78. Memburuk

379 34 4
                                    









Update!!!!



Jangan lupa untuk tinggalkan vote, komen dan folow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aktivitas aku terus ❤❤❤



Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗







Happy Reading ❤





°°°








"Lius."

Eren mengangguk. Ia menuntun pria yang lebih dewasa darinya itu ke tempat yang lebih teduh. "Kau bisa menggunakan sihir?"

Dengan polos Lius mengangguk. "Tentu mana mungkin seseorang tidak bisa melakukan sihir," sombong Lius. Ia mengeluarkan tongkat sihirnya yang memiliki ukiran naga merah.

Dibuat takjub, Eren ternganga saat melihat tongkat sihir langka itu. "Kau pencuri?" tuduh Eren begitu saja, ia bahkan harus bekerja lebih cepat untuk menilai keadaan.

"Bodoh," decak Lius. Ia memegang tongkat miliknya. "Apa aku harus membuktikan jika tongkat ini milikku?" matanya terpejam ia mencoba mencari tempat bagus.

Eren mengangguk, mereka pergi ke sebuah ladang mawar yang indah. "Ini di mana? aku belum pernah pergi ke sini?" tegur Eren takut, dia benar-benar gadis labil. Tadi penasaran sekarang malah takut.

Lius membawa Serena ke sebuah gubuk kecil. "Kenapa rambutmu berwarna biru?" Pertanyaan itu muncul karena bingung, yang Lius ketahui gadis bernama Serena itu memiliki rambut pirang.

Mengendus-endus aroma gadis itu, hidungnya masih mengenalinya dia masalah Serena. Sebelum dirinya bangkit, Julius pernah tidur dengan gadis yang memiliki aroma sama dengannya.

"Plak."

"Meseum." Tak tanggung-tanggung Eren menaruh ularnya, ia menjambak rambut Lius. "Apa kau tidak tau aku ini seorang gadis, kenapa berani melecehkan diriku!"

Lius gelagapan, dia tidak tau harus melakukan apa. "Aw ... hey aku tidak  seperti itu, hanya memastikan saja."

Ini pertama kali ia mendapatkan kekerasan. Hidungnya sampai berair. "Maaf, aku tidak sengaja ayolah," bujuk Lius.

Eren melepaskan jambakan. Ia duduk menjauh ke arah lain. Bibirnya bergetar, dia tidak mau dekat-dekat dengan pria lagi. Apakah ia perlu menjadi biarawati?

"Kau marah ya?" tanya Lius sambil menoel-noel pipi Eren. Matanya agak khawatir. "Mau berlian? aku belikan sekarang ya?" rayu Lius.

Di kepalanya harus bisa melakukan banyak hal untuk membujuk seorang gadis. Ah dia pria muda yang tidak memiliki pengalaman, tidak seperti Julius yang merupakan pria tua.

"Masih kurang? mau apa menjadi ragu, ayo kita menikah," ajak Lius sigap. Matanya berbinar-binar menantikan hal itu.

Eren menatap tajam Lius. "Heh sadar diri kau itu miskin, bagiamana bisa membelikan barang mahal yang kau sebutkan, lagi pula menjadi ratu? apakah kau seorang raja?" tanya Eren geli.

RoosWhere stories live. Discover now