Dua Puluh Tujuh

242 36 8
                                    

Baekhyun dan Lerina baru selesai dari makan bersamanya dengan ayah tio, bunda Amel dan Hadrian. Sekarang mereka dalam perjalanan pulang.

"Baek...."

"Hm?"

"Boleh tanya?"

"Apa?"

"Yuna itu siapa?"

Baekhyun tertegun ketika Lerina menanyakan itu.

"Cuma temen deket gue dulu."

"Oh ya? Gue gak pernah tau."
"Ya emang lo gak pernah cerita apapun sih."

Baekhyun terdiam. Lerina menyadari keterdiaman Baekhyun. Lagi-lagi ia tidak sampai hati untuk menuntut penjelasan atau semua cerita yang Baekhyun simpan. Wajah Baekhyun selalu berubah menjadi datar tiap kali Lerina membahas sesuatu mengenai yang ia simpan. Jadi perihal Yuna, Baekhyun juga mungkin ingin menyimpannya.

"Maaf ya, kalau gue suka kepo, gue gak sekedar pengen tau masalah lo, tapi gue juga pengen ada buat lo, sama kayak lo yang selalu ada buat dengerin gue, gue juga mau Baekhyun."

Tepat di lampu merah, Baekhyun menghentikan mobilnya. Pria itu menatap Lerina yang ternyata sudah lebih dulu memberinya tatapan tulus.

"Lo boleh kok simpen apapun dari gue Baekhyun. Gak semua hal harus lo ceritain ke gue kalau emang lo pengen simpen dan gak mau bagi itu ke gue. Tapi, kalau itu sesuatu yang bikin lo sedih atau sakit dan sekiranya lo gak kuat untuk simpen sendiri, gue mau  dengerin."
"Mungkin gak banyak juga yang akan gue bantu, tapi at least lo gak sendirian. Kayak yang lo bilang. Sedih bareng-bareng Baek..."

Dada Baekhyun sesak, mata Baekhyun panas. Ia ingin menangis rasanya. Pria itu meraih tangan Lerina, menariknya pelan sampai tubuh di wanita kini berada di dekapannya.

Baekhyun mencium bahu Lerina, menyembunyikan wajahnya di sana.

"Lo boleh tagih semua cerita yang gue sembunyiin nanti ya Ri. Tapi gak sekarang. Gue lagi siapin diri buat buka semuanya. Lo... mau nunggu?" Tanya Baekhyun masih memeluk Lerina.

Lerina langsung melepas pelukannya, "Lo gak maksain diri lo untuk cerita ke gue kan? Lo gak niat cerita cuma karena gue yang selalu penasaran?"

Baekhyun menggeleng, "Semuanya emang harus lo tau."
"Karena ini juga nentuin pernikahan kita ke depannya Ri."

Lerina jadi dibuat takut, kenapa harus berhubungan dengan pernikahannya? Baekhyun tidak benar-benar berniat pergi kan?

"Lo... lo gak niat ninggalin gue kan?"

Baekhyun hanya menunduk.

"Baek bilang sama gue enggak!"

"Nggak Ri. Nggak akan. Sesuai yang lo bilang. Kalaupun kita harus pisah. Harus lo. Harus lo yang ninggalin gue."

Lerina menggeleng kuat, "Kenapa kita harus pisah?"

Baekhyun tersenyum, tangan pria itu bergerak untuk mengusap rambut Lerina, "Gue bilang kan kalaupun. Pokoknya gue gak akan ninggalin lo kalau bukan lo yang mau. Jadi semua keputusan ada di lo."
"Dan please, jangan dipikirin dulu sampai lo beres wisuda ya? Gue gak mau bebanin lo, makanya gue milih cerita nanti, beres lo wisuda."

"Lo kayak gini malah bikin takut gue!" Cetus Lerina membuang wajahnya dari Baekhyun.

"Gue capek Ri nyimpen semuanya. Tadinya gak niat kasih lo spill sekarang, tapi gue mungkin kelepasan? Karena... itu tadi. Gue capek nyimpen semuanya."

Baekhyun kembali meraih tangan Lerina, mencium punggung tangannya, lalu menggenggamnya terus bahkan setelah lampu lalu lintas berubah hijau dan ia mulai mengemudi lagi tangan Lerina tidak juga ia lepas.

Married With Ex (BYUN BAEKHYUN) - SelesaiDär berättelser lever. Upptäck nu