49 • Telah Berakhir

490 25 2
                                    

"Hadirmu dalam hidupku adalah anugerah terindah bagiku, dari dekat sampai pisah lalu dipertemukan kembali adalah alur takdir yang tidak pernah aku duga. Aku mencintaimu, namun aku tidak akan pernah bisa memilikimu, kisah aku dan kamu yang tidak akan pernah lagi menjadi kita telah berakhir.. masing-masing akan tergantikan dengan orang baru. Selamat tinggal, kenangan."

-Zelvano Agrayansyah Leondra

.
.
.

Happy Reading All

🖤
.

Elvan berada di jalan pulang, ia sudah mendapatkan pekerjaan dan tadi siang sudah mulai bekerja. Ia bekerja di sebuah bengkel yang pelanggannya sangat banyak, sehingga Elvan pulang pada pukul 9 malam. Keberadaan bengkel itu tidak terlalu jauh dari jarak kost-kostan nya, lumayan hasilnya, ia sudah mendapatkan upah karena bekerja dengan baik.

Selain jago bermain basket, ternyata Elvan juga jago dalam urusan mesin.

Elvan tidak kembali pulang ke rumahnya, meski tadi pagi Mama nya menyuruhnya untuk pulang saja ke rumah, tetapi Elvan menolak dengan alasan ia ingin mandiri.

Hidup Elvan kini sederhana, hasil upah bekerja nya ia tabung agar mempunyai simpanan untuk suatu saat nanti.

Sebenarnya hati Elvan masih kurang baik, perihal mengikhlaskan bukanlah hal mudah. Mendengar bahwa Vania akan menikah dengan orang lain membuat hidup Elvan terasa terhenti. Elvan seperti sudah tidak mempunyai tujuan hidup lagi.

"Elvan."

Tiba-tiba saja Elvan merasa ada seseorang yang memanggilnya, membuat Elvan segera menoleh ke arah asal suara yang berasal dari belakangnya. Elvan berbalik badan ketika yang memanggilnya ternyata adalah Jessica.

"Gue tau, rasanya pasti berat banget ya ketika tau orang yang kita cintai, dengan yang lain. Itu yang gue rasain dulu, Van. Rasanya sakit setiap kali ngeliat lo dulu deket sama Vania, itu alasan gue selalu ganggu hidup Vania. Gue cuma gamau, orang yang udah gue suka dari lama, tapi Vania yang baru aja hadir di hidup lo, bisa langsung dapetin lo." ujar Jessica. "Tapi cara gue salah, jangan ditiru." imbuhnya.

"Gue ngerasa, udah ngga ada lagi tujuan gue buat hidup." ucap Elvan.

"Jangan buat hidup lo sendiri hancur."

"Gue ngga bisa ikhlasin Vania.. Vania terlalu berharga di hidup gue, orang-orang ngga bakal ngerti perasaan gue gimana." lirih Elvan.

"Gue tau, ikhlas itu sulit. Tapi kalo kita ngga ikhlas, semuanya ngga akan bisa selesai, jangan cuma fokus sama satu sisi aja."

"Lo belum pergi?" tanya Elvan mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin semakin sedih mengingat Vania.

Jessica menggeleng. "Sepupu gue besok mau nikah, yakali gue pergi tanpa dateng dulu ke acaranya."

"Besok gue mau liat acara pernikahannya, kalo gue ngeliat dia bahagia, gue bakal berusaha ikhlas. Mungkin ini emang takdir yang sesungguhnya, rencana hanyalah rencana, takdir ke depannya ngga ada yang tau. Kalo gue emang ditakdirkan dengan lo Jess, gue siap bertanggung jawab, gue bakal ikut lo ke luar negeri."

•••Zelvano•••

Malam ini Vania tengah melamun di kamarnya, ia tidak bisa tidur meski jam sudah menunjukan pukul 23.00 yang biasanya, dirinya sudah tertidur.

Besok adalah hari pernikahannya dengan yang Vania ketahui bernama Afnan Rizky Al-Fatih. Vania tidak tahu sosok nya sepertinya apa karena ia sama sekali belum pernah bertemu dengan calon suaminya itu.

ZELVANO [selesai]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin