( 🌹 ) jealous

4K 375 17
                                    

sorry for typo(s)

×××

Renjun menghentakan kakinya untuk menjauh dari pemuda asal Kanada yang –sialnya– telah menyandang sebagai kekasih nya selama empat tahun.

Renjun tahu kalau pemuda asal Kanada itu belum bisa memaafkan kesalahan fatal yang telah dibuat nya.

Dan kali ini, Renjun percaya adanya karma.

Tapi Renjun sudah minta maaf. Dan, lagi pula dia hanya ingin balas dendam. Sebelumnya juga Mark melakukan hal sama dengan Renjun —tapi tidak separah yang Renjun lakukan.

Kaki nya menyusuri trotoar yang penuh akan pejalan kaki. Padahal hari sudah mulai beranjak malam. Tapi mengapa Seoul seperti kota sibuk seperti ini?

Air matanya perlahan mulai turun, hati nya berdenyut sakit melihat Mark menciumi bahkan melumat bibir gadis populer disekolahnya itu.

"Apakah dia akan seperti itu saat aku tidak berada di dekatnya?" tanya Renjun pada dirinya sendiri nelangsa.

Perlahan, air hujan pun turun seiring bersamaan dengan air mata Renjun yang kini turun semakin deras. Saat yang lain mencari tempat untuk berteduh, sedangkan Renjun benar-benar tidak peduli dengan air hujan yang turun membasahi tubuhnya. Renjun benar-benar tidak peduli saat dirinya akan terserang demam, atau penyakit semacamnya.

Jarak dari sekolah ke rumah Renjun cukup jauh. Biasanya Renjun akan menaiki bis untuk sampai kerumah nya.

Menghabiskan waktu satu setengah jam untuk sampai rumah dengan berjalan kaki. Jika Renjun tidak sedih, sudah dipastikan dia akan mengeluh kaki nya sakit karena berjalan sangat jauh.

"Renjun? Astaga! Kau hujan-hujanan?"

Renjun melangkahkan kaki nya masuk kedalam rumah, dengan keadaan kuyup dia langsung memasuki kamar tanpa mengidahkan pertanyaan yang dilontarkan kakak ipar nya itu.

Renjun merebahkan tubuhnya yang basah akan air hujan. Masa bodo dengan dia yang akan masuk angin, demam atau apalah itu. Dia hanya ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Perlahan Renjun pun tertidur dengan air mata yang terus mengalir.

×××

"Mark. Seharusnya kau tidak melakukan itu padanya. Kau menyakitinya!" kata lelaki manis yang kini sedang duduk di sofa sambil memainkan handphone nya.

"Melakukan itu apa maksud mu?"

"Kau. Tidak seharusnya mencium Herin di depan matanya! Kau menyakitinya Mark!"

"Jadi maksudmu aku harus sembunyi-sembunyi untuk berciuman dengan Herin? Haechan! Kau tidak tahu apa yang diperbuat oleh Renjun, dia bahkan lebih dari ku. Dia hampir bercinta di kamar mandi sekolah dengan Jeno! Kalau saja aku tidak memergokinya, mungkin dia akan melakukannya." Mark meninggikan suaranya, dan menampakan kilatan emosi di kedua matanya.

Haechan, menghela nafasnya pelan.

"Mark—"

"Cara ku tidak sebanding dengan caranya dia menduakan ku." desis Mark, dan mulai melembutkan pandangannya dan menatap Haechan sendu.

Haechan merasa bersalah telah melontarkan kalimat itu. Haechan tau, Renjun sangat mencintai Mark, begitupun sebaliknya. Tapi, akhir-akhir ini Mark jarang sekali meluangkan waktu walaupun hanya untuk mengobrol. Dia sibuk dengan segala tugas-tugasnya, ekstakulikuler nya, dan kegiatan lainnya. Haechan tau, Renjun tidak memiliki niatan untuk menduakan Mark, dia hanya ingin membuat Mark cemburu. Haechan tau itu, tapi, cara Renjun benar-benar salah. Dan, jadilah kejadian seperti ini.

Library of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora