45 • Apa Alasannya?

418 22 0
                                    

Happy Reading All

🖤
.

"Elvan.." lirih perempuan tersebut.

"Jessica, lo?"

"Aku hamil, Elvan, anak kamu." kata Jessica dengan wajah yang sangat terlihat sendu, ia menatap ke arah perutnya sendiri kemudian tangannya mengusap perlahan ke perutnya.

Makanan yang tadi Elvan beli di depan gang sana, kantong plastik yang berisi sate yang ia jinjing kini langsung terjatuh dari pegangannya. Elvan menatap tidak percaya ke arah Jessica.

"GAUSAH NGADA-NGADA LO, ANJ! GUE NGGA PERNAH NGELAKUIN ITU! JANGANKAN ITU, NYENTUH LO AJA NGGA PERNAH! LO GAUSAH--" teriakan Elvan terputus karena pipinya langsung terasa panas dan wajahnya ikut tertoleh ke samping. Ya, untuk kedua kalinya, Mama nya menamparnya, lebih keras dari sebelumnya.

"CUKUP ZELVANO! SUDAH CUKUP KAMU SELALU MENYAKITI PEREMPUAN! SUDAH CUKUP KAMU SELALU MEMBUAT MAMA KECEWA! MULAI HARI INI, DETIK INI JUGA, MAMA PERSILAHKAN KAMU UNTUK PERGI DARI RUMAH INI! TANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATAN KAMU!" Melita menunjuk keluar, mempersilahkan Elvan untuk keluar dari rumah ini. Namun tidak dapat dipungkiri, Melita merasakan sesak yang amat sangat saat untuk pertama kalinya dan dengan kejamnya, ia mengusir anaknya sendiri.

"Mah.." Elvan kini berlutut di hadapan sang Mama, ia berusaha menggeleng tegas, ingin mengatakan bahwa dia tidak pernah melakukan hal yang diluar batas tersebut, namun lidahnya terasa kelu untuk sekedar menjelaskannya.

Melita membengkap mulutnya sendiri, ia sudah banjir air mata, ia sebenarnya tidak tega melakukan hal seperti ini. Namun mau bagaimana lagi? Ia harus mempertegas anaknya karena kesalahannya yang membuat dirinya kecewa.

"Jangan usir El.. El ngga pernah ngelakuin hal kayak gitu.. dia bukan anak El, Mah. El sekali pun ngga pernah ada niatan nyentuh yang bukan mahram nya El.." Elvan juga ikut menangis, memohon kepada sang Mama agar percaya apa yang ia katakan.

"Kamu jahat Elvan, ini anak kamu, tapi kenapa kamu ngga mau mengakuinya? Andai waktu itu kamu ngga ngelakuin hal yang seharusnya.. ini ngga akan pernah terjadi." lirih Jessica.

Jessica menatap kosong ke depan, ia memang beneran positif hamil. Dan Jessica menyikininya, bahwa anak dalam kandungannya saat ini adalah anak Elvan. Karena waktu itu, Elvan dan Jessica pernah melakukan hal diluar batas. Hanya dengan Elvan dirinya melakukan hal seperti itu, itu semakin mempertegas keyakinannya, bahwa anak yang ia kandung saat ini, yang sudah dua minggu itu adalah hasil Elvan.

Tapi bagaimana bisa?

"Gue ngga pernah ngelakuin hal itu sama lo. Harus berapa kali El bilang, kalo El ngga pernah ngelakuin hal itu? Dia bohong, dia cuma--"

"Kenapa kamu mengelak? Papa ngga nyangka ya, kamu bisa melakukan hal sebejad itu."

Tatapan dingin Papa nya membuat nyali Elvan menciut untuk terus membantah, sepertinya tidak ada gunanya lagi dirinya menjelaskan yang sebenarnya. Semuanya sudah termakan omongan wanita yang katanya sedang mengandung anaknya tersebut.

"Baru aja Mama mau ngasih tau keberadaan Vania dimana, tapi kamu nya malah.. sekarang kamu sudah tidak bisa lagi memperjuangkan Vania. Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, kamu harus segera menikahkah Jessica." Dengan berat hati, Melita mengucapkan seperti itu.

"Memangnya ada bukti kalo rahim yang ada dikandungnya darah daging El?" Terdengar, ada nada kepasrahan dari nada suara Elvan.

"Kamu lupa, Elvan? Kamu sendiri yang ngajak aku berbuat hal itu!" celetuk Jessica.

"Mulut lo penuh dengan munafik!"

"Kamu yang munafik Elvan! Kamu lupa? Malam itu kamu pernah mabok dan ngajak aku melakukan hal diluar batas!"

ZELVANO [selesai]Where stories live. Discover now