15. Piknik Dengan Piring Dan Garpu

3.2K 324 7
                                    



Selamat hari kemerdekaan🇮🇩

Maaf agak lama update soalnya liat lomba dulu hehehe

Ada yang rindu?

Vote and coment yuk tujuh belasan kali ini kalian ikut lomba atau cuman nonton doang?





Happy reading 🧘🏻‍♀️





∅⁰∅⁰∅




"Lihatlah anak dua itu," unjuk Rexi dengan wajah masam. Bernan dan Serena yang awalnya hanya pamit untuk mencelupkan kaki saja, sudah mulai menciprat-cipratkan air ke satu sama lainnya.

Basah keduanya sudah seperti anak bebek yang baru dikeluarkan dari kandang. Mereka berenang di danau. Sifat bebas yang keduanya tunjukkan mengarah kekanak-kanakan keduanya tak bisa dibendung, inilah yang membuat Yuran tak pernah membawa keduanya pergi secara bersamaan, jika Serena ikut maka Bernan yang tak hadir. Sebaliknya jika Bernan ikut maka Serena harus menepi diam di rumah.

"Biarkanlah, paling besok sakit." Renan membiarkan kedua anak itu melakukan sesukanya, toh bukan dia yang akan terkena dampaknya.

"Atau mungkin langsung mati terseret arus," jawab Dustin santai. Kakinya melonjor sambil bergoyang-goyang santai, rambutnya tertutup topi kulit bundar berwarna cokelat bata.

Duke menuju Dustin, anaknya yang ini benar-benar tak bisa menjaga cara bicaranya. "Ingatlah ini tempat umum!" Peringat Yuran pada putranya. Bahkan menendang kaki Dustin yang bergoyang-goyang.

"Aku kan cuman berpendapat ayah," rajuk Dustin tak terima. Bibirnya mengerucut tanda ia sedang kesal. Tangannya terulur mengelus kakinya yang terasa sakit. Ayahnya benar-benar kasar.

"Putri sangat lucu. Siapa anak laki-laki yang bersamanya itu?" tanya pelukis pada orang disekitarnya.

"Aku rasa ia pangeran Bernan. Duke tak mungkin membiarkan putri satu-satunya bermain dengan orang asing," beber tukang balon yang juga sedang ramai pengunjung.

Beberapa yang lain setuju. "Benar merek hanya berjarak satu tahun, bukannya terlihat seperti anak kembar?" Mereka semua sangat gemas melihat tingkah lucu keduanya yang tanpa dibuat-buat.

Berbeda dengan para anak bangsawan sangat menyukai memainkan balon dengan gas helium. Balon itu bisa mengapung, anak-anak membawanya ketika berlari atau dengan mengikatnya pada pergelangan tangan.

Penemuan itu sendiri diciptakan oleh salah satu putra duke Yuran yang sangat berbakat. Yaitu pangeran Jander, selain berbisnis ia merupakan orang yang bisa membuat penemuan langka.

"Bajuku basah," rengek Serena dengan wajah kesal. Ia tak menyangka akan basah kuyup seperti ini. Mereka berdua saling berdebat hingga mulai emosi dan menyerang satu sama lain.

Bernan melihat pada dirinya sendiri. "Ya lihatlah, kau juga menyirami aku sampai seperti ini," katanya dengan memeras kemeja yang ia pakai.

Justin yang melihat dua anak itu mulai menyalakan satu sama lain datang menghampirinya. "Diam, ini tempat umum ayo kembali ke ayah," ajaknya sambil menuntun keduanya. Untuk Serena ia sengaja melepaskan jubahnya, sebagai seorang kakak dari anak perempuan tak pantas membiarkan adiknya naik ke darat dengan baju basah dan menerawang.

Bagaimana juga Justin takut para pelukis akan tetap menggambar Serena yang basah dan menjualnya di hadapan umum.

Maklum lukisan yang mengandung hal-hal sensitif lalu di kelas para bangsawan. Mereka membidik gadis tercantik ketika sedang melakukan hal yang tak disadari, karena itu fokus harus terus dijaga.

RoosWhere stories live. Discover now