5. Pertemuan Keluarga Kekaisaran

5.8K 592 26
                                    


Taburkan bintang di pojok sebelum baca🗯️

Menunggu vote and Komen dari kalian 🍁

Yuk rajin memberikan vote dan komen agar cerita ini memiliki rank bagus🌛

Jika lapaknya ramai akan lebih seru bukan?


Happy reading 🧘🏻‍♀️

∅⁰∅⁰∅






Serena dan Bernan sekarang memiliki katung mata yang sangat besar. Mereka berdua terpaksa mendengar cerita selama tiga jam nonstop dan apalagi cerita itu tak jauh dari namanya perang.

Para laki-laki ini lupa kalau anak-anak butuh yang namanya tidur siang.

"Kau tau darah itu tidak gampang menyerap di pasir," sosor Arthur dengan wajah semangat.

Renan melanjutkan dengan hati terbuka. "Ya mereka akan menjadi seperti bubur gandum dengan selai stroberi."

Serena melalak ingin muntah rasanya. Bubur gandum stroberi adalah favoritnya, bagaiman bisa mereka menceritakan makan kesukaannya dengan hal yang menjijikan.

Dengan perut yang mulai teraduk Serena merubah posisinya menjadi duduk.

"Kau baik-baik saja?" tanya Justin khawatir.

Tersenyum paksa Serena menjawab, "baik sekali."

"Bagus kalau begitu," jawab Justin sambil terus menyimak cerita saudaranya. Rasanya ia tak pernah merasakan berbagi dengan keluarga. Sepertinya keluarga kami adalah keluarga normal.

"Apalagi mata, aku tak menyangka mereka bisa meletus jika kita injak," ucap Marvin sambil terkekeh, ia seperti mengingat kembali saat ia tak sengaja menginjak satu bola mata yang menggelinding.

Hawa keringat dingin menerpa Bernan dengan kuat, rasanya ia seperti kepanasan di dalamnya. Sepertinya ia mengetahui bahwa para kakaknya sedang menyindir dirinya.

Mereka seperti berkata. "Kau tidak lebih keren dari pada kami semua."

"Kakek kalian pertama kali memerintahkan diriku ikut perang saat berusia empat tahun," ucap Ayuran sambil mengingat-ingat usianya dulu. Ia mengetuk-ngetuk dagunya seperti orang kebingungan.

Oh tidak dia pasti bukan tipe lucu yang akan menggemaskan. Bahkan jika Serena yakin ayahnya masih punya pesona kuat untuk menarik banyak gadis untuk menjadi selir, pasti gadis itu akan berpikir dulu.

Mana mau dia menjadi ibu tiri dari empat belas anak setan dan satu malaikat yang imut.

Kakak tertua menjawab. "Wah bukannya ayah terlalu kecil, bagaimana bisa ayah tidak rindu susu dan tidur siang," pikirnya bingung dengan pola didik kakek mereka yang dikenal keras.

Ayuran tersenyum bangga, hingga wajahnya ikut pongak. "Aku didik menjadi pelindung kekaisaran untuk itu aku harus berani," jawabanya bangga.

"Wah semua anggota keluarga kita telah turun di perang pertama mereka, bahkan saudara termuda sudah melakukannya," jelas Marvin dengan bangga. Bagiannya keluarga ini adalah yang terkeren. Bagaimana tidak mereka adalah lima belas saudara kandung, anti saudara angkat dan tiri-tirian.

Justin tiba-tiba mengarahkan pandangannya pada adik kecilnya. "Serena tidak perlu perang kan? dia delapan tahun?" ucap Justin polos dengan seperti menyimpan sebuah maksud.

Serena menggeleng, jangan bilang Justin ingin ia ada dalam perang. Ia tak akan sanggup membunuh tanaman hidup.

Marvin yang terkenal paling brutal tersenyum, "wah bukannya wanita tumbuh sedikit lambat. Jika ayah perang pertama di usia empat tahun, bagaimana jika adik memulainya di usia kedelapannya," godanya dengan seperti menyirami api dengan api lagi.

RoosWhere stories live. Discover now