Bab 8

5 0 0
                                    

Ana duduk di kursi meja belajarnya, ia melirik paper bag pemberian Sean tadi pagi, lalu ia mengambilnya dan membuka.

Kotak kecil berwarna biru langit dan ada pita kecil di ujung berwarna putih, lalu ia membukanya perlahan dan terkejut.

Ana mengangkat kalung yang menurutnya sangat indah dan bagus, Ana tersenyum. Di sisi kalungnya ada surat kecil yang di selipkan oleh Sean, Ana membacanya.

"Ana kalung nya di pake ya, aku bingung milihnya yang gimana modelnya jadi aku pilih yang sederhana tapi bagus. Semoga kamu suka, maaf gabisa ngasi hadiah yang lebih mahal atau lebih bagus buat kamu." -Sean

Ana tersenyum membacanya "Makasi Sean."

🍑🍑🍑

"Assalamualaikum Sean." Ucap Ana sambil mengetuk pintu kostan Sean perlahan.

Hari ini ia sengaja tidak menghubungi Sean untuk menjemputnya karena Sean memberitahu di rumah ada ibu nya.

"Waalaikumsallam, ehh pacar nya Sean ya?"

"Loh ko ibu tau." Ana menyalimi Mega dan tersenyum.

"Sean tadi malam kasi tau, ayo masuk dulu.. Sean nya lagi mandi."

Ana mengangguk dan masuk ke dalam kostan Sean dan duduk.

"Ini bu Ana bawa makanan sama puding buatan mamah."

"Aduh repot repot banget."

"Gapapa bu, mamah juga sering nyuruh." Ucap Ana tersenyum.

"Makasi ya, kamu baik banget sama Sean dah gitu cantik lagi."

"Ibu bisa aja." Ana terkekeh.

"Eh Ana, ko ga bilang mau kesini? Aku kan bisa jemput kamu."

"Gapapa aku tadi bareng sama papah juga, kan hampir searah ke kostan kamu." Ucap Ana tersenyum, Sean mengangguk membalas senyuman Ana.

Sean duduk di sebelah Ana sambil tersenyum "Bawa makanan apa hari ini?"

"Tumis kangkung kesukaan kamu, ayam, tempe goreng sama sambal."

Ana membuka rantang yang ia bawa dan menyajikannya.

"Wah wangi sekali, kamu pandai masak ya?"

"Masi belajar bu, ini juga di bantu sama mamah." Balas Ana di iringi senyuman manisnya.

"Ayo bu di makan." Lanjut Ana.

Mereka semuanya makan bersama dengan hening tanpa obrolan.

Setelah selesai Ana pamit pulang karena Ana akan pergi dengan Naya ke gramedia membeli buku, kini Sean menaiki motornya bersama Ana mengantarnya pulang.

"Jam berapa ke gramedia nya?"

"Sore kayaknya."

"Kenapa ga di kostan aku dulu kalo gitu?"

"Aku mau bantuin mamah buat kue."

"Oh gitu." Sean mengangguk ngangguk.

Mereka berhenti karena berada di lampu merah, Sean menarik spion motornya mengarah pada wajah cantik Ana lalu Sean tersenyum tipis.

"Kamu makin hari ko makin cantik sih?!"

Ana menoleh pada Sean yang melihatnya lewat spion motor, Ana tersenyum dan pipi nya merona merah malu.

"Ya kan aku cewe, kalo cowo kayak kamu ganteng namanya bukan cantik."

Sean terkekeh "Kamu kalo makin cantik makin banyak yang suka, nanti aku banyak saingannya."

SEANAWhere stories live. Discover now