LFS-21

448 27 1
                                    

Di tengah lebat nya hujan yang sedang turun seperti ini, sangat di larang bagi pengemudi untuk mengemudikan kendaraan ataupun mobilnya dekat cepat bukan? cuaca yang buruk, apalagi malam. Itu sangat membahayakan.

namun semua aturan itu seakan tidak ada gunanya sama sekali untuk seorang Tutor Koraphat, menggemudi mobilnya di atas rata rata membuat orang orang yang melihat nya kadang sampai ikut merinding.

Bagaimana tidak? Jalanan sedang licin, cuaca seperti ini, di tambah lagi dengan penerangan jalan yang minim. Sangat di sayangkan jika sampai kecelakaan di jalan rawan warga.

lampu di perempatan berganti warna menjadi merah, yang di mana artinya mengharuskan untuk setiap para pengemudi menghentikan alat transportasi nya untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Tutor lagi lagi tak goyah, mobil nya terus di gas hingga hal yang selalu melayang di pikiran nya terjadi.

Mobil miliknya terpeleset berbarengan dengan truk yang sedang melaju ke arah lain. Saling menabrak satu sama lain, jelas Tutor kalah telak. Mobil miliknya jauh lebih kecil di banding truk walaupun harga nya mahal miliknya berkali kali lipat.

Polisi, ambulan, serta para penggemudi lain berkerumun di dekat mobil Tutor. Mobil pria itu terbalik, asap yang keluar dari atas mesin mobilnya yang mengharuskan para polisi menyirami air.

Suara sirine terdengar di mana mana, seakan malam ini sudah seperti pasar karna begitu ramainya.

Zee, ya. Temannya itu sejak awal sudah khawatir dengan Tutor walaupun tadinya mereka berkelahi. Namun tidak menentu membuat pertemanan mereka berakhir. Pria itu mengikuti mobil Tutor dari belakang.

Mobilnya di parkir asal dan langsung berlari keluar, menerobos kerumunan di sana.

“Tutor! Ampun dah Lo astaga. Mana kebalik lagi mobilnya.”Menghela nafasnya dengan berat, Zee sampai sampai berkacak pinggang di sana dengan pakaian lusuh,basah, juga rambut berantakan.

Rambutnya di sisir ke atas menggunakan tangan, oh tampan!

Salah satu polisi menghampiri nya, “Selamat malam, Bapak keluarga korban? Atau mungkin kerabatnya?” Tanya nya.

Zee menyeringit heran, Bapak? Setua itukah wajahnya sekarang ini? Padahal dirinya baru saja menjadi mahasiswa tahun ini walaupun sudah hampir lanjut ke semester lain dan ujian.

Hhh! Sudahlah bukan waktunya untuk marah marah dan protes sekarang ini, Zee mengangguk sebagai jawaban sebelum akhirnya buka mulut, “Iya Pak, saya teman dekatnya.”

Zee sesekali melihat ke arah Tutor yang sedang di angkat menggunakan tandu untuk di bawa masuk ke dalam ambulan.

“Baiklah, kalau begitu ini mobilnya mau di bagaimanakan Pak? Untuk korban. Akan segara kami bawa kerumah sakit nanti. bisa bapak ikuti dari belakang.”

Zee juga bingung mau di apakan mobilnya, namun berhubung temannya kaya tidak ada juga gunanya menyimpan mobil rusak? “Buang aja pak, kalo gitu saya permisi pak.” Tanpa menunggu respon apapun dari Pak Polisi. Zee langsung berlari menuju mobilnya.

Polisi tadi sampai tercengang dan mematung mendengar perkataan Zee, padahal mobil Tutor benar benar masih bagus hanya saja mungkin ada beberapa yang perlu di ganti karna rusak.

Bukannya kerumah sakti, Zee malah putar balik dan mencari hotel yang jaraknya dekat dari tempat Tutor dan Yim berkelahi.

Ia harus menemui pacar sahabatnya juga pacarnya di sana untuk memberi tahukan kabar buruk ini.

Dengan terburu buru, mobil itu di parkiran tepat di parkiran hotel. Zee masuk dengan nafas nya yang tak beraturan berhenti di meja resepsionis untuk bertanya.

“Permisi, Mbak atas nama Yim ada Chek in di sini?”

“Sebentar ya Mas, saya cek terlebih dahulu.”Menatap layar monitornya dengan teliti, Zee hanya bisa mengangguk sambil meneguk habis Aqua botol di tangan nya.

Setelah hampir satu menit lamanya, Pegawai resepsionis ini menghadap ke arah Zee. “Ada Mas, di kamar 302 ya.”

Beruntung nya Yim tidak memesan kamar dan memprivat nya, jika tidak mungkin sekarang Zee akan memohon dengan wanita di hadapannya ini.

Tanpa berterima kasih, Zee langsung berlari masuk dalam lift menekan tombol yang tersedia.

Lift terbuka, berlari kembali hingga kedua kakinya berhenti di kamar hotel dengan nomor 302.

Di ketuk nya dengan perlahan hingga orang yang di nanti akhirnya membuka pintu dengan wajah sembab, sudah pasti Yim menangis.

Melihat Zee yang mengetuk pintu nya lantas membuat Yim kesal dan hendak menutup kembali pintu kamarnya.
Berharap yang datang dan berusaha mencarinya adalah Tutor. Tapi malah temannya yang datang, benar benar kesal setengah mati sekarang ini dirinya.

Namun, tubuh Zee yang jauh lebih besar darinya dan menahan pintu membuatnya kalah dan menghela nafas.

“Yim dengerin Gue dulu, jangan tutup pintunya.”Nafas nya masih tak beraturan benar benar lelah berlari sana sini.

NuNew yang ada di dalam dan mendengar suara kekasihnya, lantas berjalan keluar.

“Loh, Ka Zee? Ngapain!”Lagi, NuNew hendak menarik masuk tubuh Yim namun langsung di tahan oleh Zee.

“Nu, marah nya jangan sekarang ya? Aku ke sini mau kasih tau kabar buruk.”

NuNew memelas, kabar buruk apalagi yang akan di bawakan Zee?

“Tutor kecelakaan, keadaan nya parah kayaknya sampai sampai mobil miliknya kebalik.”

Pertahanan yang di bangun oleh Yim seketika runtuh begitu saja saat mendengar ucapan Zee, apa tadi? Kecelakaan? Baru saja mereka mendapatkan masalah sudah ada lagi yang menimpa.

Ini takdir atau apa? Kenapa begitu pahit.

“Ka, antarin Gue ke rumah sakit Kaka.”Zee mengangguk, Bukan Yim yang ia gandeng melainkan NuNew membuat pria itu memukulnya.

Tapi, tidak ada waktu untuk ribut sekarang. NuNew hanya bisa pasrah, tangan lainnya ia gunakan untuk mengandeng lengan Yim.

“Nggak usah ngebut, Tutor nggak bakalan mati.”Ucap NuNew saat melihat kekasihnya yang mengendarai mobil sudah seperti ingin mengajak sehidup semati.

Zee sedikit mengurangi kecepatan pada mobilnya, ia sebenarnya bukan mempermasalahkan hidup atau matinya Tutor, ia hanya takut jika temannya itu terkena luka yang serius.

Ya bisa di bilang khawatir, hanya khawatir sebagai teman tidak lebih. Kalau mau lebih, ya nggak bisa. Udah sama NuNew semua.

To be continued.

See you in bab selanjutnya, jangan lupa vote komen nya ya!

Love From School Where stories live. Discover now