Bab 16

4 0 0
                                    

"Ana bangun, bantuin mamah masak makanan malam hm." Ucap Alita lembut. Ana menggeliat dan membuka matanya perlahan dan tersenyum kecil.

"Hmm iya mah, Ana mandi dulu ya."

"Iya, mamah tunggu di bawah." Ana mengangguk.

Alita meninggalkan kamar Ana, Ana terduduk dan mengucek matanya melihat kini jam lima sore. Ia bergegas mandi. Setelah mandi ia mengambil kaos dan celana sebatas lutut lalu ia segera turun ke bawah membantu Alita memasak untuk makan malam nanti.

"Wah putri papah udah bangun, nyenyak banget."

"Ngantuk pah, tadi malam Ana begadang ngerjain tugas karena lupa."

"Lain kali jangan gitu, yaudah sana batu mamah."

Ana mengangguk lagi lalu berjalan ke dapur mendekati Alita yang sedang mengiris beberapa sayuran.

"Ana yang iris mah." Alita menyerahkan pisau pada Ana dan Ana mulai mengiris sayuran dan bawang.

Mereka berdua berkutat di dapur hampir dua jam karena memang banyak. Ana terduduk di kursi melihat Alita yang sedang menumis udang.

Ana berjalan ingin mengambil air sirup di kulkas namun pandangannya teralih pada rak paling atas. Sisanya ada dua es krim, padahal miliknya sudah habis kemarin lusa.

Ana tersenyum _"Pasti punya kak Ariel, makan ah!"_ -Batin Ana.

Ia lalu mengambil satu es krim lalu duduk kembali di kursi meja makan dan melirik Ariel yang asik mengobrol dengan Athala. Ia memakan es krim nya membelakangi Ariel, Alita yang melihatnya hanya menggeleng pelan.

"Itu punya kakak mu loh."

"Biarin, kak Ariel nyebelin!"

Alita menggeleng kembali "Nanti kalo udah beres makan es krimnya tolong tata makanan di atas meja ya, terus nanti kalo ada waktu bantu mamah bikin brownies."

"Ahh brownies? Oke mah!" Ana segera memakan es krimnya dengan gerakan cepat, lalu ia membuang plastik dan mencuci tangan nya. Ia meletakan semua makanan di atas meja setelah selesai Ana melirik Alita yang melihatnya.

Ana menaikan alisnya lalu Alita mengangguk dan terkekeh. Ana mengambil bahan bahan membuat brownies dan mulai membuatnya sambil sesekali menanyakan takaran brownies yang akan di buat pada Alita.

Tak terasa kini sudah pukul setengah tujuh malam, di luar sana ada lelaki yang sudah sampai di depan rumah Ana dengan baju kemeja casual yang Ana berikan, ia tersenyum hangat lalu berjalan ke pintu lalu mengetuknya pelan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam." Sean menyernyit, suara lelaki?

Pintu terbuka, terlihat sosok jangkung seperti dirinya memakai baju rumahan dan tentu tampan.

"Siapa ya?" Tanya Ariel yang pura pura tak tau.

"Ekhem, emm saya Sean pacar nya Ana." Sean tersenyum ramah. Apa mungkin ini adalah kakak yang di maksud Ana sewaktu itu?

"Ohh iya silahkan masuk." Sean masuk ke dalam rumah, ia di sambut senyuman oleh Athala.

"Udah kesini aja, ayo duduk kita ngobrol ngobrol dulu. Soalnya mereka belum beres di dapur."

Sean melirik ke arah dapur, dan benar saja disana Ana dan Alita sedang berkutat di dapur. Keadaan Ana sudah belepotan terigu di mukanya, Sean terkekeh.

Sean mendudukkan diri di depan Athala, Ariel menyusul duduk di samping Sean tetapi beda sofa. Kini mereka sedang berada di ruang tamu.

"Perkenalkan ini Ariel kakaknya Ana, kamu pasti heran kenapa ada laki laki disini barusan ya kan?" Sean mengangguk ragu.

"Ariel ini kuliah di Yogyakarta jadi jarang sekali pulang ke rumah, sekarang dia kesini karena udah beres skripsinya." Sean mengangguk.

SEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang