39 • Kembali?

680 30 10
                                    

"Gue tau, kesalahan gue banyak semenjak Vania hadir kembali di hidup gue. Tapi kenapa hukuman nya harus dengan cara kehilangan?"

-Zelvano Agrayansyah Leondra

Happy Reading All

🖤
.

"Orang terdekatnya Arven mana? Ini, saya mau menyampaikan, bahwa pasien yang bernama Arven.. sekarang detak jantungnya semakin melemah, dia ingin Elvan menjenguknya, ada yang harus dibicarakan katanya. Silahkan masuk."

Ucapan sang dokter yang bernama dokter Sidqi, membuat Elvan bangkit dari duduknya dan mengusap kasar air matanya yang tadi langsung keluar kala mendengar ucapan dokter, jika Vania tidak terselamatkan. Dengan cepat, Elvan menerobos masuk ke ruangan Arven karena Elvan ingin cepat-cepat menemui Vania. Kedua orang itu sangat penting bagi Elvan.

"Arven.." lirih Elvan seraya mendekat ke arah Arven yang terbaring lemah, peralatan medis memenuhi bagian dada Arven karena bekas peluru yang sudah menusuk sampai dalam. Seharusnya Elvan yang berada diposisi Arven saat ini.

Mulut yang ditutupi selang oksigen, Arven langsung melepasnya meski ia sedikit kesusahan untuk melepaskannya karena pergerakan tubuhnya yang sudah melemah, Arven juga sedikit sulit untuk bernafas.

"Bertahan, Ar.. jangan dilepas.." ucap Elvan dengan nada rendah.

"V-Van.. gi-ma-na sa-ma ke-a-daan V-Vania?" tanya Arven memaksa kelemahannya itu untuk tetap kuat.

"K-kata dokter.. Vania.. Vania ngga bisa tertolong, Ar.." air mata itu kembali luruh, dunia Elvan seperti sudah hancur di detik ini juga. Jika benar Vania sudah pergi, pergi yang tidak akan kembali lagi ke dunia ini, dunia Elvan akan benar-benar hancur.

"P-percaya sa-ma V-Vania, ka-lo d-dia i-tu ku-at. D-dia p-pasti ma-sih bisa ber-ta-han. Ng-ngga k-kek gu-e.. g-gue i-jin pa-mit. G-gue per-gi y-ya.. ta-pi se-be-lum i-tu, jan-ji sama gu-e, ja-ngan per-nah ke-ce-wa-in Va-nia la-gi, ja-ngan bi-kin di-a sa-kit ha-ti la-gi."

Arven menarik nafas panjang sampai pada akhirnya, ia memaksakan berbicara tanpa terbata-bata.

"Jagain Vania sebaik mungkin ya, dan nanti kalo ketemu umi gue, bilangin, kalo gue udah jadi anak baik. Seumur hidup, gue ga pernah yang namanya mencuri, ada niatan aja ngga, yaudah gue pergi ya. Doain, semoga gue tenang di alam sana. Bisa mantau kalian dari surga, dan sampe ketemu lagi di dunia selanjutnya yaa Van, titip salam juga buat yang lain. Gue pergi.."

Arven setelahnya mengucapkan kalimat syahadat dengan lirihan, setelah mengucapkan kalimat tersebut, mata Arven perlahan mulai tertutup. Tangannya yang tadi memegang selang oksigen yang di bawah dagunya, perlahan mengendur.

Arven sudah pergi. Nyawanya sudah dicabut oleh malaikat dengan kehendak Allah, tepat setelah dia sudah menyampaikan pesan nya terhadap Elvan.

Wajah Arven terlihat damai. Seperti sudah tidak ada beban disana. Nyatanya, dibalik sikap ceria Arven selama ini, ternyata Arven memikul beban yang lumayan berat.

Ia pernah dituduh mencuri uang tabungan milik kakak tirinya, perempuan. Padahal, Arven tidak tahu apa-apa soal itu. Arven yang masih polos, ia hanya bisa pasrah kala semua orang yang dikeluarganya menuduhnya sebagai pencuri kemudian ia dihukum. Itu kejadian waktu Arven masih berumur 6 tahun.

Sering mengatai Aldo polos padahal Arven juga pernah menjadi orang yang amat polos sewaktu kecil, polosnya melebihi Aldo.

Dari kejadian itu, Arven dijauhi keluarga, bahkan kedua orangtuanya sampai sekarang lebih mementingkan pekerjaannya dibanding Arven yang sangat menginginkan kasih sayang mereka secara terbuka.

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang