[S1] CHAPTER 5: DENDAM

66 12 0
                                    

AUTHOR POV

Seorang laki-laki bersama lima temannya sedang menikmati rokok yang mereka bakar di sebuah atap gedung sekolahan bergengsi di kota Seoul, Korea Selatan. Laki-laki itu tak henti memegangi luka di perutnya yang telah diobati oleh perawat sekolah. Ya, walau luka itu ia dapatkan dari luar lingkungan sekolah, Niki tetap meminta perawat untuk membantu memberi obat di lukanya. Sambil menunggu semua anggota gengnya berkumpul, lelaki itu hanya terus diam sambil menikmati rokok miliknya. 

Setelah beberapa siswa lagi datang dan bergabung dalam perkumpulan itu, Niki perlihatkan sebuah foto selfie wanita cantik yang tak lain adalah dirimu. "Coba kalian lihat?" tanya Niki mengandung banyak arti. Teman-temannya pun langsung mengerubungi lelaki itu untuk melihat foto yang Niki berikan pada mereka.

"Cantik sekali bos!" jawab seorang teman Niki bersurai blonde. 

"Cantik banget, gebetanmu bos?" tanya seorang lagi. 

"Seperti pernah melihat mba-nya, kalau tak salah dia mba-mba yang bekerja di perpustakaan daerah."  duga seorang teman Niki, tepat mengenai sasaran. Niki pun hanya tersenyum tipis saat mendengar temannya memberikan pendapat yang sama. 

"Dia kekasihku yang pernah aku bilang ke kalian." jawab Niki sukses membuat semua temannya terdiam. "Cantik banget bos, pantes kalau bos ditawarin cewe cantik di sekolah selalu ditolak!" ucap seorang lelaki bersurai merah yang tak lain adalah orang kepercayaan Niki di sekolah ini. Semua teman lelaki itu memanggil Niki dengan sebutan bos karena memang anak itu sangat jago dalam bela diri, apalagi Niki memiliki latar belakang dari negara Jepang yang bagi sebagian masyarakat sangat kental dengan kelompok kriminal bernama Yakuza. Niki mengaku memiliki akses ke kelompok kriminal tersebut, padahal ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan ayah kandungnya yang memutuskan untuk mengabdi pada kelompok kriminal itu. Niki hanya memiliki ibu kandung yang hidup melarat di negara Jepang. 

"Apa kau ingat lelaki bernama Hwang Hyunjin, Domin-ssi?" tanya Niki pada seorang temannya yang mengenalkan Niki pada Hyunjin pertama kali. Lelaki bernama Domin itu pun menganggukkan kepala, ia tak mengetahui apapun soal permasalahan yang Niki hadapi bersama Hyunjin.

"Tentu saja aku ingat bos," jawab Domin begitu bersemangat. Niki pun tersenyum tipis lalu membuka kemejanya untuk memperlihatkan luka di perutnya, "Lihat luka yang temanmu itu buat di tubuhku!!" bentak Niki sukses mengejutkan semua orang di atap gedung sekolah tersebut. 

"Jadi, semalam aku mengajak kekasihku bertemu dengan temanmu itu untuk membeli obat psikotropika. Bukannya memberi obat, Hyunjin malah menculik kekasihku untuk ia jual ke seorang anak mafia bernama Jay Park. Luka ini aku dapatkan dari upaya menyelamatkan kekasihku yang mereka culik secara paksa." Niki akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi dengan mata yang berkaca-kaca menahan emosi yang begitu memenuhinya. Teman-teman Niki yang mendengar cerita tersebut pun ikut bersedih dan kesal. Domin yang mengenalkan Niki dengan Hyunjin pun hanya bisa menundukkan kepala, dipenuhi perasaan bersalah dan menyesal pada lelaki itu. 

"Jay Park adalah anak mafia yang paling berkuasa di kota ini bos." seorang teman Niki pun mengatakan kenyataan yang semakin membuat Niki kesal. Niki putar bola matanya dengan malas lalu bertanya, "Lalu, kenapa jika ia berkuasa?" tanya Niki sukses membuat semua orang terdiam. 

"Dia meniduri kekasihku, lalu haruskah aku diam dan menuruti saja seluruh perkataannya?!!" tanya Niki dipenuhi emosi hingga menaikkan nada bicaranya. Ada setetes air mata yang mengalir membasahi wajah lelaki itu, sukses menggetarkan hati teman-temannya.

"Tidak bos, kita harus membalas semua yang mereka lakukan!" teriak seorang teman Niki sukses memecah semangat dalam kelompok itu. Niki pun bangkit dari duduknya kemudian naik ke sebuah meja untuk mengatakan, "Apa kalian mau membantuku membalaskan dendam pada anak mafia itu?!!" tanya Niki yang langsung mendapat teriakan penuh semangat oleh teman-temannya. "Iya, kami siap membantu bos!" jawab semua teman Niki termasuk Domin yang mengenalkan Niki pertama kali pada Hyunjin. 

"Panggil semua anggota gangster yang kalian kenal dari sekolah lain untuk berkumpul nanti malam di gedung apartemenku! Okay?!! Kita harus membalas tusukan dengan tusukan, pukulan dengan pukulan terutama untuk lelaki bernama Hyunjin dan Jay Park!" teriak Niki semakin memecah semangat bagi teman-temannya. Niki memang menjadi tokoh yang sangat diidolakan banyak orang, tak hanya pintar dalam pelajaran, anak itu juga pintar dalam hal bela diri, selalu membangkitkan suasana dengan kejahilannya, tak mudah menaruh dendam dan kesal pada orang lain, selalu menciptakan perdamaian tapi di titik ini Niki tak bisa lagi menahan segalanya. Ia berniat mengajak seluruh temannya untuk membalaskan dendamnya pada Hyunjin dan Jay Park agar mereka tak menganggu hidupmu lagi. Rasa sakit di perut rasanya tak sepadan dengan rasa sakit yang Niki rasakan di hati akibat melihat secara langsung kekasihnya ditiduri secara brutal oleh Jay Park.

Apalagi setelah mengetahui niatmu yang ingin mengakhiri hubungan kalian, Niki tak peduli walau kali pertamamu sudah terenggut secara paksa oleh orang lain, tapi ia tak ingin orang yang dicintainya ikut pergi dari kehidupannya. Niki rela melakukan apapun hanya untuk menyelamatkanmu. Ini demi harga diri lelaki itu juga. 

"""""""""""""""""
YOU POV

Aku menatap kosong rak buku yang seharusnya aku rapikan, tak memiliki semangat untuk melakukan apapun terutama pekerjaan yang membutuhkan tenaga seperti ini. Pikiranku terus tenggelam pada kejadian yang semalam aku lalui, saat Jay Park meniduriku secara brutal. Memecah tangisan yang sedari tadi berusaha aku tahan, aku ketakutan dan merasa waspada akan banyak hal yang sebenarnya tidak akan menganggu keselamatan ku.

Aku gigit bibir bawahku saat tanpa sadar jari telunjukku bergerak merusak buku di tanganku, hingga sapaan seorang wanita menghambur lamunanku, "Y/n-ah!". Langsung aku hapus air mata yang mengalir membasahi wajahku dan menoleh ke arah rekan kerjaku tersebut. 

"Ada seorang lelaki yang mencarimu." ujar rekanku bernama Minju tersebut. Aku pun mengikuti langkah kaki Minju yang mengantarkan aku menemui seorang lelaki yang mencari ku. Dari belakang sih seperti aku tak mengenalnya, tetapi setelah lelaki itu berbalik.

 Dari belakang sih seperti aku tak mengenalnya, tetapi setelah lelaki itu berbalik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jantungku rasanya berhenti berdetak. Sekujur tubuhku berubah menjadi kaku, seiring rasa takut semakin memenuhi ku. Lelaki itu turunkan masker di wajahnya untuk memberikan aku senyuman manis menggoda. 

"Kok pergi diluan? Handphone dan tasmu tertinggal di kasurku nih." Sengaja ia mengatakan itu di depan beberapa rekan kerjaku yang memang memperhatikan kami sambil berbisik-bisik. Wajar saja karena Jay mengajakku berbicara tepat di depan meja yang menjadi batas antara ruang kerja dan wilayah perpuskaan tersebut. 

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan suara yang sangat pelan agar tak di dengar siapapun. 

"Lain kali, handphone tuh diberi password, sayang. Aku sudah mentransfer uang ke rekeningmu, kalau kurang bilang saja yaa. Semangat bekerjanya." Jay mengatakan itu sambil mengelus wajahku menggunakan tangannya yang sukses memecah kehebohan di antara rekan kerjaku. Lelaki itu terus memberikan aku senyuman manis penuh arti, sebelum ia kembalikan handphone dan tas tersebut padaku. 

Aku periksa handphone milikku, terdapat pesan masuk dari sms banking yang menunjukkan ada beberapa trasaksi yang masuk pagi ini. Jika aku totalkan, mungkin sekitar 150 juta uang yang masuk ke rekening pribadiku. Langsung aku tatap lelaki di hadapanku, tak percaya. 

"Terima kasih kembali, aku pergi dulu ya sayang." Belum sempat aku berbicara untuk menanyakan maksud lelaki itu mengirimkan banyak sekali uang ke rekeningku, Jay malah mencium bibirku singkat dan bergegas pergi meninggalkan perpustakaan ini diikuti dua anak buah di belakangnya. Aku hanya bisa memandang punggung lelaki itu yang pergi menjauh hingga rekan kerjaku datang dan menanyakan, "Dia kekasihmu eonni? Tampan sekali!". Ah, bukan ini reaksi yang aku harapkan. 
 

TBC

COLLYWOBBLESWhere stories live. Discover now