LFS-6

877 75 4
                                    


“Ga seru banget anjir! Harusnya tadi nggak usah nonton film romantis.” Seru Max. Menyesal juga dia tadi saat ikut mengusulkan untuk nonton film romantis.

“Apa Gue bilang, mending nonton komedi.”Sahut Yim yang juga sama kesalnya.

Gimana nggak kesal coba, saat adegan kiss di tampilkan banyak pasangan yang mengikuti nya. Yim sebagai kaum jomblo kan merasa tersingkirkan. Sampai sampai dia tidur.

“Udahlah, mending kita pulang yuk. Daripada ribut ribut ga jelas cuman gara gara film.” Saran NuNew.

“Ayo, udah mau malem juga.”Kali ini Nat yang berbicara sejak tadi anak ini hanya diam saja tak bicara apapun, apalagi saat nonton film.

“Tor, Lo nyetir ya. Cape banget Gue mana ngantuk udah mau malem soalnya.”Zee benar, Hari sudah mau malam. Matahari berganti bulan.

“Yaudah ayo.”

Semuanya langsung berjalan beriringan menuju ke gedung parkiran, berjalan dengan cepat masalahnya di luar udah gelap. Sebenarnya mereka nggak ada yang takut di marahin atau apa cuman yang mereka takutin sekarang ini itu Nat. Takut dia di cari Mama nya. Seharian nggak pulang.

“Buruan masuk, nanti kita makin lama di sini. Makin lama pulang nya.”Zee masuk lebih dulu ke dalam mobil.

Kali ini Zee dan NuNew yang duduk paling belakang sedang Tutor dan Yim di depan,

Tutor mulai menyetir mobilnya secara perlahan hingga menancap gas nya. Menambah kecepatan mobil. Ia juga merasa ngantuk sekarang ini, di tambah lagi nanti harus bergadang ngerjain tugas.

“Yim bisa bantー Loh tidur?”Tutor mengacak-acak gemas rambut Yim, pria itu terlihat jauh lebih manis saat tidur seperti sekarang ini.

Kasian, sayang sekali di mobilnya ini nggak ada bantal leher. Pasti nanti leher Yim bakalan sakit.

Besok besok, Tutor bakalan beli bantal leher buat di setiap mobilnya, lagi. Cemilan juga harus. Takut kalau semisal ia jalan bersama Yim pria itu malah bosan nanti karna nggak ada yang di lakuin.

hhh, Zee, Max. Ini udah sampe rumah Lo berdua. Buruan turun.”Tutor sedikit mengeraskan suaranya namun telinga Yim di tutup olehnya. Agar tak terlalu keras di dengar Yim.

Zee sekilas bisa melihat Tutor yang sedang berteriak teriak membangunkan nya dengan Max tapi telinga Yim di tutup olehnya agar tak terdengar keras.

“Nggak usah teriak Cok! Gue udah bangun. Btw thank you ya.”Zee dan Max keluar secara barengan tak lupa berpamitan dengan ayang membuat Tutor lagi lagi menghela nafasnya.

“Sama sama, no problem.”

Setelah di rasa Zee dan Max sudah sampai di rumahnya dengan selamat. Tutor kembali menyetir untuk mengantar yang lebih dekat dari sini yaitu rumah NuNew.

Tak sampai sepuluh menit menuju rumahnya sudah sampai saja. “Nunew bangun! Mak Lo nyari tuh.”

NuNew terbangun dari tidurnya dengan kaget, di tambah lagi dengan Zee yang tiab tiba tidak ada di samping nya. Mungkin sudah pulang dan pamitan. Dia aja yang tidurnya kebo.

“Oh? Thanks Ka.”Nunew berjalan turun dari mobil dan langsung kaget saat liat mama nya udah ada di depan rumah sambil megang sapu.

Yaiyalah, orang lagi nyapu rumah.

Yang terakhir, Jimmy, Tommy dan juga Nat. Ketiganya ini tetanggaan. Jadi cukup satu arah dan berhenti di rumah terdekat yaitu Tommy.

Hampir memakan waktu dua puluh menit lebih untuk sampai di rumah Tommy dan lainnya, untuk Yim terpaksa harus ia bangunkan nanti. Tutor nggak tau rumahnya di mana.

“Jimー”

“Gue udah bangun Tor, Yang lain biar Gue yang bangunin. Thanks ya.” Jimmy mulai membangunkan Nat lebih dulu karna anak itu rumahnya lumayan masuk dikit dari pada rumah Tommy dan Jimmy. Jadi dia harus lebih dulu jalan sebelum nanti di susul Jimmy.

“Nat bangun Nat.” Tak butuh waktu lama untuk membangunkan Nat, anak ini memang enak di ajak ngapain aja selalu nurut dan mudah di taklukin. Nggak susah juga,nggak pemilih soalnya.

“Ka? Udah sampe ya?”Nat bertanya sambil mengucek matanya. Nyawanya mulai kembali sepenuhnya. Menggeliat sekilas sebelum akhirnya berterima kasih dan turun dari mobil.

Tommy? Udah di gendong sama Jimmy.

“Yim..Yim..”Dengan suara yang lembut dan pelan, Tutor menggoyang goyangkan tangan Yim pelan, agar lebih mudah bangun.

Tak lama dari itu Yim menguap, ia membuka matanya sekilas lalu bertanya “Udah sampe Ka?”

“Sampe apanya, jalan aja belum. Rumah Lo di mana?”Tanya Tutor

“Di jalan karang nomor 4.”

“Oke, lanjut tidur lagi aja nanti gue bangunin.”Tutor kembali menancap gas mobilnya untuk menuju ke rumah Yim.

“Nggak deh Ka. Nggak ngantuk lagi.”

“Maaf ya, Kepaksa tadi Gue bangunin.”Tutor jadi sedikit menyesal. Tapi mau gimana lagi? Orang itu cara satu satunya. Mau tanya sama temen teme Yim tapi keburu lupa.

“Nggak papa Ka, santai aja.”

“Hmm.”

Selama di perjalanan, hening. Tak ada suara apapun selain suara radio yang terdengar. Yim membuka kaca mobil dan melihat ke arah jalanan yang begitu ramai.

“Kenapa Yim? Mau jajan?”Pertanyaan yang di lontarkan oleh Tutor membuat Yim langsung memundurkan tubuhnya kembali duduk dengan sempurna sambil menggelengkan kepalanya.


To be continued.

Love From School Where stories live. Discover now