[S1] CHAPTER 6: MAFIA LAIN

89 12 0
                                    

YOU POV

Waktu telah menunjukkan pukul lima sore, setelah menutup perpustakaan tempatku bekerja. Aku berniat pulang ke apartemen untuk mengistirahatkan diri. Berusaha melupakan kejadian mengerikan yang semalam terjadi, namun baru beberapa langkah aku meninggalkan gedung perpustakaan, seorang laki-laki datang menghampiriku bersama lima anak buahnya yang bertubuh kekar. Lelaki itu adalah lelaki yang semalam menjual ku pada anak mafia bernama Jay Park. Ya, Hyunjin datang bersama anak buahnya sambil mengulaskan senyum menggoda untukku.

"Selamat sore, nona Y/n." sapa lelaki itu, meminta anak buahnya untuk berdiri mengelilingiku agar tak berusaha kabur dari sisinya. Aku telan ludahku dengan susah, seiring rasa takut yang semakin memenuhi ku. Kakiku terasa lemas seiring keringat dingin yang keluar membasahi tubuhku. "Ada apa lagi?" tanyaku masih berusaha tenang dalam situasi mencekam ini. Sudah aku duga, ia tak akan melepaskan aku begitu saja.

"Masih ada dua anak mafia lagi yang harus kau layani. Kau harus ikut kami sekarang!" ujar lelaki itu kemudian menarik tanganku secara baik-baik untuk mengikutinya masuk ke dalam mobil alphard yang terparkir tak jauh dari gedung perpustakaan tempatku bekerja. Aku mengikuti saja semua yang lelaki itu perintahkan, tak ingin membuat keributan lagi dengan berusaha melepaskan diri, pada akhirnya aku tetap tak bisa pergi begitu dari kehidupan kelam ini, apalagi setelah semua yang aku lalui tadi malam.

Sepanjang perjalanan, Hyunjin berusaha mengajakku berbicara namun aku tak ingin merespon ucapan dan beberapa pertanyaan lelaki itu. Aku hanya mengatakan satu ucapan yang memancing tawa Hyunjin beserta anak buahnya dalam mobil tersebut, bukan sebuah candaan hanya sebuah ungkapan yang mewakili perasaanku saat ini yaitu, "Aku lapar". Setelah puas tertawa Hyunjin perintahkan anak buahnya untuk menyiapkan makanan untuk aku santap setelah sampai di club malam tujuan kami. Clubnya masih sama seperti yang semalam aku kunjungi bersama Niki, bahkan ruangan yang mereka pesan masih berupa permaisuri room yang persis seperti Jay Park pesan tadi malam.

Setelah membersihkan diri, Hyunjin mengajakku menyantap beberapa menu andalan club malam ini di sebuah meja bersama seorang wanita yang aku yakini adalah Mucikari. "Cantik, polos, dan murni. Memang tipe seperti dia banyak yang dicari, terutama para anak mafia seperti Jay Park, lebih senang meniduri gadis perawan ketimbang gadis jualan mami." ujar wanita itu disela sesi makan kami. Aku hanya terus mengunyah makanan di mulutku tak peduli saat mereka terus membicarakan ku sambil memperhatikanku dengan seksama. Yang penting, perutku terisi sehingga aku memiliki tenaga untuk melalui kegiatan nanti malam.

"Tapi yang membuatku terkejut adalah Lee Heeseung yang tumben sekali tertarik dengan wanita yang aku tawarkan. Biasanya ia hanya akan terus memantau Jake sampai kami mengira kalau lelaki itu penyuka sesama jenis. Mereka tak meminta perawan sih hanya gadis yang bisa dipakai berdua secara bersamaan dan Y/n harus kami latih untuk hal itu." ujar Hyunjin semakin meruntuhkan semangat hidupku. Seorang gadis yang bisa dipakai secara bersamaan? Oh tuhan, aku bukan gadis seperti itu.

Setelah selesai dengan makananku, Hyunjin memberikan sebuah obat untukku, yaitu sebuah obat yang akan melancarkan pencernaan ku. Dia bilang sih seperti itu, tapi aku tak ingin mempercayainya seratus persen. Aku pun meminum saja obat yang ia berikan ketimbang mendapatkan hukuman lagi dari lelaki itu. Aku dipersilahkan untuk tidur selama beberapa jam sambil menunggu kedatangan para tamu yang menyewaku. Namun, baru beberapa menit aku berbaring di sebuah kursi, aku merasakan mules yang teramat sangat di perutku sehingga memaksaku pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan seluruh isi perutku.

