HATE ● [TWENTY THREE]

1.3K 123 6
                                    

🔞

Chan mendengar suara isakan dari Minho. Karena hal itu dia langsung berhenti bergerak.

"Minho ada apa? Apa kau tidak suka?" Tanya Chan sambil menengok wajah si manis. Minho langsung menggeleng sambil mengusap air matanya.

"Bukan begitu, tapi seperti ini aku lelah. Perut ku lebih berat dari biasanya" kata Minho. Chan langsung melepaskan pria manis itu.

"Baiklah kita sudahi saja" kata Chan sambil mengusap air matanya. Minho menggeleng sambil memeluk Chan lagi.

"Aku ingin melakukan sambil memeluk mu" kata Minho dengan manja. Chan lalu menurutinya dan membawa Minho masuk.

"Bagaimana?" Tanya Chan saat mulai masuk. Minho memejamkan matanya sambil memeluk pria itu.

"Lebih baik dari tadi ahh" kata Minho, Chan tersenyum lalu dia sebisa mungkin masuk tanpa membuat Minho sakit. Karena Minho sedang hamil dia jadi tak bisa masuk sedalam biasanya.

"Hah tunggu sebentar ahh" kata Minho sambil mengatur napasnya, Chan menuruti apa yang Minho katakan. Minho melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Chan sambil mengeratkan pelukannya lagi.

"Ayo" kata Minho. Chan lalu menggerakan bokongnya dan langsung menggempur lubang milik Minho. Suara desahan Minho benar-benar memenuhi seluruh kamar itu. Permainan mereka semakin panas saat Chan sedikit bisa masuk lebih dalam.

"Tolong jangan lepaskan Chan ahh, ini sangat nikmat" kata Minho sambil memejamkan matanya. Dia benar-benar sangat ketagihan melakukan ini. Kedua tubuh pria itu benar-benar panas membuatnya terlihat licin Karena berkeringat.

Pria Bang itu membuat banyak sekali kissmark di Minho tak lupa dia mencium bibir si manis untuk beradu lidah bersama.

Perut buncit itu menempel di perut berotot milik Chan, sesekali dia merasakan dengan jelas bayinya bergerak di dalam sana.

"Hah hah sepertinya cukup" kata Chan sambil melepaskan penisnya dari sana. Saat benda itu lepas cairan sperma itu juga ikut keluar dari lubang Minho.

"Untung dia tidak bangun" kata Chan sambil menahap bayinya yang masih tidur dengan nyenyak. Minho tersenyum miring lalu dia kembali memeluk Chan dengan manja.

"Jangan pernah tinggalkan aku" kata Minho sambil mengusap punggung Chan. Melihat Minho dalam mode manja membuat Chan benar-benar sangat gemas.

***

"Hai! Jangan membuat sampah sembarangan. Sudah tua masih saja seperti ini" omel Minho saat Chan makan kue kemasan di ruang tamu. Bukannya Chan buang sampah sembarangan tapi kulit plastik itu jatuh ke lantai tanpa Chan sadari.

"Maaf Minho aku tidak sengaja" kata Chan sambil memangku bayinya.

"Bubu" kata anak delapan bulan itu pada Minho. Minho langsung mengambilnya dan memangkunya lagi.

"Kau kenapa?" Tanya Chan pada Minho, akhir-akhir ini Minho sering marah-marah padanya.

"Tidak ada" jawab Minho sambil memejamkan dan menghirup napas panjang. Chan lalu mendekat dan mengusap perut buncit sang istri.

"Kau sangat menggemaskan sayang" kata Chan sambil mencium perut si manis. Mendengar itu Minho langsung menatap Chan dengan tajam.

"Siapa maksud mu menggemaskan?" Tanya Chan.

"Kau lah" jawab Chan. Seketika Minho langsung tersenyum dan memegang tangan Chan. Saat seperti ini Chan tahu Minho menginginkan sesuatu.

"Iya sayang ku?" Tanya Chan.



"Kenapa harus menitipkan Hochan?" Tanya Minho saat mereka berdua ada di luar tempat tinggal Letkol Kim.

"Agar aku bisa fokus menjaga mu, menjaga dua orang sekalian sangat sulit Minho apalagi kau hamil" kata Chan. Minho lalu diam, Chan yang di rumah benar-benar sangat berbeda dengan yang di luar.

Minho hanya diam saja saat Chan menggandengnya ke suatu tempat. Dia benar-benar merasa cemas dan sedih saat Chan menitipkan bayi itu.

"Ayolah Minho jangan sedih, lagipula kita tidak pergi lama kan?" Kata Chan berusaha menghibur sang istri. Dari kejauhan Chan sudah melihat tempat yang mereka akan kunjungi.

"Nah lihat Minho, kita hampir sampai" kata Chan sambil menunjuk ke depan. Melihat pemandangan itu membuat suasana hati Minho menjadi berubah.

"Wah mereka berbunga" kata Minho sambil melihat bunga-bunga indah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wah mereka berbunga" kata Minho sambil melihat bunga-bunga indah itu. Chan tersenyum lalu berjalan di belakang Minho.

Jujur saja Chan juga benar-benar takjub melihat bunga itu kembali berbunga. Hampir beberapa tahun saat perang terjadi bunga itu semua menjadi kering dan sama sekali tidak berbunga.

"Bunganya cantik ya" kata Minho sambil menangkap salah satu bunga yang berjatuhan. Chan tersenyum lalu dia mengambil bunga itu dari tangan Minho dan menaruhnya di telinga si manis.

"Iya dia sangat cantik dan manis" kata Chan sambil menatap pria yang paling dia cintai itu. Minho lalu memeluk Chan dengan erat. Dia benar-benar sangat bahagia bisa bertemu dengan pria ini.

"Aku tidak membenci mu lagi" kata Minho dengan manja. Chan tersenyum lalu dia mengusapkan wajahnya di rambut Minho dan sesekali mencium kening si manis.

"Lalu?" Tanya Chan sambil mengusap pipi si manis.

"Aku Hmmm" kata Minho sambil menatap wajah Chan dengan mata indahnya.

"Tidak jadi" jawab Minho sambil menunduk dengan wajah merahnya. Dia langsung melepaskan Chan dan pergi menyusuri pohonan bunga tersebut.

"Eh mau ke mana?" Tanya Chan sambil mengejar Minho yang berjalan cepat meninggalkan dia.

"Tangan mu dingin" kata Minho saat Chan masukan tangannya ke baju Minho untuk mengelus perut sang istri.

"Apa aku harus membuat mu panas Minho?" Tanya Chan. Minho langsung menghela napas.

"Iya aku mau itu" kata Minho dengan tiba-tiba.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

HATE    ||    BANGINHO ✔Where stories live. Discover now