( 🌹 ) change

2.4K 287 15
                                    

Renjun melangkahkan kaki nya pelan menikmati angin malam yang berhembus menerpa kulit putih nya. Dia merapatkan jaket yang membalut tubuh mungil nya, malam ini agak sedikit jauh lebih dingin dibanding dengan malam kemarin.

Helaan nafas terdengar begitu keras keluar dari mulut Renjun.

Rasa bersalah menyeruak di dalam hati Renjun, rasanya benar-benar sesak, sakit, serta kecewa pada diri nya sendiri.

Mengapa dia terlambat menyadari hal itu?

Hal yang sangat penting, yang harusnya Renjun pedulikan.

Mengapa harus seterlambat ini?

Renjun menyesal, sangat menyesal.

Gelap nya malam tanpa sinar bulan, angin yang berhembus dingin, dan serta suasa hati Renjun yang buruk.

Benar-benar suatu perpaduan yang sangat klop.

Renjun menghentikan langkah kaki nya, saat melihat sosok laki-laki yang membuat nya jatuh hati. Renjun tersenyum getir, mengingat bagaimana sikap laki-laki itu mengabaikan nya, tidak menganggapnya ada lagi. Satu helaan nafas lelah keluar dari bilah bibir Renjun.

Renjun akhirnya memasuki rumah nya dengan langkai gontai.

"aku pulang.."

PRANGGGG

"LALU KAU FIKIR APA INI SEMUA SALAH KU HAH?!"

"YA, MEMANG SEMUA NYA SALAH MU!"

"LALU APA BEDA NYA DENGAN KAU DAN JALANG ITU?!"

Renjun mematung di tempat nya, melihat bagaimana kedua orang tua nya bertengkar begitu hebat di depan nya. Melayangkan beberapa furnitur yang terbuat dari kaca dan mudah pecah.

PRANGGG!!

Renjun memejamkan kedua matanya erat saat bagaimana patung yang terbuat dari kaca itu melayang kesamping nya dan serpihan pecah itu melukai pipi kanan nya dan darah mulai keluar  dari sana.

Renjun memegang luka itu, dan melewati kedua nya yang tidak mengidahkan kehadiran nya.

Selalu seperti ini.

Disaat dia pulang, mereka bertemu dalam keadaan bertengkar.

Disaat bangun pagi hanya ada salah satu dari mereka.

Boleh kah Renjun mengeluh?

'aku lelah Tuhan, aku sangat lelah. Aku ingin bertemu Mu.."

×××


Renjun keluar dari kediaman nya, hari ini dia bekerja paruh waktu di sebuah cafe yang terletak jauh lumayan jauh dari rumah nya.

Ini masih pagi, dan cafe dibuka sekitar jam sembilan. Jadi Renjun akan memilih jalan kaki, masa bodoh jika nanti kaki nya akan sangat pegal atau terasa ingin lepas.

Renjun hanya ingin menikmati dirinya menjalani hidup hari ini tanpa harus memikirkan sikap orang terdekat nya yang sekarang benar-benar berubah kepadanya, ditambah permasalahan kedua orang tua nya.

Renjun tidak mau mengakui hal ini, tapi dirinya sudah biasa disebut sebagai anak Broken Home.

Menghadapi pembullyan seorang diri, dicaci dan dimaki bahkan tidak ada satu pembelaan pun yang dia terima, bahkan sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai kakak dan juga tempat sebagai keluh kesah nya. Kini menjauhi nya.

Satu kesalahan yang telah Renjun perbuat, membuat sahabat nya itu menjauhi nya bahkan tidak menganggap keberadaan nya lagi.

Renjun hanya meminta perhatian, dan kasih sayang. Hanya itu, tidak lebih. Tapi semenjak sahabat nya itu memiliki seorang kekasih, dia benar-benar lupa dengan Renjun, dan bahkan waktu bersama nya terkikis perlahan-lahan

Library of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang