(🌹) lost happiness

847 89 13
                                    

ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ
Renjun berjalan begitu lesu kembali menuju ruang makan setelah melihat sesuatu yang benar-benar menghancurkan hati nya.

Ini bukan hal yang pertama kali untuk nya, tapi rasa sakit itu terasa sangat menyakitkan, sangat, seperti saat pertama kali dia mengetahui bahwa saudara kembar nya dan calon suami nya bisa terjebak di dalam sebuah hubungan yang menyakiti hati nya.

Tidak. Renjun tidak bisa berfikir bagaimana bisa dua orang paling di sayang nya begitu tega membuat harapan satu-satu nya hancur begitu saja.

Huang Injun, kakak kembar nya, yang lahir lebih dulu tiga menit dari nya itu terlihat sedang berdebat dengan calon suami nya. Bahkan percakapan itu masih sangat melekat di dalam memori nya.
ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ

"Bagaimana bisa kau melakukan ini kepadaku, disaat kamu akan menikahi adik ku?"

"Injun, perasaan ini tidak bisa di hilangkan begitu saja. Jika saja aku bisa memutar waktu, aku akan lebih memilih menyelamatkan mu terlebih dahulu! Agar kita bisa bersama!"

"Tutup mulut mu Lee Haechan!"

"Egoislah Huang Injun, kita masih memiliki waktu."

"KAMU TIDAK MENGETAHUI APAPUN!"

ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ

Jika saja Renjun bisa menghilangkan sebagian memori nya, dia akan memilih untuk menghapus apa yang baru saja di ketahui nya.

Hidup dengan sebuah fakta yang menyakitkan dan berusaha untuk selalu terlihat baik-baik saja benar-benar sulit dan terasa berat.

Seperti saat ini, ketika mereka semua sedang menikmati makan malam mereka dengan tenang. Tidak ada yang berbicara satu pun, bahkan sekarang Renjun agak sedikit berubah, menjadi begitu pendiam, bahkan tidak mengatakan satu kata pun sejak pagi.

"Renjun ... Bagaimana dengan pekerjaan mu?" Sang kakak berusaha mencairkan suasana dingin yang melingkupi meja makan ini.

Renjun melirik sekilas pada sang kakak, dan tersenyum kecil lalu menganggukan kepala nya, "lumayan baik,"

"Apa kalian akan meninggalkan rumah ini setelah menikah nanti?"

Aktifitas Renjun terhenti, dan arah pandangan nya berubah menatap sang kakak dan calon suami nya secara bergantian.

Dia tersenyum miris, tatkala melihat arah pandang calon suami nya hanya tertuju pada kakak nya.

"Ya."

Entahlah, Renjun tidak memikirkan apapun. Karena rasanya begitu menyesakan sekarang. Ia tidak bisa berfikir lagi selain bertanya, "aku harus apa?" atau "aku harus bagaimana?"

Ingin sekali rasanya ia menjadi seseorang yang egois. sangat. Tapi mengingat bagaimana terakhir kali ia egois, selalu berujung tidak baik.

Terlalu banyak peristiwa tidak mengenakan yang akhirnya hanya berujung semua akan menyalahkan nya.

Renjun sudah tidak mau ambil pusing sebenarnya, dirinya sudah sering kali di salahkan, maka dia hanya perlu menerima nya dengan biasa.

Tapi untuk mencapai titik ini, tidak bisa kah dia bersikap egois? Atau dia hanya harus mengalah dah semua nya akan baik-baik saja?

Dia hanya lelah. Sangat. Tidak bisa merasakan kebahagaiaan yang selalu didambakan nya.

"Hyuck?" Renjun memanggul dan menatap kedua netra kecoklatan milik lelaki tan di hadapan nya. Terlihat sirat yang sangat Renjun mengetahui apa maksud dari tatapan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 01, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Library of LoveWhere stories live. Discover now