55. Dansa

887 90 0
                                    







Tahun baru ♥️

Semoga di tahun depan semua hal menjadi lebih baik 🍂

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti seluruh aktivitas aku 🌼



Happy reading
______________________________U ´꓃ ' U

Sean ingin melakukan protes, tapi lebih cepat mendapatkan cubitan dari istrinya.

"Diam, jangan membuat malu," peringat Dara dengan memberikan tatapan membunuh. Wanita dua anak itu menarik suaminya mundur ke arah belakang.

Eren yang kaget mendengar itu mundur beberapa langkah, ia menatap wajah kakaknya. Tapi gerakannya langsung di tahan oleh Jeffry, pemuda itu dengan tenang meraih pinggang adiknya saat melihat yang mulia berjalan ke arah mereka.

"Jika kau menolaknya ini akan menjadi penghinaan," bisik Jeffry pada Eren.

Herlos berjalan ke arah gadis yang ia tuju, beberapa orang menyingkir dari hadapannya. Ia menatap hangat ke arah gadis yang ingin ia ajak berdansa. "Nona muda Koctha, maukah anda menjadi rekan saya dalam berdansa," ajak Herlos dengan mencium punggung tangan Eren.

Dengan denyut jantung yang berdebar kencang Eren membalasnya dengan berlutut. "Suatu kehormatan bagi saya yang mulia," jawab Eren dengan sangat anggun.

Melihat itu Dara bisa tenang saat melihat putrinya dan yang mulia berjalan ke tengah-tengah lantai dansa. Mereka terlihat sangat sempurna.

"Saya harap anda tidak kaget nona," ucap Herlos dengan sedikit melihat wajah lawan dansanya.

Mereka saat ini berada dalam posisi penuh sorotan, banyak gadis yang merasa kesal karena yang mulia tidak memilihnya. Beberapa dari mereka banyak yang tidak jadi ikut berdansa saat tau yang mulia tidak memilih mereka.

Eren berusaha menunjukkan sifat tenangnya, ia mulai bisa mengatur detak jantungnya. "Semua yang ada di sini, pasti datang untuk berdansa yang mulia. Dengan orang dan siapa yang mengajak saya berdansa, saya pastikan bahwa saya akan selalu siap," jawab Eren dengan menatap yang mulia.

Keduanya melakukan kontak mata yang intensif.

Ukuran tubuh keduanya sangat berbeda, di mana Eren yang masih dalam pertumbuhan jelas terbanting dengan postur tubuh tinggi tegap dan otot dari hasil latihan militer, itu sedikit menyeramkan bagi Eren yang memiliki postur tubuh kecil khas anak remaja.

Musik klasik mulai berbunyi, baik Eren dan yang mulia mengambil jarak untuk saling memberikan hormat. Eren yang membungkuk sedangkan yang mulia yang menundukkan kepalanya.

Setalah itu mereka berdua mulai saling berpegangan dan mengayunkan tubuhnya perlahan. Herlos menaruh satu tangannya di pinggang Eren, yang membuat gadis itu berhenti bernafas. "Bernafas lah kau harus tetap melakukannya," pinta Herlos yang terlihat sedikit terhibur.

Jelas gadis di depannya belum pernah di sentuh oleh pria lain, terlihat jelas dari reaksi tubuhnya hingga beberapa keringat yang menetes di lehernya.

Perlahan-lahan Herlos mulai membuat lawan dansanya melakukan gerakan memutar, ia yang terlihat sedikit gugup berusaha melakukan yang terbaik agar tak menginjak kaki yang mulia.

"Bagus," puji Herlos yang melihat itu, ia tersenyum dan mulai ingin melakukan percobaan yang lain. Memindahkan dua tangannya Herlos mengangkat tubuh Eren dengan sempurna.

Eren yang tak siap langsung mengunci mulutnya erat-erat ia mengarahkan kepalanya ke atas. Beberapa pria bangsawan melakukan gerakan yang sama untuk mengangkat lawan dansanya.

RoosWhere stories live. Discover now