52 • Penyuka Gelap

483 29 2
                                    

jangan pernah berharap lebih dengan alur kehidupan yang kita harapkan sendiri, karena apa yang kita harapkan belum tentu itu alur yang sudah Tuhan rancang.

.
.
.

Happy Reading All

🖤
.

Perasaan ingin pergi dari dunia ini mungkin pernah terpikirkan oleh sebagian orang ketika merasa lelah dengan kehidupan. Tapi tidakkah mereka tahu, tanpa sadar, jika mereka pergi orang yang menganggap mereka itu berharga atau orang terdekat kita pasti akan merasa sangat sedih, merasa kehilangan.

Sama halnya juga dengan Elvan, cowok itu memang pernah terpikirkan untuk pergi dari dunia ini, ia ingin kembali ke pangkuan Tuhan karena hidup di dunia ini sangatlah melelahkan. Tetapi itu dulu, saat dirinya benar-benar merasa lelah dengan kehidupannya, yang tidak ada titik terangnya sama sekali membuat cowok itu pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Mungkin itu lebih baik.

Tapi yang namanya kematian, itu sudah ditentukan oleh Tuhan.

Tetapi hari kematian juga kenapa tidak pandang keadaan? Disaat kita menginginkan mati, kenapa kematian itu tidak langsung menjemput kita? Dan kenapa, disaat kita masih menginginkan untuk tetap hidup, masih banyak hal yang ingin kita lakukan di dunia ini, kenapa kematian menjemput? Karena memang, pada dasarnya kematian tidak dilihat dari segi kehidupan maupun dari segi umur.

Semua yang hidup pasti akan merasakan mati, jadi jika kita masih bisa bernafas, bersyukur lah dan jalani perintah Tuhan agar suatu saat nanti, kita tidak akan pernah menyesali apa yang pernah kita perbuat di dunia.

Di dalam sebuah ruangan yang ada di rumah sakit, seorang remaja lelaki terbaring lemah di atas brankar, tubuhnya dipenuhi oleh berbagai macam alat medis. Kini hidupnya bergantung dengan alat medis, tetapi di hari ini, tepat di detik ini, beberapa perawat yang sudah menangani mereka dengan terpaksa harus mencabut alat-alat yang menempel di tubuh Elvan sebagai bantuan untuk Elvan tetap bertahan.

Ya, sekarang Elvan telah dinyatakan telah tiada. Tepat saat itu juga, mata Elvan yang sudah terpejam itu meneteskan air mata.

Mulai sekarang, tidak akan ada lagi Elvan yang mempunyai sifat dingin dan cuek, tidak akan ada lagi tatapan Elvan yang selalu tajam, tidak akan ada lagi Elvan yang membuat Vania dulu tergila-gila karenanya, dan.. Elvan tidak akan merasakan memendam rasa sakitnya sendirian lagi. Dibanding bertahan, ternyata Elvan memilih pergi, dan mungkin juga karena memang sudah takdirnya Elvan untuk pergi dari dunia ini.

Hidup Elvan itu sebenarnya penuh teka-teki, apa selama ini hidup Elvan bahagia? Jawabannya tidak. Apa dulu saat Vania terus mendekati Elvan tetapi Elvan selalu mengucapkan kata yang membuat gadis itu sakit hati, apa Elvan tidak pernah memikirkan perasaan Vania setelah Elvan berani melukai hatinya karena ucapannya?

Jawabannya sama, tentu tidak. Elvan selalu memikirkan perasaan Vania, ia paling tidak bisa sebenarnya melakukan hal yang namanya melukai orang lain apalagi perempuan. Elvan hanya tidak ingin Vania terobsesi karenanya pada saat itu, namun cara Elvan yang menegaskannya lah yang salah.

Elvan selalu tertekan karena tuntutan Papanya yang seperti terobsesi dengan nilai, padahal nilai bukan segalanya. Tapi Elvan beruntung bisa mempunyai Mama yang pengertian.

Elvan juga hancur dalam hal percintaan, nyatanya kisah percintaannya tidak semulus novel yang pernah dibaca oleh Author. Padahal, Elvan dan Vania adalah dua orang yang saling mencintai, tetapi ternyata takdir tidak merestui. Saling mencinta bukan berarti akan berjodoh, jadikan pelajaran agar jangan pernah berharap lebih dengan alur kehidupan yang kita harapkan sendiri, karena apa yang kita harapkan belum tentu itu alur yang sudah Tuhan rancang.

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang