[S2] CHAPTER 11: PERHATIAN

1.4K 110 61
                                    

AUTHOR POV

"Nona Y/n memiliki gerd yang akan kambuh jika ia merasa stress atau depresi, keadaannya cukup parah sehingga harus dirawat selama beberapa hari disini. Saya juga akan menjadwalkan bertemu dengan psikiater karena nona Y/n menunjukkan tanda-tanda depresi berat. Mungkin anda bisa meluangkan banyak waktu untuk kekasih anda, buat hatinya merasa bahagia, hanya itu cara satu-satunya meringankan penyakit gerd yang ia derita. Jangan telat makan dan untuk sekarang, nona Y/n harus menghindari makanan yang pedas, keras, santan dan kacang-kacangan." Jay Park mendengarkan dengan seksama masukan dari dokter mengenai kesehatanmu.

Lelaki itu telah membawamu ke sebuah IGD rumah sakit yang terletak tak jauh dari motel tempatmu menginap. Setelah dijelaskan mengenai berbagai tindakan yang akan kamu terima, Jay akhirnya dipersilahkan masuk untuk menemanimu sambil menunggu kamar rawat disiapkan oleh pihak rumah sakit. Seluruh keperluan administrasi telah diurus oleh anak buah lelaki itu, termasuk biaya yang harus kamu keluarkan untuk tindakan gawat darurat yang kamu terima. Walaupun kamu memiliki asuransi kesehatan dari instansi tempatmu bekerja, lelaki itu tak ingin menggunakannya dan memilih membayar biaya rumah sakitmu sendiri.

Jay masuki sebuah bilik dalam instalasi gawat darurat, jantungnya berdegup sangat kencang apalagi setelah melihat tubuhmu yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Kesadaran mu telah kembali, namun hal itulah yang Jay takutkan, saat kesadaran mu kembali pasti akan membuatmu merasa ketakutan atas kehadirannya. Berusaha lelaki itu tak membuat gerakan yang memancing rasa takut dalam dirimu, ia hanya mendudukkan diri pada kursi yang telah disediakan lalu menatap dirimu yang masih memejamkan mata.

"Aku tak tahu kamu memiliki gerd." gumam lelaki itu, niat hati ingin memulai percakapan ringan denganmu. Namun, kamu yang akhirnya tersadar atas kehadiran Jay Park pun mulai meringis seperti ingin menangis.

"Jangan takut, aku tak akan mencelakai mu." ujar lelaki itu yang malah balik merasa takut atas dirimu. Jay hanya takut kamu mengamuk dan membongkar seluruh kejahatan yang ia lakukan pada hidupmu. Jay hanya tak ingin kamu menjauh dari kehidupannya lagi.

Kamu hembuskan napas kasar, "Apa yang kamu inginkan, Jay Park?" tanya mu, sangat berbanding terbalik dari reaksi yang Jay Park takutkan. Kamu malah terlihat lebih tenang setelah lelaki itu mengatakan tidak memiliki niat buruk padamu.

"Menjagamu, hanya itu." Singkat, padat dan Jay rasa dapat kamu pahami dengan baik. Alasan itu juga yang memancingmu menoleh ke arah lelaki tampan itu,

"Aku akan mengembalikan uang yang kau berikan padaku." ucapmu, malah mengungkit hal lain yang tidak Jay Park pikirkan.

"Tak perlu, itu untukmu." jawabnya.

"Apa kau memang suka membayar keperawanan seseorang?" tanyamu lagi, sukses membuat lelaki itu terkejut sampai menoleh ke sekeliling bilik tempatmu dirawat saat ini.

"Aku tak menganggap seperti itu dan aku tak pernah mendapatkan hal itu dari siapapun kecuali dirimu. Bisakah kita tak membicarakan hal itu disini?" bisik Jay, merasa sangat tak nyaman dengan percapakan tersebut. Kamu yang merasa berhasil membuat lelaki itu kesal pun hanya terdiam sambil mengulaskan senyuman sinis tanpa menatap ke arah Jay.

Berhubung, suasana hening ini membuat Jay Park semakin tak nyaman, ia kembali bertanya untuk memulai percakapan ringan denganmu. "Kau ingin apa?" tanya Jay Park begitu kaku. Bahkan, lelaki itu tak bisa mengutarakan dengan jelas niatnya dalam percakapan yang ia buat untukmu.

"Kalian melepaskan hidupku!" jawabmu yang tentu tidak membuat Jay Park puas.

"Tak bisa".

"Kenapa?" tanyamu balik.

"Aku ingin mengajakmu ke Maldives." Sungguh aneh tapi jawaban tidak nyambung itulah yang membuatmu sedikit menaruh perhatian pada lelaki itu.

"Aku tak mau." jawabmu terkesan dingin.

COLLYWOBBLESWhere stories live. Discover now