HATE ● [TWO]

1.5K 205 25
                                    

17 tahun kemudian...........


"Tara!" Kata seorang wanita sambil memberikan sebuah bungkusan pada seorang remaja pria dengan rambut hitam dan kulit putih cerahnya.

"Kakak ini apa?" Tanya pria itu sambil mengambilnya.

"Buka saja" jawabnya sambil memegang kedua tangannya ke belakang.

"Wahh ini benar-benar untuk ku?" Tanya Minho sambil menatap buku-buku bekas dan alat tulis itu.

"Ssstttt jangan sampai Ibu mendengarnya" kata wanita itu pada Minho. Seketika mata Minho menjadi berkaca-kaca saat itu, dia menangis.

"Kau kenapa ya? Apa hadiah ku sangat membosankan?" Tanya wanita itu. Minho menggeleng sambil memeluk kakaknya.

"Terima kasih kakak, kau sangat baik" katanya.

Minho menaruh benda itu secara tersembunyi di belakang lemarinya. Jika sang ibu melihat itu pasti Minho akan mendapatkan masalah.

"Bagaimana ya rasanya sekolah?" Gumam Minho sambil menatap ke jendela. Sepuluh tahun pasca kemerdekaan negara mereka memberikan pengaruh yang sangat penting bagi rakyat pribumi.

Semua warga kini mulai mendapatkan hak mereka seperti bersekolah salah satunya. Semua anak seusia Minho sekolah tapi tidak dengannya. Sang ibu melarang Minho ke sekolah dan hanya menyuruhnya di rumah mengerjakan pekerjaan rumah.

"Hai! Siapa yang menyuruh mu untuk malas-malasan? Ayo cuci baju ke sungai" kata wanita dengan wajah garangnya. Minho tersenyum lalu dia bangun dan mendekat ke sana.

"Aku baru mencuci kemarin ibu, apa yang harus aku cuci lagi?" Tanya Minho dengan nada lembut. Wanita itu langsung menyeret Minho pergi dari sana.

"Kau meninggalkan ini kemarin, percuma kau sudah dewasa tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah" katanya sambil membuang pakaian kotor itu ke wajah Minho.

"Maaf ibu, baik aku aku cuci semuanya" kata wanita itu.

"Kau harus menyelesaikannya dalam waktu satu jam, masih ada pekerjaan lain yang menunggu mu" kata wanita itu. Minho hanya bisa mengangguk tidak berani menolak.

"Apa boleh aku makan dulu? Aku belum makan sama sekali dari tadi pagi" kata Minho.

"Kau hanya makan saja, sudah kerjakan semuanya dulu setelah itu aku akan memberikan mu makan" kata wanita itu sambil mendorong tubuh Minho.

Dengan ember penuh itu Minho berjalan ke sungai tempat dia sering mencuci sendirian. Dia perjalanan terkadang Minho melihat beberapa orang. Mereka sering berisik satu sama lain sambil menatapnya.

"Awww" suara itu terdengar saat Minho tiba-tiba jatuh. Kakinya masuk ke sebuah lubang.

"Aaa kasihan sekali dia" kata para remaja yang seumuran dengan Minho. Si manis berusaha untuk bangun secara perlahan.

"Kenapa kalian melakukan ini pada ku?" Tanya Minho agak kesal, soalnya mereka terus-terusan menganiayanya.

"Karena kau anak haram dari penjajah brengsek itu, sebenarnya perlu kau lakukan adalah mati saja" kata pria itu sambil mendorong tubuh Minho.

Karena bosan mendengar ejekan itu Minho memutuskan untuk tidak ambil pusing dan kembali berjalan ke sungai.

Karena bosan mendengar ejekan itu Minho memutuskan untuk tidak ambil pusing dan kembali berjalan ke sungai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Tuan Chan apa kita akan benar-benar pergi lewat jalan ini?" Tanya Seungmin pada atasannya. Pria itu benar-benar suka hal yang baru.

"Kita harus mencari jalan aternatif dan rahasia Seungmin. Penjajah itu kembali mulai memberontak, kau tidak mau kita seperti dulu lagi kan?" Kata pria itu sambil mengomel. Seungmin hanya mengangguk saja sambil menatap ke sekeliling.

"Seungmin tunggu!" Kata Chan tiba-tiba.

"Iya Tuan?" Tanya pria itu dengan malas. Pria yang bernama Chan itu kemudian menunjuk ke arah sungai.

"Siapa yang mencuci di sana?" Tanya Chan pada bawahannya itu. Seungmin berusaha melihatnya dengan seksama.

"Sepertinya dia salah satu penduduk kampung" kata Seungmin pada pria Bang itu. Chan kemudian berjalan ke arah tempat pria itu berada.

"Permisi!" Kata Chan. Pria itu nampak terkejut sambil mengeratkan kembali pakaian yang dia genggam.

"Kau penduduk kampung ini?" Tanya Chan pada pria muda itu. Pria itu memandangi Chan, dilihat dari pakaiannya sepertinya dia adalah anggota tentara.

"Iya Tuan" jawab Minho sambil menunduk.

Chan menatap pria itu, pakiannya sangat lusuh dan sepertinya jarang di ganti. Walaupun pakaiannya lusuh penampilan pria itu benar-benar berbeda dengan penduduk pribumi lainnya.

Mata besar pria manis itu membuat Chan sangat kagum melihatnya. Apalagi manik mata cokelat terang itu membuatnya nampak sangat berbeda.

"Kau sendirian?" Tanya Chan lagi. Pria manis itu hanya mengangguk untuk menjawab, dia saat ini tengah sibuk mencuci pakaiannya.

"Apa kau tahu jalan menuju ke desa dari sini?" Tanya Chan lagi. Pria itu hanya menunjukan jarinya ke sana kemudian kembali mencuci.

"Tuan Chan sepertinya dia sangat sibuk" bisik Seungmin pada atasannya itu. Chan kemudian mengangguk lalu dia pergi dari sana.



"Arrhh" Minho memegang kakinya yang bengkak karena terjatuh tadi. Pria itu  mengambil minyak dan langsung memijatnya sendiri.

"Kenapa mereka jahat, aku kan juga punya ayah. Tapi sayangnya ayah sudah meninggal" kata Minho sambil mengingat wajah sang ayah, pria itu benar-benar pria yang dapat membuat Minho menjadi merasa berharga di dunia ini.

"Aku harus kuat demi ayah" kata Minho sambil berusaha menyemangati dirinya.



***



"Enak?" Tanya Minha sambil melihat Minho makan permen itu dengan lahap. Pria manis itu mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Ayo makan yang banyak Minho" kata Minho pada adiknya. Tapi tak lama setelah itu tiba-tiba sang ibu datang.

"Siapa yang menyuruh mu diam hah? Apa kau tidak tahu banyak pekerjaan yang harus dilakukan?" Tanya wanita itu sambil menjambak rambut Minho.

"Maaf ibu aku hanya butuh istirahat sebentar" katanya sambil meringis. Minha berusaha melepaskan tangan ibunya agar Minho tidak kesakitan.

"Dasar tidak berguna" katanya sangat mendorong Minho ke tanah.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

HATE    ||    BANGINHO ✔Where stories live. Discover now