36 • Penyiksaan

644 29 1
                                    

Haloo

Maaf kemaren ngga up.. ngga sempet up soalnya, maaf ya.. kelewat sehari gapapa kan?

Makasih buat yang udah ngerti :)

Happy Reading All

🖤
.

Seorang gadis yang rambut panjangnya dikuncir kuda serta pakaiannya yang berwarna biru muda dan putih itu tengah melihat sekitar, sedang mencari seseorang yang dimaksud.

Vania, gadis itu sudah lelah mencari karena sedari tadi, ia tidak menemukan keberadaan Bayu. "Apa gue dikerjain ya, sama Jessica? Huh, sabar, Vania." gumam Vania seraya mengelus dadanya sabar, ia tidak boleh kepancing emosi.

Baru saja hendak berbalik badan, namun netra Vania dari kejauhan di tempat yang sepi, Vania dapat melihat seorang perempuan yang sepertinya seumuran dengan dirinya itu tiba-tiba saja mulutnya dibungkam oleh seseorang yang berpakaiannya serba hitam dan tertutup. Tidak lama, seorang perempuan yang mulutnya dibungkam itu tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa pergi oleh orang asing itu.

Vania juga melihat dua orang yang berpenampilan yang sama dengan orang yang membawa perempuan pergi itu ikut mengikuti kepergian orang asing yang membawa perempuan tersebut.

"Penculik!" Dengan refleks, Vania berseru seperti itu, ia juga menunjuk orang asing itu. Sebelum berlari, Vania langsung memasukkan ponselnya ke saku celananya dengan asal.

"Penculik?" tanya orang-orang yang mendengar seruan Vania dengan heran.

Melihat Vania berlari, membuat orang-orang jadi ikut penasaran. Vania berlari mengejar orang asing tersebut, namun naas, orang-orang asing itu sudah masuk ke sebuah mobil bersama perempuan yang dibuat pingsan. Mobil itu pergi dengan cepat.

Tepat sekali, tiba-tiba sebuah ojek motor muncul di depan Vania, membuat Vania langsung menaiki ojek motor tersebut dan menyuruhnya untuk mengejar mobil berwarna hitam yang sudah ia tunjuk-tunjuk. Vania berharap, semoga ia tidak kehilangan jejak.

Bukannya apa, masalahnya perempuan yang dibawa ke dalam mobil orang asing itu adalah sahabatnya, Meli. Iya, perempuan yang sudah tidak sadarkan dan dibawa ke dalam mobil orang asing tersebut adalah Meli. Vania memang tidak melihat dengan jelas, namun setelah mengingatnya lagi, ia pasti tidak salah lihat, perempuan itu adalah Meli. Tentu, Vania merasa khawatir takut Meli kenapa-napa.

"Yang cepet ya, bang." Titah Vania pada ojek tersebut sehingga tukang ojek tersebut pun melajukan motornya semakin kencang.

Tukang ojek yang melirik sekilas wajah Vania dari kaca spion motornya itu menyunggingkan senyum miringnya di balik helm.

Beberapa menit kemudian, Vania telah sampai disebuah gedung yang terlihat tua dan tidak terurus karena sekitarnya sudah terlihat sangat berantakan. Tukang ojek itu memberhentikan motornya di sisi jalan dekat gedung tua tersebut. Gelap, tempatnya gelap sehingga Vania sulit melihat dengan jelas.

Mobil hitam yang Vania ikuti itu berhenti di gedung tua tersebut membuat Vania sedikit merinding karena gedung tua tersebut terlihat menyeramkan juga sekitar yang terlihat sepi, tidak ada kendaraan maupun orang-orang yang melewati jalan ini kecuali dirinya dan tukang ojek serta orang asing tersebut yang berada di depan gedung tua. Namun Vania menepis rasa takutnya itu karena yang terpenting sekarang, dirinya harus bisa menyelamatkan Meli.

Vania turun dari ojek dan penampakan dirinya tidak terlihat oleh orang asing tersebut karena dirinya bersembunyi, sehingga mereka belum menyadari kehadirannya, menurutnya.

Baru saja Vania ingin menghubungi Salsa lewat ponselnya, sedikit terkejut ketika banyak panggilan telepon tak terjawab dari Salsa membuat Vania ingin segera menghubungi sahabatnya itu. Namun tiba-tiba saja dirinya merasakan pukulan dari belakang yang sakitnya luar biasa. Vania tidak kuat menahan tubuhnya sehingga dirinya tumbang dan tidak sadarkan diri setelahnya. Ponselnya yang tadi ia pegang, sudah jatuh dan tergeletak di tanah.

ZELVANO [selesai]Where stories live. Discover now