Bab 14

2 0 0
                                    

Sean duduk di kursi depan kostan, ia baru saja pulang setelah mengantarkan Ana pulang. Sean menutup matanya, bukan karena lelah tapi ia sebenarnya tak sanggup bila ia dan Ana berpisah bertahun tahun.

Sean membuka matanya, pandangannya tertuju pada paper bag yang di berikan Ana. Ia mengambilnya dan membukanya.

Isinya sebuah kotak berukuran sedang berwarna biru dan di sisinya ada pita berwarna biru, persis seperti kotak kalung yang Sean beri pada Ana. Sean membukanya, dan tersenyum.

Terdapat dua baju, baju kemeja casual dan kaos berwarna biru langit bertulisan 'Seana'. Di pojok kotak terdapat kertas kecil, Sean mengambilnya dan membacanya.

_"Selamat ulang tahun Sean, semoga baju yang aku kasi kamu suka ya, dan baju yang tulisannya Seana adalah Sean dan Ana. Love you Sean."_

Sean tersenyum dan melipat kertas lalu memasukan kertas itu ke dalam kotak. Ia membuka pintu kostan dan masuk untuk mencoba pakaian yang di beri Ana.

Pas dan cocok untuk Sean, sekali lagi Sean tersenyum. Mereka sama sama menyukai biru langit, menurut mereka itu adalah warna yang cerah dan ceria. Dan mereka juga berharap hubungan mereka seperti itu.

Sean melepas baju nya dan melipat rapih lalu memasukan ke dalam lemari baju. Sean mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Ana.

*Sean: Makasi ya, aku suka.*

Sean mematikan ponselnya dan pergi membersihkan diri, tak lama dari itu ponselnya berbunyi notif masuk.

Setelah selesai ia duduk bersandar di atas kasur lantai miliknya dan membuka notifikasi dari Ana.

*Ana: Syukurlah kalo kamu suka.*

*Sean: Ayo video call an.*

*Ana: Ayo.*

Sean memanggil video pada Ana dan Ana langsung menjawabnya, Ana merebahkan dirinya miring dan terlihat wajah mengantuknya.

"Udah ngantuk ya?"

Ana mengangguk "Yaudah tidur, video call nya matiin aja."

"Hmm maaf ya, aku ngantuk banget soalnya." Ucap Ana pelan, Sean mengangguk mengerti.

"Iya gapapa aku ngerti kamu pasti capek."

"Yaudah aku matiin ya, bye bye tuan putri. Good night."

"Hmm night to."

Sean mematikan panggilan video dan mematikan ponselnya, ia menatap ke atas memikirkan bagaimana nanti saat ia di Jerman dan jauh dari Ana.

Sean tidak bisa membayangkan itu semua, sulit sekali. Kalau tau begini ia tak akan mengambil beasiswa di Jerman.

🍑🍑🍑

"Makan mie ayam langganan kamu ya!" Sean mengangguk.

" _Let's go!_ "

Sean mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, ia dan Ana memutuskan makan siang di kedai mie ayam langganan Sean.

Setelah sampai keduanya memesan "Pulang nya beli ciki sama coklat." Sean mengangguk lagi.

"Kamu tau matan nya kak Alex?"

"Tau."

"Cantik?"

"Hmm sedikit."

"Ko sedikit."

"Kan cantik nya di kamu semua." Sean menoel pipi Ana gemas, pipi Ana merona.

"Aku srius ih!"

"Iyaiya aku tau mantan Alex tapi ga kenal."

"Tau kak Alex kenapa putus." Sean mengangguk lagi.

"Aku tau An kamu nanti bakalan overthink, bakalan mikir aneh aneh setelah kamu tau cerita Alex. Tapi aku janji An, aku cuma kuliah disana sampe selesai dan aku bakalan bangun perusahaan kecil dan cepet kesini buat lamar kamu dan kita nikah." Sean menarik nafas pelan sebelum melanjutkan sambil menatap lekat Ana yang berkaca kaca.

SEANAWhere stories live. Discover now