Dengerin gue, Na." Rayan berkata sembari menegakkan tubuhnya beserta Viena. Tutur tubuhnya seolah mengajak Viena untuk ikut serius dalam obrolan kali ini.

Entah Viena salah lihat atau tidak kedua kata Rayan pun tampak dalam ketika menatapnya. Laki-laki itu sedikit mencekram bahu Viena pula.

"Kalau hubungan lo sama Shaka gak berjalan seperti seharusnya, lebih baik lo pulang. Di sini lo bakalan makin sakit. Kita gak tahu kan apa alasan Shaka nolak lo?"

"Gimana kalau Shaka punya pacar? Atau punya cewek lain makanya gak bisa bareng lo?"

Viena tertegun.

Kemungkinan lain yang belum Viena ketahui kini Rayan beri tahu. Ketakutan mengenai Shaka yang sudah mempunyai pilihan wanitanya sendiri membuat Viena dirundung rasa takut. Gadis itu gelisah.

My Little Girl [Completed]Where stories live. Discover now