22 • Jika Mereka Berjodoh

575 33 2
                                    

Happy Reading All

🖤
.

"Kenapa kamu ingin menjodohkan El dengan anak teman kamu itu, mas? Kamu tau El gimana kan? Dia gasuka, mas." ucap Melita pada Rayan, Melita menatap ke arah lain yang penting tidak menatap ke arah Rayan.

"Ngga ada cara lain, Mel. Ini satu-satunya supaya perusahaan aku ngga bangkrut." kata Rayan, ia sebenarnya pusing memikirkan hal seperti ini.

"Karena itu, mas? Kamu mau jodohin anak kamu? El masih terlalu muda, biarin dia menikmati masa remajanya."

"Ini juga yang terbaik untuk Elvan, supaya Elvan juga bisa lupain si Gea kan?" kekeuh Rayan.

"Kamu tau ngga tentang sahabat kita itu? Tau ngga kamu?" tanya Melita mulai serius.

"Tau apa? Mereka udah ngga nganggap kita sebagai sahabatnya, tiba-tiba ngilang gitu aja. Udah 10 tahun mereka ngga balik-balik, dan El, hampir depresi karena kehilang Gea, kamu lupa?" ketus Rayan.

Melita menatap Rayan dengan tatapan tidak percaya. "Mereka bukan ngilang, lebih tepatnya mereka udah meninggal. Apa kamu tau itu?"

Rayan mendengus. "Darimana kamu tau?"

"Fazar, anak pertamanya Geo dan Gesa. Aku udah ketemu sama dia, dia udah nyeritain semuanya ke aku." Jawab Melita.

"Fazar?"

"Iya, aku udah ketemu sama Fazar dan Gea. Jadi aku harap, mas batalin perjodohan antara Elvan dan siapa tuh namanya? Jessica? Batalin mas! Karena Elvan dan Gea, itu saling mencintai."

"Mama udah ketemu sama bang Fazar dan Gea? Dimana mereka sekarang, mah?" tanya Alvin yang baru turun dari tangga.

•••Zelvano•••

Jessica, perempuan itu menatap foto Elvan di layar ponselnya, senyum tercetak jelas di wajah Jessica saat ini.

"Elvan, akhirnya, lo bakal jadi milik gue."

"Perjodohan ini, ngga akan bisa lo batalin." Jessica tersenyum puas.

"Dan Vania, tunggu lo bakal jadi stress karena Elvan ngga bisa lo dapetin. Karena Elvan itu cocoknya sama gue! Gue ngga akan biarin lo ambil Elvan orang yang gue cinta dari sebelum lo kenal dengan Elvan, cukup lo ambil perhatian kakek dari gue. Elvan? Ngga akan gue biarin lo rebut Elvan dari gue!"

"Gue berharap, hidup lo selalu menderita seperti apa yang gue rasain dulu disaat lo enak-enakan bahagia!"

"Enaknya jadi sultan gini ya, apa yang gue pengen, bakal jadi milik gue. Hahahahaha."

•••Zelvano•••

Elvan membuka kasar pintu apartemen Bian, dengan masih emosi, Elvan langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang.

"Ada apa nichh, sepertinya hati abang Elvan sedang merasa tidak baik-baik saja," ujar Aldo melirik sekilas ke arah Elvan dan setelahnya ia fokus lagi pada game yang ia mainkan di ponselnya.

Di dalam apartemen punya Bian, memang ada Aldo yang selalu kesini. Sekedar untuk numpang WiFi gratis, itupun selalu mengganggu Bian. Ada Arven juga yang ternyata tengah santai menikmati mie kuah. Padahal baru habis dari rumah sakit, nih anak sudah ada di apartemen Bian saja.

Bian selaku yang punya apartemen, hanya bisa pasrah akan kelakuan temannya yang sudah menganggap apartemennya ini sebagai tempat tongkrongan mereka. Bian ini memang kalo pulang selalu ke apartemen nya, tidak pulang ke rumah, ia sudah jarang pulang ke rumah karena ya begitulah, ada masalah keluarga mungkin.

ZELVANO [selesai]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon