30 • Minta Maaf

912 42 10
                                    

Happy Reading All

🖤
.

"Vania," panggil Fela saat bertemu Vania di sebuah halte. Fela pun turun dari mobilnya dan menghampiri Vania.

"Tante Fela." Vania menyalimi tangan Fela.

"Bagaimana kabarmu dan Abangmu, Fazar?" tanya Fela dengan tersenyum ramah.

"Alhamdulillah, Vania dan Bang Fazar baik-baik aja kok. Tante sendiri gimana kabarnya?" tanya balik Vania, meski hubungan dirinya dengan anak tante Fela si Jessica kurang baik, tapi Vania tidak mungkin akan bersikap kurang baik juga ke tante Fela. Vania baik ke tante Fela karena tante Fela tidak seperti Jessica, tante Fela terlihat lebih sopan dan ramah.

"Tante juga baik kok. Oh ya? Kamu baru pulang sekolah atau apa? Bukannya pulang sekolah udah dari satu jam yang lalu?" Fela heran saja kenapa melihat Vania yang masih berada di halte dengan masih memakai seragam sekolah.

"Oh ini, aku emang baru aja bisa pulang. Soalnya tadi aku ada urusan penting di sekolah, biasa, kegiatan eskul." Jawab Vania.

"Owhh gitu. Tante boleh bicara lagi sama kamu?"

Vania tersenyum. "Boleh kok, ngomong aja, mumpung taksi online aku belum datang."

"Begini, tante mau bilang sama kamu. Karena anak tante, Jessica akan dijodohkan dengan Elvan, anaknya Melita dan Rayan, kamu pasti sudah kenal dengan mereka kan?"

Vania mengangguk sedikit ragu.

Fela tersenyum dan menatap Vania dengan tatapan berharap. "Tante minta sama kamu, tolong, jauhi Elvan. Karena Elvan sebentar lagi akan menjadi milik Jessica. Kamu tau sendiri kan? Elvan orangnya gimana? Jadi tante mohon sama kamu, kasih Jessica kesempatan untuk lebih dekat dengan Elvan." Fela terlihat menghela nafas berat.

"Tante tau, kamu suka sama Elvan dan selalu deketin Elvan. Tapi kali ini aja, kasih Jessica kesempatan ya. Kamu mau kan, mengalah untuk Jessica?"

•••Zelvano•••

"Mah." Elvan langsung menyalimi tangan Melita kala melihat mama nya itu berada di dapur.

"Tumben udah pulang," ucap Melita sedikit dingin sekaligus menyindir.

"Mah, El minta maaf. El salah karena udah ngebentak dan nuduh Vania semalam, padahal ternyata, bukan Vania pelakunya.." lirih Elvan merasa bersalah, cowok itu menunduk. Ia sudah tahu bahwa Jessica dalang dari ini semua, yang merusak benda-benda berharga nya secara diam-diam. Karena Elvan tadi saat sepulang sekolah sudah melihat rekaman video yang ditunjukkan oleh Arven.

Pergerakan Melita yang tengah membuat kue itu terhenti, menoleh menatap ke arah Elvan, Melita terlihat menghela nafas panjang. "Mama kecewa sama El karena nuduh Vania gitu aja, apalagi El ngebentak keras Vania padahal Vania ngga salah. Mama cuma mau bilang, sebelum mendapat bukti yang kuat, kamu jangan menuduh orang sembarangan dulu."

Mendengar penuturan mama nya, Elvan semakin menunduk. "Tapi El juga marah sama dia, Mah. Karena udah ngaku-ngaku sebagai Gea."

Melita memegang kedua pundak Elvan, menatap mata anaknya lekat. "Zelvano Agrayansyah Leondra, coba tanya pada hati kecilmu itu, apa yang kamu rasakan ketika berdekatan dengan Vania? Apa kamu tidak merasa ada yang mengganjal dalam diri kamu ketika bertemu dengan Vania?"

Elvan membalas menatap mamanya, ia kemudian menggeleng. "Mama percaya kalo Vania itu Gea?" tanya Elvan.

"Kenapa tidak? Mama selalu merasakan ada kehadiran Gea dalam diri Vania."

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang