HATE ● [FOURTEEN]

1.1K 137 37
                                    

"Dia kenapa?" Tanya Chan saat dokter muda itu memeriksa Minho. Pria itu terlihat menghela napas berat.

"Istri anda keguguran" kata dokter itu. Chan langsung terdiam seperti ditimpa puluhan ton kayu. Dia lalu menatap ke arah Minho yang juga menangis di sana.

"Tuan mohon maaf jika saya mengatakan ini, tapi sebaiknya jangan berhubungan intim saat hamil muda. Apalagi istri anda masih sangat muda jadi agak rentan terjadi keguguran" kata dokter itu. Chan langsung mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Pria Bang itu benar-benar sangat putus asa, karena dia anak mereka meninggal.

"Minho" panggil Chan sambil menangis. Pria manis itu masih menangis saat itu.

"Maafkan aku Minho, aku benar-benar-benar tidak tahu jika kau hamil. Aku pasti sangat menyakiti mu" kata Chan sambil memegang tangan kurus Minho.

"Kau membunuh anak ku" kata Minho lagi.

"Minho apa aku boleh pergi ke luar kota? Jika kau tidak mengizinkannya aku tidak akan pergi" kata Chan pada pria manis itu. Minho dengan tatapan kosong itu menggeleng.

"Pergilah ke mana pun yang kau mau" kata Minho. Chan lalu mengangguk dan memeluk Minho. Rasa bersalah itu masih muncul di benaknya.

"Aku mencintai mu, jadi tolong jaga diri mu saat aku pergi. Aku hanya pergi tiga hari saja" kata Chan sambil mencium pipi Minho.

Minho duduk diam sambil menatap keluar lewat jendela pavilionnya. Tatapan benar-benar kosong tanpa arti.

"Artinya aku sudah dua kali keguguran?" Gumam Minho saat mengingat kejadian dulu. Pria itu lalu mengusap wajahnya untuk mendapatkan kewarasannya.

"Anak-anak ku mati karena dia, jadi dia yang harus menanggung akibatnya" gumam pria manis itu sambil mengelapkan kedua tangannya.

"Tuan Chan"

"Tuan Chan, tolong fokus" panggil seorang jendral pada Chan. Pria Bang itu lalu tersadar dan menunduk memohon maaf.

"Apa yang terjadi pada mu, sehingga kau bisa kehilangan fokus mu? Ini tidak seperti Bang Chan yang aku kenal" kata Jendral itu. Chan hanya tersenyum pelan sambil menggeleng.

"Ada apa lagi Tuan Chan?" Tanya Seungmin saat mereka selesai rapat. Pria Bang itu menggeleng lalu pergi mengambil tas dan bersiap untuk kembali.

"Tuan Chan bisa menceritakannya pada saya agar beban anda lebih ringan" bujuk Seungmin pada atasannya itu. Saat mereka sampai di tempat sepi Chan langsung menceritakan semuanya.

"Mungkin belum rejeki anda Tuan, saya dengar jika saat usia terlalu muda hamil memang rantan terjadi keguguran" jelas Seungmin.

"Aku memang sedih karena kehilangan bayi ku, tapi aku sangat takut jika Minho semakin membenci ku" kata Chan sambil memegang dadanya. Seungmin benar-benar merasa kasihan dengan atasannya itu, Chan seketika berubah menjadi pria yang sangat rapuh.

Di sisi lain, Minho tengah membersihkan dirinya di kamar mandi. Pria itu berusaha untuk menghilangkan semua kesedihannya.

Minho benar-benar bingung memilih baju yang mana, maka dia ambil saja yang Chan belikan waktu itu.

"Bagaimana caranya aku harus terlihat sangat menarik malam ini" gumam Minho sambil mendandani dirinya.

Di sisi lain, Chan sampai lebih awal dari rancananya. Saat sampai di depan pavilion membuatnya menjadi takut. Entah bagaimana dia akan menghadapi Minho nanti.

"Aku harus terus meminta maaf" gumam Chan sambil mengeratkan tasnya lalu dia masuk ke dalam.

"Kau sudah pulang?" Suara itu membuat Chan terkejut. Apalagi saat melihat pria itu di depan cermin membuatnya terbelakak.

"Minho apa yang kau lakukan?" Tanya Chan pada pria manis itu.

"Tentu saja berdandan seperti yang kau mau" katanya. Mendengar itu Chan menepuk pipinya berkali-kali.

"Ini bukan mimpi kan?" Tanya Chan. Senyuman itu dia dapat dari Minho. Pria manis itu lalu berdiri dan mengalungkan kedua tangannya di leher Chan.

"Apa ini mimpi menurut mu?" Tanya Minho sambil mencium pipi suaminya. Chan benar-benar tidak menyangka apa yang dia alami.

"Ayo kau mandi dulu" kata Minho sambil melepaskan kencing seragam Chan satu persatu. Chan meneguk salivanya melihat si manis itu.

"Kenapa kau bisa berubah dengan sekejap" kata Chan. Minho lalu menatap pria itu dengan mata besarnya yang indah.

"Sampai kapan kita harus bersedih? Lagipula kita bisa buat lagi kan?" Kata Minho dengan wajah tersipu. Chan benar-benar seperti terhipnotis saat itu.

"Minho aku benar-benar senang kau seperti ini, teruslah bersikap manis seperti sekarang" kata Chan sambil menaikan Minho meja dan mencium bibirnya berkali-kali.

Bibir merah merona itu membuat Chan menjadi sangat terpesona dan tenggelam akan kerupawanan sang istri.

Bibir merah merona itu membuat Chan menjadi sangat terpesona dan tenggelam akan kerupawanan sang istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kau hanya akan mencium ku?" Tanya pria itu kemudian sambil mengusap pipi Chan dengan lembut. Pria itu kemudian langsung menyambar bibir Minho dengan lembut. Mereka berciuman lama sampai keduanya kehabisan oksigen.

"Ayo sentuh aku! Apa yang kau tunggu" kata Minho dengan tatapan sayunya. Chan langsung membawa Minho ke lalu melucuti semua pakian Minho.

Suara desahan itu memenuhi ruangan mereka. Chan benar-benar tak menyangka Minho bisa berubah secepat ini.

"Aku mencintai mu sayang" kata Chan sambil memeluk pria itu sambil menggerakan tubuhnya. Minho hanya diam sambil mengatur napasnya.

Tangannya bergerak ke ke balik bantal untuk mengambil sesuatu.

"Ahhh ini benar-benar enak" kata Minho sambil mendesah sesekali untuk mengelabuhi Chan. Karena permainan panas itu membuat Chan menjadi sangat lengah.

"Aku mencintai mu Minho" kata Chan lagi. Sambil menciumi tubuh Minho.

"Tapi aku tetap membenci mu" bisik Minho sambil menusukan belati ini ke punggung Chan.

Chan seketika terdiam saat benda itu menusuk punggungnya.

"K...kenapa kau melakukan ini Minho?" Tanya Chan dengan berkaca-kaca. Minho menekan pisau nya semakin dalam membuat Chan kesakitan.

"Kau selalu membuat hidupku menderita dan karena kau aku juga kehilangan anak ku" Teriak Minho sambil tertawa. Dia langsung melepaskan belati itu dan mendorong tubuh Chan hingga terjatuh ke lantai.

"Minho!" Panggil Chan dengan suara lemas.

"Matilah kau" kata Minho sambil mengambil baju dan pergi dari sana.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

HATE    ||    BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang