[S1] CHAPTER 8: KECEPATAN

119 8 0
                                    

YOU POV

Aku harus bagaimana?

Apakah Niki baik-baik saja?

Bagaimana jika Hyunjin tak menepati janjinya untuk tidak membunuh Niki?

Kenapa kekasihku itu begitu nekat sampai mengajak teman-temannya untuk mengacaukan club malam tersebut?

Apakah Niki akan kecewa atau marah atas sikapku tadi?

Maafkan nuna Niki, nuna tak memiliki pilihan lain selain ikut dengan dua lelaki itu. Apalagi setelah berada dalam satu mobil dengan seorang anak mafia yang habis mengonsumsi obat dan alkohol. Dia menjadi lepas kendali dan begitu nekat melakukan apapun yang ia sukai. Seperti saat ini, Jake mengendarai mobil miliknya dalam kecepatan 80/km ke atas dengan sangat ugal-ugalan hingga hampir menabrak mobil di depannya.

Jadi ini yang Jake maksud memberikan sensasi yang tak bisa pacar berondong ku berikan? Ugal-ugalan di jalan hingga hampir mengajakku menemui malaikat kematian sebelum waktunya? Tau gitu, aku naik ke mobil lelaki bernama Lee Heeseung saja. Sudah ia seumuran denganku, ia juga terlihat tenang tak seperti lelaki bernama Jake ini.

"Wohooooo!!" teriak Jake begitu kencang sambil membuka atap mobil miliknya, detik itu juga aku merasakan angin malam yang menusuk tulang berhembus sangat kencang menerpa kami berdua. Aku hanya bisa mengencangkan peganganku pada mobil tersebut, berharap dapat menikmati sisa hidupku lebih lama lagi. Jangan berakhir di malam ini, soalnya Niki masih berjuang membela ku di club malam tersebut. Aku harus memastikan ia baik-baik saja tanpa luka yang parah di tubuhnya.

"Kau tenang sekali, kau suka dengan sensasi ini?" tanya Jake sedikit berteriak karena suara klakson mobil membuat suara yang sangat memekakkan telinga. Bagaimana tidak di klakson jika ia mengendarai mobil dalam kecepatan seperti ini, walaupun di jalan tol tetap saja menganggu pengguna jalan yang lain.

"Tolong, pelan-pelan saja." hanya permohonan itu yang dapat aku sampaikan. Memang, aku begitu tenang dengan tidak membuat teriakan atau mengatakan apapun saat Jake melajukan mobilnya seperti orang kesetanan. Dalam hatiku, hanya meminta pada tuhan untuk diberikan umur yang panjang hingga sampai ke tujuan nantinya.

Mendengar pintaku, Jake pun tertawa dan mulai mengurangi laju mobilnya secara perlahan. "Gitu dong, kalau kamu meminta, pasti akan aku turuti." ucap lelaki itu membuatku mengumpat dalam hati. Sialan! Tau gini, aku minta ia mengurangi laju kendaraannya sedari tadi. Seperti dikejar polisi saja! Padahal yang mengikuti mobil kami hanyalah mobil Heeseung dan beberapa anak buahnya.

"Apapun yang kamu minta, akan aku kabulkan, cantik!" ucap Jake terkesan seperti menggodaku. Jantungku masih berdegup sangat kencang sisa sensasi yang dia berikan. Padahal mobilnya telah melaju dalam kecepatan biasa, cenderung pelan. Aku coba atur hembusan napas ku dengan susah payah. Melihat aku yang masih dipenuhi ketakutan dengan mengatur hembusan napas, Jake raih tanganku untuk digenggamnya erat, membuatku refleks menoleh ke arahnya.

"Bagaimana menyenangkan, bukan?" tanya lelaki itu yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. "Iya, tapi sudah yaa., aku masih ingin hidup." jawabku dengan suara yang bergetar, memecah tawa Jake juga. Kuncinya, jangan pernah mengatakan tidak untuk anak mafia sepertinya. Yang penting, dia merasa bahagia malam ini agar ia mau melepaskan aku keesokan harinya.

"Mau merasakan sensasi yang lain lagi?" tanya Jake membuatku bingung, refleks menoleh ke arah lelaki tampan itu. "Apa itu?" tanyaku balik. Masih dengan tawanya yang manis, Jake memintaku untuk, "Suck my dick!" sambil mengarahkan pandangannya ke selangkangannya sebentar. Akhirnya aku menyadari kalau dua obat yang lelaki itu minum telah membuahkan hasil. Terlihat dari besarnya benjolan di selangkangannya itu, dengan susah payah Jake buka resleting celananya untuk mengeluarkan adiknya yang panjang dan berurat. Ah, terlihat sangat kekar walaupun hanya sekilas aku melihatnya.

COLLYWOBBLESWhere stories live. Discover now