[S2] CHAPTER 13: AWAL BERTEMU

1.1K 97 34
                                    

AUTHOR POV

Waktu telah menunjukkan pukul empat dini hari. Niki tak bisa tertidur, walau ia telah memastikan dirimu terlelap dalam pelukannya. Ketakutan terus menyelimuti lelaki itu, Niki hanya tak ingin kecolongan untuk kesekian kalinya dalam hal menjagamu. Ia tak peduli walau dirinya harus terjaga seharian penuh, yang penting dirimu masih berada di sisinya dalam keadaan aman tanpa luka sedikitpun.

Hati Niki begitu sakit atas keadaanmu yang hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan leher yang dipenuhi bekas kebiruan serta tangan yang terhubung pada selang cairan infus. Niki tahu, Hyunjin telah menjualmu pada seorang anak mafia bernama Sunghoon. Hal seperti inilah yang membuat Niki takut, ketika para berandalan itu tak bisa melepaskan dirimu begitu saja. Niki begitu merasa bersalah telah mengajakmu ke club malam dan bertemu dengan Hyunjin serta beberapa anak buahnya.

Jika waktu bisa diputar ulang, Niki akan kembali pada kali pertama dirimu menyadari keberadaan Niki di sekitaran mu. Hari itu, Niki sangat bahagia karena berhasil mendapatkan nomor handphone-mu yang membuat hubungan diantara kalian semakin dekat. Niki begitu menyukaimu, padahal ia tak pernah mengunjungi perpustakaan sesering ini sebelumnya. Niki seolah mendapatkan tujuan hidup lagi saat tak sengaja melihatmu merapikan rak buku saat Niki menemani seorang teman wanitanya untuk meminjam buku. Niatnya sih hanya ingin menemani temannya untuk meminjam buku yang akan mereka gunakan sebagai pedoman dalam mengerjakan tugas kelompok. Tapi semenjak hari itu, Niki terus mengunjungi perpustakaan tempatmu bekerja, berusaha menarik perhatianmu melalui berbagai cara. Hingga tak sengaja Niki menemukanmu dalam kondisi mabuk bersama dua orang lelaki yang tidak dikenal. Niki langsung memainkan peran sebagai adik laki-lakimu untuk menyelamatkanmu dari mereka dan keesokan harinya kamu terbangun dalam kondisi Niki yang masih berada di dalam apartemenmu. Ia tertidur di sofa ruang tengah dengan masih menggunakan seragam miliknya. Niki dapat membuka kunci apartemen mu hanya menggunakan sidik jarimu dan di hari itu pula Niki berhasil mendapatkan nomormu. Niki terus berkomunikasi intens denganmu, ia berusaha mempelajari gaya pacaran orang dewasa agar dapat mengimbangi mu dan tidak terkesan main-main denganmu. Seperti gayung bersambut, dirimu juga perlahan menaruh hati pada Niki. Bahkan saking sukanya, kamu nekat mengajak anak itu tinggal bersama karena kamu telah mengetahui seluruh latar belakang Niki.

Niki juga sudah mengenalkan mu pada ibu, kakak serta adiknya yang berada di Jepan. Walau hanya menggunakan sambungan telepon tapi kamu berhasil menarik hati keluarga Niki yang membuat hubungan kalian terasa semakin sempurna. Namun, ada satu sifat darimu yang tak Niki sukai, yaitu selalu merasa rendah diri dan tak pentas mendapatkan seluruh kebahagiaan di muka bumi, termasuk kekasihmu sendiri, Nishimura Riki. Niki paham, sifat itu adalah bagian dari penyakit yang telah lama kamu idap, namun Niki berusaha sekuat mungkin untuk mengubah prespektif mu tersebut. Niki selalu memberikan pujian untukmu yang membuat hidupmu terasa lebih bahagia dari sebelumnya. Niki juga tahu latar belakangmu yang kelam ditambah kejadian ini, Niki semakin merasa bersalah atas segala hal.

Tanpa sadar air mata mengalir membasahi wajah Niki. Lelaki itu lebih banyak menangis akhir-akhir ini, yang membuatnya tanpa sadar memeluk tubuhmu semakin erat. Niki berusaha meredam kesedihan yang ia rasakan, namun saat mendengar isakan pelan darimu yang ikut menangis dalam keadaan masih tertidur, membuat Niki terkejut sekaligus takut. Kamu menangis hingga tersedu-sedu dalam keadaan mata yang masih tertutup, bahkan dapat Niki rasakan jemari tanganmu yang meremas bajunya begitu kuat.

"Nuna, gwenchana?" tanya Niki berusaha membangunkan mu dari mimpi buruk itu sampai membuatmu menangis begitu kencang. Setelah dirimu berhasil tersadar, kamu langsung memeluk Niki semakin erat dengan menenggelamkan wajahmu pada dadanya. Berusaha Niki bersikap kuat hanya untuk menenangkan mu seraya bertanya, "Nuna mimpi buruk ya? Gwencahana nuna aman bersamaku." Niki akhiri dengan mengecup puncak kepalamu.

"Nuna bermimpi buruk tentangmu. Maafkan nuna, Niki. Awalnya nuna merasa berpisah denganmu dapat menyelesaikan permasalahan ini, tapi mereka semua tak bisa ditebak. Nuna takut mereka mencelakaimu dan nuna tak ingin kehilanganmu." ucapmu begitu lirih sampai membuat tangis Niki ikut pecah bersama dengan tangisanmu. Rasanya semua permasalahan yang terjadi ini berjalan diluar kendalimu serta Niki dan kalian tak bisa berbuat apapun selain berpasrah pada tuhan.

"Tidak, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita nuna, apapun yang terjadi kita harus tetap bersama." ucap Niki berusaha membuatmu tenang dari kesedihan yang melanda. Sebenarnya, Niki sering menghadapi kambuhnya penyakitmu tersebut, namun untuk kali ini rasanya ia juga tak bisa menenangkan mu seutuhnya terus menerus, satu sisi ia juga harus melawan rasa takutnya sendiri.

Kamu terus menangis hingga susah menarik napas yang membuat Niki akhirnya melepaskan pelukan kalian untuk menindih tubuhmu di kasur tersebut. Niki kecup puncak kepalamu seiring rasa bersalah semakin memenuhi mu, "Harusnya nuna melindungi mu sayang, tapi malah nuna yang lemah seperti ini. Nuna putus asa dan tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi semuanya." ucapmu sambil memandang mata Niki yang berkaca-kaca.

"Aku telah meminta bantuan pada paman dan ayah kandungku nuna. Aku memutuskan untuk menghubungi mereka dan berharap mereka dapat membantu kita melepaskan diri dari para anak mafia itu. Ayah merespon dengan sangat baik dan berjanji akan segera datang ke negara ini beserta beberapa anak buahnya. Sekalian mengurus beberapa urusan katanya, jadi selama menunggu mereka datang, nuna hanya perlu tenang dan percayakan segalanya padaku, termasuk melindungi mu." jelas Niki membuatmu terdiam. Masih pada keraguanmu pada sosok yang lebih muda darimu tersebut, tapi karena pergaulan Niki inilah hidupmu hancur jadi kau mungkin bisa menaruh percaya lebih pada Niki untuk memperbaikinya. Entah bagaimana caranya..

"Kau akhirnya mau mengalahkan egomu untuk menghubungi ayahmu, Niki." ucapmu perlahan tapi pasti mulai merasa tenang dan tak lagi diselimuti kesedihan mendalam. Niki langsung menjawab, "Demi kau, nuna". Mengiringi pecahnya tawa darimu, ya inilah penyakit yang kamu derita. Perubahan suasana hati yang sangat ekstrim dan cepat, berlangsung secara terus menerus. Melihatmu akhirnya bisa merasa lebih tenang dari sebelumnya, memancing tindakan nakal Niki yang ingin mengecup bibirmu secara sekilas.

"Niki, bagaimana jika suatu saat nuna hamil? Ada lima lelaki yang menyentuh nuna dan nuna tak tahu dia anak dari siapa.." ucapanmu itu sukses menempatkan Niki dalam posisi sulit.

"Lima?" tanya Niki yang langsung kamu jawab dengan anggukan kepala. "Kau," jawabmu sambil menyentuh ujung hidung Niki lalu melanjutkan ucapan, "Jay Park, Jake, Heeseung dan Sunghoon." setelah mengatakan itu kamu gigit bibir bawahmu lalu mengalihkan pandanganmu ke arah lain.

"Kita gugurkan saja. Apa nuna mau merawat anak dari mereka?" tanya Niki entah mengapa membuatmu sedih, kamu pun nekat berucap.

"Tapi kita tak pernah tahu, tuhan akan memberikan aku berapa anak dalam kehidupan ini. Jika saja tuhan hanya mengizinkan aku memiliki satu anak lalu aku gugurkan, mungkin aku akan menemukan penyesalan di sepanjang hidupku." jelasmu pada Niki guna mengajaknya berpikir ulang. Pilihannya hanya ada bertahan atau tinggalkan untuk Niki.

"Nuna ingin merawatnya?" tanya Niki yang kamu jawab dengan anggukan kepalamu dengan mata yang berkaca-kaca, "Iya, tak apa jika nuna harus merawatnya seorang diri. Kau tak perlu merasa terbebani karena hidupmu-" tanpa sadar Niki menghentikan ucapanmu dengan memukul bantal yang berada di kasur tersebut.

"Berhenti mencari cara agar membuatku lepas darimu nuna. Aku mencintaimu, maka aku akan berusaha menerimanya. Ya, sama seperti dirimu. Aku akan berusaha asal nuna berhenti membicarakan perpisahan antara kita. Aku tak ingin!!" ucapan Niki itu memenuhi seisi ruangan yang sukses membuatmu menjadi kalang kabut dengan jantung yang berdegup sangat kencang. Langsung kamu tangkup wajah Niki di hadapanmu lalu berusaha menenangkan ketakutan yang ia rasakan, "Iya sayang, maafkan nuna ya." lalu mencium bibir Niki di hadapanmu dengan lembut.

"Jika dia anak nuna, maka akan menjadi anakku juga, tak peduli siapa bapak aslinya, okay? Sudahlah nuna tidur lagi saja yaa. Jangan pikirkan hal buruk semacam itu lagi, ada aku bersamamu."

TBC

KALIAN PERCAYA SAMA NIKI ATAU LEBIH MEMPERCAYAI ORANG LAIN?

COLLYWOBBLESWhere stories live. Discover now