(🌹 ) no title

14.3K 947 274
                                    

typo(s) is art yang tertundah





×××

Lelaki manis itu melangkahkan kaki nya tanpa tujuan, tidak memiliki arah dan pandangan matanya pun kosong.

Entah apa yang dipikirkan lelaki manis itu.

Wajah manis itu terlihat menyedihkan, fikiran nya kembali melayang beberapa jam yang lalu. Dimana dirinya membuat kesalahan fatal yang bahkan dirinya pun tidak bisa memaafkan diri sendiri.

Kaki itu berhenti tepat di depan rumah sakit dimana seseorang yang dia sakiti dibawa kesana. Kaki nya melangkah ragu untuk masuk kesana, tetapi rasa penasaran dan bersalahnya lebih besar. Dan, dirinya pun berakhir di depan ruang UGD dimana lelaki manis yang berbeda beberapa bulan itu berbaring di bangsal dan banyak alat medis yang menempel pada tubuhnya.

Langkah kaki nya berusaha untuk lebih dekat dan menggapai wajah sang adik. Dirinya, membisikan beberapa kata maaf berulang kali, hingga berderai airmata. Berharap adik nya dapat merespon dan mengatakan 'aku memaafkan mu hyung'

Tapi sebelum mendengarkan kata itu, tubuhnya merasakan ditarik paksa oleh seseorang. Wajah itu terlihat ketakutan dan juga sedih,

"i-ibu?"

"mau apa kau kesini anak nakal?!"

"i-ibu maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf, a-aku, aku-"

"berhenti mencari alasan Huang Renjun. Bukankah memang dirimu selalu menyakiti Jaemin? Sudah puas kau menyakiti adik kandung mu, huh?!"

Nada sinis itu masuk kedalam indra pendengaran lelaki manis yang bernama Huang Renjun itu. Berusaha meminta maaf, dan menunjukan setulus mungkin. Tapi ia benar-benar ditolak oleh ibu, wanita yang telah melahirkan nya.

"kau tau? Ibu membenci mu, kau tega menyakiti hati ibu, dan menyakiti Jaemin."

Air mata itu turun semakin deras tatkala mendengar ucapan sang ibu. Inilah yang dibenci nya, kata-kata yang keluar dari mulut sang ibu lah yang selalu dihindari nya.

"kau fikir kami tidak tau? Bahwa kau selalu sengaja melukai Jaemin? Menyakiti dan menyiksa nya baik fisik maupun batin nya.

Tapi apa? Adik mu yang kau siksa itu selalu saja membela mu, bahkan selalu bersikap baik padamu. Dimana letak otak mu itu Huang Renjun?!"

Renjun menundukan kepalanya, saat mendengar penuturan sang ibu.

Apa yang di ucapkan sang ibu adalah benar. Dia selalu menyiksa adik nya, selalu berbuat jahat. Dia salah, dia sangat salah. Tapi, dia melakukan ini agar dirinya itu terlihat di hadapan kedua orang tua nya.

Selama ini Renjun tidak pernah rasanya dibanggakan oleh kedua orang tua nya. Hanya Jaemin dan Jaemin yang selalu dibanggakan oleh kedua orang tuanya.

Renjun itu cerdas karena dia rajin, dia selalu berusaha memenangkan olimpiade, dia agak sulit bergaul, dia juga berusaha mengikuti lomba-lomba dan memenangkan nya. Dengan harapan bahwa orang tua nya bangga terhadap nya.

Berbeda dengan Jaemin yang sempurna, Jaemin orang yang supel dan selalu ceria, cerdas dan dekat dengan guru-guru. Baik dan ramah, itu benar-benar menyangkut pada diri Jaemin. Sangat berbeda dengan Renjun yang cuek.

Dan, Renjun tau bahwasemua usaha itu sia-sia. Dimana Renjun selalu memenangkan olimpiade , dirinya selalu dibandingkan oleh Jaemin, disaat bercerita dirinya selalu dibandingkan dengan Jaemin.

Dia tau, Jaemin selalu mengingatkan kedua orangtua nya untuk jangan bersikap seperti itu padanya. Tapi itu tidak membuahkan hasil.

Dia muak, sangat muak. Dimana dirinya selalu dibela mati-matian oleh Jaemin, dia merasa tidak becus. Dia muak dengan pembelaan orang tua nya, pembelaan sahabat-sahabatnya yang kini berpihak kepada Jaemin.

Library of LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum