[S1] CHAPTER 10: PERMINTAAN

1.3K 101 63
                                    

YOU POV

Atensiku mengerjap dengan perlahan hingga aku menyadari terbangun di sebuah ruangan asing bersama seorang lelaki yang baru saja aku kenal. Kilasan kejadian saat lelaki itu mengancam ku menggunakan senjata api hingga bermain di dalam mobil kembali terlintas dalam ingatanku, membuat rasa takut dan cemas di dalam diriku perlahan bangkit. Aku tahu, ia tak lebih buruk dari Jay Park atau Jake Sim, yang jelas lelaki yang tertidur di sampingku ini sudah berjanji akan melindungiku.

Namun, apakah aku bisa mempercayainya? Apa Sunghoon murni ingin menolongku atau hanya bermain-main dengan masalah yang sedang aku hadapi. Hanya lelaki itu yang tahu, namun hatiku menuntun untuk tidak menaruh kepercayaan lebih padanya karena biar bagaimana pun, Hyunjin akan tetap mencariku bahkan sampai ke ujung dunia untuk bisnis haramnya itu.

Krek!

Tanpa sadar, aku menyobek kulit pinggiran ibu jariku sendiri sampai mengeluarkan darah. Aku sering melakukannya jika merasa cemas dan takut berlebihan, seperti saat ini, walaupun pelukan Sunghoon terasa nyaman tapi aku tak boleh tenggelam dalam perangkapnya. Aku harus meninggalkan tempat ini secepatnya dan menjauh dari keempat anak mafia itu. Yang ada dalam pikiranku saat ini hanyalah kebebasan sehingga saat perutku terasa melilit hingga memancing rasa mual memenuhiku, berusaha aku tahan sekuat tenaga untuk bisa meninggalkan apartemen ini tanpa diketahui siapapun.

Berusaha aku bangkit dari kasur lelaki itu tanpa membuat suara sedikitpun, aku ambil semua barangku mulai dari tas hingga sepatu milikku. Setelah berhasil keluar dari kamar lelaki itu, aku menyelinap menuju lift yang membawaku menuju lantai dasar, lalu mencari jalan keluar yang tidak memiliki penjagaan oleh anak buah Sunghoon. Aku berusaha tahan sekuat tenaga sakit yang melanda tubuhku hingga berhasil keluar dari apartemen itu tanpa sepengetahuan siapapun.

Tujuanku saat ini hanya mencari sebuah motel atau hotel yang murah untuk bisa aku tempati sementara waktu sampai rasa sakit di tubuhku menghilang. Tak hanya diperut, selangkangan, tangan hingga kakiku terasa sangat pegal yang membuat langkahku sedikit melambat. Aku tak sadar terus menyobek kulit ibu jariku sampai membuat darahnya menetes ke jalanan, aku baru menyadarinya saat ada seorang anak kecil yang menunggu di lampu merah, melihat darah yang menetes dari ibu jariku. Ia menunjuk ke arahku sambil mengatakan, "Mama, tangan kakak itu berdarah!".

Langsung aku seka menggunakan bagian dalam baju yang aku kenakan lalu menyebrang saat lampu telah menunjukkan warna hijau. Tujuan utamaku sebuah motel yang berada tak jauh dari gedung apartemen Sunghoon. Aku buka satu kamar menggunakan nama samaran Karin, namun saat diminta kartu tanda pengenal, terpaksa mereka mencatat dengan nama asliku yang semakin membuatku merasa ketakutan. Tapi tak apa, tak mungkin juga Sunghoon atau Hyunjin mencariku sampai ke motel ini.

Sesampainya aku di kamar motel tersebut, aku keluarkan isi perutku di kamar mandi sambil terus menangis memegangi perutku yang terasa sakit. Rasanya tubuhku lemas sekali, padahal rasa sakit itulah yang membangunkan ku dari tidur yang panjang, namun karena aku merasa begitu ketakutan, aku bisa menahan segalanya sampai menemukan tempat yang aku rasa aman.

Aku bersihkan mulutku lalu berbaring di atas kasur dalam motel tersebut. Tak memperdulikan keadaan diluar yang telah berangsur sepi karena memasuki tengah malam. Mungkin aku memang harus lebih banyak beristirahat agar keadaan tubuhku membaik, namun baru aku ingin terlelap tidur, perutku kembali terasa sakit seperti menusuk di ulu hatiku. Aku berlari ke arah kamar mandi, berusaha memuntahkan isi perutku lagi namun tak berhasil karena aku sudah tak memiliki apapun lagi. Tangisanku pecah sejadi-jadinya dalam kamar mandi tersebut saat ku lihat pantulan diriku yang sangat kacau dari cermin pada kamar mandi.

Aku hanya ingin hidup bahagia, apakah salah?

Aku berjalan menuju kasur dan kembali berbaring. Kini, aku tenggelamkan seluruh tubuhku ke dalam selimut, berusaha menahan rasa sakit yang begiyu memenuhi tanpa memperdulikan apapun. Aku terus tertidur sambil memeluk lututku dalam posisi menyamping. Keringat dingin membasahi tubuhku hingga membuatku merasakan sesak dalam selimut ini. Aku tak berniat keluar, hingga tiba-tiba aku merasakan selimutku yang tersingkap dengan sendirinya. Detik itu juga aku tersadar atas keberadaan seorang lelaki dalam kamar ini.

Lelaki itu begitu terkejut setelah melihat keadaanku sampai kembali menyembunyikan senjata api yang ia pegang ke dalam jaket miliknya. Ia elus puncak kepalaku dengan lembut lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?" yang refleks memecah tangisanku semakin kuat. Aku gelengkan kepalaku, "Sakit sekali.." terdengar begitu lirih sampai membuat Jay kalang kabut dan meminta anak buahnya untuk, "Siapkan mobil di bawah, kita bawa Y/n ke rumah sakit sekarang!!" pada anak buahnya.

Dengan penuh kelembutan Jay menggendongku yang mau tak mau membuatku melingkarkan kedua tanganku pada lehernya. "Kau pucat sekali, apa yang terjadi padamu sebenarnya?" tanya Jay begitu khawatir. Beberapa anak buahnya juga membantu membawakan barang-barangku.

Lelaki itu menatapku dalam gendongannya, namun kesadaran ku rasanya sudah dibatas ketahanan, aku hanya meminta lelaki itu, "Ku mohon, jangan bawa aku kembali pada Hyunjin, perutku sakit sekali.." seperti tidak sadar, padahal aku tahu ia berniat membawaku ke rumah sakit. Yang dapat aku rasakan terakhir kali saat Jay menatapku sendu sambil mengatakan, "Tak ada yang ingin membawamu kembali pada Hyunjin, jangan tertidur dulu yaa sampai kita sampai di rumah sakit." namun, mataku terasa begitu berat hingga akhirnya terpejam saat Jay membawaku masuk ke dalam mobil miliknya.

Aku sempat merasakan lelaki itu yang begitu kalang kabut dengan terus berusaha agar membuatku kembali tersadar, namun tubuhku terasa begitu lemah. Bahkan saat Jay menggendong tubuhku tadi terus bergetar tanpa terkendali yang menandakan aku sedang tidak baik-baik saja. Aku harap Jay benar membawaku ke rumah sakit sehingga-

Kesadaran ku hilang begitu saja.

TBC

COLLYWOBBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang