LFS-17

630 35 8
                                    

Di luar malam ini, ada Tutor yang sedang duduk santai sambil menyesap rokoknya. Menghembuskan asap berkali kali.

Saat ini bukanlah malam, melainkan subuh. Ia baru saja selesai berhubungan dengan Yim tadi subuh pukul tiga, mereka bermain semalaman. Dari pukul tujuh hingga tiga subuh.

Setelah di rasa puas dengan rokoknya, Tutor kembali masuk ke dalam mansion. Berjalan menuju kamar Yim.

Benar benar berantakan kamar ini! Baju serta celana miliknya dan juga Yim berserakan di mana mana.

Yim juga baru saja terlelap, Pria itu mungkin benar benar kelelahan gara gara di gempur Tutor semalaman.

Mendekati ke arah kasur merasa ada yang aneh, atau matanya yang salah lihat?

“Bangsat! Gue lupa pake kondom.” Kondom yang sempat di taruh nya di atas kasur sebelum akhirnya ia melupakan nya dan bermain tanpa pengaman.

Udahlah, malas berpikir lagi. Tutor merebahkan tubuhnya di samping Yim. Mengecup kening pria itu sebelum akhirnya ikut masuk ke dalam selimut dan tertidur.

Pukul dua belas siang ini, Yim baru saja bangun dari tidurnya. Selangkangan nya terasa begitu sakit saat ini.

Ia menoleh ke samping, ternyata ada pria yang membuat selangkangan nya jadi sakit di samping nya sekarang ini. Tertidur dengan tenang.

“Kalau aku bilang ingatan aku udah balik sepenuhnya, kira kira Ka Tutor bakalan percaya nggak ya?”

Setelah berucap seperti itu, Yim langsung mendudukkan tubuhnya. Tenggorokan nya benar benar di buat kering gara gara mendesah semalaman.

Sedangkan yang membuat Yim mengalami semua ini sedang tertidur dengan tenang.

Melihat ke arah jam yang ada di atas nakas membuat Yim membulatkan matanya, “Jam dua belas?!”

Kaget? Tentu saja! Tak biasanya Yim bangun se siang ini.

Turun secara perlahan dari kasur dan memakai celana serta baju nya, Ingin sekali Yim memukuli wajah Tutor sekaring ini. Bisa bisanya dia langsung tidur tanpa memasangkan pakaian Yim kembali.

Berjalan dengan kesusahan Yim menuju ke dapur untuk mengambil minum.

Menatap heran ke seluruh ruangan mansion nya, merasa ada yang aneh. “Lah, semua pelayan nya pada kemana? Anjing! Jangan bilang kalo mereka pas jam dua tadi denger gue desah trus pulang ke rumah karna takut?!”

Dengan panik Yim menatap ke sana kemari,.

Ya, beginilah sikap asli Yim. Ingatan nya juga sepenuhnya kembali bukan? Maka ia juga bukan Yim yang lama.

Berhenti di dapur dan langsung meminum segelas besar air putih, rasanya begitu segar. Tenggorokan nya kering langsung di siram dengan air yang banyak! Sangat segar.

“Kenapa nggak bangunin gue kalo haus?”

PRANG!

Gelas yang di pegang oleh Yim jatuh terlepas dari tangannya, pecah? Yaiyalah! Kaget saat mendengar suara Tutor yang tiba tiba saja muncul di dapur.

“Astaga Yim! Ceroboh banget.”Dengan cepat Tutor mengambil sapu dan membersihkan kaca yang pecah.

“Lo ngapain sih Ka? Kok tiba tiba muncul di dapur? Gue kaget tau!”Keluh Yim.

Loh? Merasa ada yang janggal dengan apa yang di dengar. Lantas Tutor melepaskan pekerjaan nya dan menatap Yim.

“Ini kamu Yim? Serius? Ingatan nya udah balik atau Kesurupan? Siaー”

“Kesurupan! Ya nggak lah. Apa apaan sih.”

Merasa senang ingatan nya kembali, Tutor memeluk tubuh Yim sekilas lalu melepaskan nya kembali.

Dengan cepat Tutor mengangkat tubuh Yim, membuat sang empu langsung memberontak dan memukul punggung Tutor berkal kali namun tak di hiraukan oleh pria itu.

“Kak! Turunin Gue! Pusing anjing.”

Tutor membuka pintu kamar mandi dan menurunkan Yim di dalam bak, “Mandi.”

“Ck, keluar sana.”

“Lah? Kenapa? Nggak mau di temenin nih..”

“Nggak ya ih!”

“Masa malu, orang gue udah liat semua.”

“KAK! KELUAR ATAU GUE PUKULIN LO.”

“Iya iya, ini keluar. Galak amat kesayangan gue.”Tutor langsung keluar dari kamar mandi dan menutup pintunya.

Memilih untuk mandi di kamar mandi sebelah saja, daripada menunggu Yim mandi sudah pasti lama bukan? Apalagi Tutor lupa menggunakan pengaman tadi malam. Jadinya keluar di dalam.

“Aku mandi di kamar sebelah ya! Jangan kangen.” teriak Tutor sambil mengambil handuk dan bajunya.

“KAKAK!!”

Tertawa gemas, Yim benar benar lucu jika sedang marah. Tutor jadi ingin masuk kembali ke dalam kamar mandi dan mandi bersama.

...

“Kak, pelayan di rumah pada kemana? Kok satupun nggak keliatan.” Yim yang saat ini sedang memasak sarapan bertanya kepada Tutor yang sibuk menatap layar laptop nya di meja makan.

“Gue suruh nggak kerja.”

“Lah terus mereka gimana?”Tanya Yim lagi, kali ini dia menatap Tutor dengan spatula di tangannya.

Untung saja Yim jago masalah memasak, jika tidak mereka bakalan delivery untuk sarapan tadinya!

“Ya mana gue tau, emang kenapa si sayang?”

“Sekali lagi Lo ngomong sayang, Gue siram minya panas!”Ancam Yim sambil mengacungkan spatula nya. Bersiap untuk melempar ke arah Tutor jika pria itu melawan.

“Ck, Susah amat di ajak romantisan.”

Tutor tertawa kecil sambil mengingat kejadian tadi malam, ternyata saran Max memang tidak salah. Nyatanya ia sudah memberi tahu Yim jika dirinya menyukai nya, namun belum di jawab oleh pria itu. Katanya bentar mikir dulu.

“Nih, makan dulu. Nanti main laptopnya.” Yim menaruh dua piring nasi goreng dan sepiring ayam goreng di atas meja makan.

Membuat perhatian Tutor langsung teralihkan karena harumnya bau makanan itu kemana mana.

Mendudukkan dirinya di kursi, dan mulai memakan sarapan nya.

Sarapan? Lebih tepatnya makan siang.

Sarapan apa yang di lakukan di jam satu?

“Trus pekerjaan rumah gimana Ka?”Tanya Yim di tengah tengah makannya.

Sebelum menjawab, Tutor menyempatkan dirinya untuk minum sekilas lalu menatap Yim, “Kamu yang kerjain.”

“Enak aja! Gue sekolah.”

“Yaudah nanti kerjaiin sama sama.”

hhh, yaudah.”

Melanjutkan acara makan-makan nya kembali tanpa berbicara apapun.

To be continued.

Kalian kalo mau baca ulang dari bab satu bisa ya, soalnya bab satu dan beberapa bab lama aku ubah. (Masih tahap revisi.)

Love From School Where stories live. Discover now