Benar-benar seperti keluar semua termasuk makanan yang sebelumnya aku konsumsi. Aku pun merasakan lemas yang teramat sangat akan kejadian tersebut. Setelah merasa lumayan lega, aku keluar dari kamar mandi itu dan kembali membaringkan diri di sebuah sofa. Namun, lagi-lagi perutku terasa melilit hingga memaksaku berlari ke dalam toilet yang berada di ruang tersebut lagi. Namun, belum sempat aku menutup pintunya, Hyunjin ikut masuk ke dalam toilet tersebut sambil mengatakan, "Obat yang tadi berfungsi untuk mengosongkan isi perutmu, tak apa keluarkan saja, setelah itu biar aku bantu cara membersihkan lubang belakangmu agar siap digunakan".

Owalah, jadi ini tujuan Hyunjin memberikan obat tersebut? Sialan, aku tak kepikiran sampai sana. Aku pun tak peduli walau harus melepaskan dress yang aku kenakan beserta lingerie celana di tubuhku di hadapan lelaki itu, yang penting isi perutku keluar dulu dalam toilet ini. Hyunjin pun begitu sabar menungguku sambil mendudukkan diri di atas meja wastafel dan menikmati rokok miliknya. Setelah aku merasakan lega, aku berniat cebok menggunakan air dan disaat itulah Hyunjin menuntunku untuk membersihkan lubang belakangku menggunakan air tersebut. Setelah aku rasa bersih, lelaki itu keluar dan memberikan aku waktu untuk membersihkan diri, beruntung aku belum mendandani wajah hingga rambutku sehingga aku bisa mandi hingga bersih di toilet tersebut.

Setelah selesai membersihkan diri barulah Hyunjin meminta seorang penata rias untuk mengurusi segala keperluanku, mulai dari memberikan dress baru yang lebih minim dari sebelumnya, mendandani wajah hingga rambutku tak lupa memberikan body mist di sekujur tubuhku. Setelah selesai berdandan aku buka handphone milikku sambil menunggu kedatangan dua anak mafia bernama Jake dan Heeseung di sebuah meja bersama Hyunjin dan beberapa orang temannya. Aku berusaha membiasakan diri dengan mereka semua hingga aku menyadari ada 20 panggilan tak terjawab dari kekasihku, Niki.

Aku gigit bibir bawahku sambil merangkai kata untuk membuat kebohongan agar Niki tak khawatir. Aku pun mengirim pesan padanya, "Nuna sedang berada di rumah salah seorang teman nuna. Mungkin akan pulang besok pagi. Jangan khawatir berlebihan, sayang, okay?" yang langsung dibaca dan dibalas lelaki itu dengan, "Teman kah Hyunjin? Nuna tak mendengar panggilanku saat nuna dibawa masuk ke dalam mobil lelaki itu? Kenapa nuna tak memberontak? Apa nuna mulai menyukai kegiatan tersebut?" sukses membuat jantungku berdegup sangat kencang. Belum sempat aku balas pesan tersebut, Hyunjin tiba-tiba menyenggol lenganku seiring dua lelaki yang datang menghampiri meja kami. Perhatian dua lelaki itu tertuju padaku yang memaksa Hyunjin mengambil paksa handphone milikku tersebut. Aku pun ikut bangkit guna memberikan salam pada mereka. Terlihat sangat tampan walau keadaan ruangan ini sangatlah remang cenderung gelap.

 Terlihat sangat tampan walau keadaan ruangan ini sangatlah remang cenderung gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Y/n, ini Heeseung dan Jake Sim yang ingin bertemu denganmu. Kau bisa pergi bersama mereka ke lantai atas. Okay?" ujar Hyunjin sebagai kode agar aku mengikuti perintahnya yang memintaku menghampiri kedua lelaki itu. Dengan ragu aku berdiri di antara keduanya, namun lelaki bernama Jake Sim ini terlihat begutu semangat atas diriku dengan melingkarkan tanganku pada lengannya. Dengan sedikit ragu, lelaki bernama Heeseung itu menggandeng tanganku penuh kelembutan, "Selamat bersenang-senang bos!" ucap Hyunjin pada kedua anak mafia itu. Mereka sangat harum dan tinggi. Aku menyukai lelaki yang tampan sekaligus tinggi.

"Aku sangat tak sabar untuk malam ini." ucap lelaki bernama Jake Sim itu sambil sesekali menoleh ke arahku dan mengulaskan senyuman manis di wajahnya. Senyuman yang terlihat berbeda dari lelaki lain, aku menyukainya.

TBC

COLLYWOBBLESWhere stories live. Discover now