27 • Menyerah

1K 46 8
                                    

Happy Reading All

🖤
.

"Om Bayu kenapa kasih syarat kek gitu kek om Rayan?" tanya Fazar pada Bayu.

Bayu menatap keponakannya itu. "Maafkan om, Fazar. Om terpaksa melakukan ini, karena Jessica sangat ingin sekali menginginkan Elvan." jawab Bayu.

"Fazar bukan ingin memperebutkan Elvan ya om, tapi om tau sendiri, Vania sama Elvan itu lagi masa pendekatan."

"Om tau, Elvan dan Vania memang sudah dekat sejak kecil. Vania suka sama Elvan kan? Sedangkan Elvan? Elvan tidak suka sama Vania bahkan ia tidak segan-segan menyakiti Vania, padahal dia sendiri tau, Vania itu Gea, teman masa kecilnya. Itu artinya, Elvan dan Vania tidak cocok."

"Ngga om! Mereka berdua belum tau kalo mereka adalah teman masa kecil! Nama panggilan Geisha atau Gea udah diubah menjadi Vania, Elvan tidak mengenali Vania, begitupun sebaliknya." Fazar sedikit tidak terima akan ucapan om nya itu.

"A-apa? Maksud bang Fazar apa? Bang Fazar kenapa ngga pernah bilang soal ini ke Nia kalo abang tau teman masa kecil Nia itu siapa." Tiba-tiba, Vania muncul di antara mereka.

"Nia? Kamu udah pulang?" Fazar sedikit terkejut karena kedatangan Vania, ini kan masih waktunya di sekolah, seharusnya Vania masih berada di sekolah.

"Guru ada rapat, jadi Nia bisa pulang cepet. Tolong kasih tau Nia apa maksud Abang tadi?" Mohon Vania.

Fazar terlihat menghela nafas panjang, sedangkan Bayu menyimak keduanya.

"Elvan itu teman masa kecilnya Nia? Jawab Nia, bang. Abang selalu bilang buat saling jujur, jangan ada yang disembunyikan diantara kita, tapi Abang sendiri?" Vania menatap Abangnya dengan raut kecewa.

"Dulu nama panggilan kamu Gea, dan nama teman masa kecil kamu itu yang sering kamu sebut El, itu Elvan, anaknya tante Melita and om Rayan."

•••Zelvano•••

Pukul 19.30 Elvan baru saja pulang ke rumah, seperti biasa, setelah pulang sekolah cowok itu menghabiskan waktunya bermain game dengan Arven dan Aldo di apartemen Bian. Saat Elvan baru membuka pintu kamarnya, alangkah terkejutnya dirinya ketika melihat kamarnya berantakan, ralat, melainkan foto-foto kenangan masa kecilnya itu sekarang berserakan di lantai.

Elvan mengambil satu benda yang sudah dirobek-robek, emosinya mulai meluap. "Siapa yang ngeberantakin ini semua?!" tekan Elvan.

Benda-benda kenangan masa kecilnya dengan Gea kini semuanya rusak, bahkan ada yang hilang dan terlihat kotor. Elvan yakin, ini pasti ada yang sengaja menghancurkannya.

Netra Elvan tak sengaja melihat ke arah sebuah benda yang merasa tak asing baginya, ia ambil benda kecil itu yang tergeletak di lantai dekat ke arah balkon.

Jepitan rambut berwarna hitam dengan ada gambar kelinci kecil nya yang berwarna putih. Elvan tahu ini milik siapa karena Elvan sering melihat orang itu memakai jepitan rambut ini. Tangan Elvan yang memegang jepitan rambut itu seketika mengepal.

"Apa ini ulah lo?"

"Hai, El! Ini Gea! Akhirnya kita dipertemukan lagi!" Mendengar seruan dari seorang gadis yang Elvan kenal, seketika Elvan langsung menoleh ke arah gadis itu. Elvan kini mengepalkan kedua tangannya, menatap penuh emosi ke arah Vania.

Vania tersenyum cerah ke arah Elvan di depan pintu kamar Elvan seolah ia tidak berdosa, Elvan muak dengan gadis itu, sangat muak.

Elvan kemudian berjalan mendekat ke arah Vania, mendorong gadis itu hingga mentok ke pintu. Elvan menatap Vania dengan tajam, Elvan benci dengan gadis ini.

ZELVANO [selesai]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora