HATE ● [TWENTY]

1.3K 148 25
                                    

Minho agak meringis saat bayi itu menyesap putingnya. Tapi setelah mendapatkan itu bayi kecil itu tidak menangis lagi.

"Aku heran dengan apa yang dia isap" gumam Minho. Pria manis itu kemudian memencet puting yang satunya. Matanya terbelakak saat melihat cairan putih ini.

"Ini benar-benar di luar nalar" gumam Minho dan kembali melihat bayi itu. Minho mengusap bokongnya dengan sayang untuk menidurkannya. Tangan kecil itu berusaha memeluk tubuhnya saat tertidur.

"Kau benar-benar sangat menggemaskan" ujar Minho sambil memcium kening si bayi. Dia lalu memejamkan matanya dan tidur bersama sang bayi lucu.

Saat Minho tengah duduk di ruang tamu rumah itu dia melihat sebuah radio. Untuk pertama kalinya dia melihat benda-benda seperti itu.

"Aaaa" Teriak Minho saat alat itu bersuara. Sepertinya Minho tak sengaja memencet tombol untuk menghidupkannya.

"Dia bersuara" kata Minho. Setelah menemukan barang itu hari-hari Minho mulai di temani oleh radio itu.

Tak Tanya radio, Minho juga menemukan telepon kabel di sana. Dia pertama kali menemukannya saat benda itu berbunyi.

"Dunia ini sudah canggih ya" katanya sambil menyusui si kecil.

Tiga bulan kemudian........

"Terima kasih Tuan Changbin, kami selalu merepotkan mu" kata Minho saat pria itu membawa bahan makanan dan keperluan Minho dan bayinya.

"Tidak masalah Tuan Minho, dulu Tuan Kolonel juga sering membantu ku" katanya sambil tersenyum. Mendengar itu membuat Minho kembali mengingat Chan.

"Apa kau tahu bagaimana keadaannya?" Tanya Minho tiba-tiba. Changbin seketika raut wajahnya berubah saat itu.

"Terakhir kali saya menghubungi Tuan Chan setelah saya berhasil membawa anda ke mari. Suasana si sana terdengar sangat gawat" jelas Changbin. Minho lalu mengangguk dan menunduk memberi hormat.

Saat bayi itu tidur, Minho langsung bangun. Dia merasa sangat pusing dan lemas saat ini. Perutnya juga merasa tidak enak berasa ingin muntah.

"Aku ingin makan sayur pedas" gumam si manis sambil memijat keningnya menuju ke dapur. Setelah makan bukannya merasa kenyang, Minho malah berasa ingin muntah.

"Hueekkk" Dia mengeluarkan semua isi perutnya di kloset. Karena muntah terlalu keras membuat air mata Minho sampai keluar.

Apalagi saat mendengar suara tangisan bayi itu, membuat Minho menghela napas. Walaupun dia bukan ibu kandungnya, tapi Minho benar-benar tidak tega melihatnya menangis.

"Tunggu aku datang" katanya sambil membasuh mulutnya.

Seharian Minho menyusui bayi itu, bayi itu benar-benar tak bisa dilepas sedetik pun membuat Minho harus diam di sampingnya terus.

***

Chan terlihat berjalan di kerumunan orang itu. Semua orang itu akan kembali ke keluarga mereka masing-masing. Hal tersebut dikarenakan peperangan susah usai. Penjajah sudah berhasil dipukul mundur dan negara mereka sudah diakui kemerdekaannya.

Berita bahagia itu disalurkan di semua radio di dunia. Setelah bertahun-tahun berperang akhirnya mereka kambali bisa hidup normal lagi.

"Aku benar-benar tidak sabar melihat mereka" kata Chan saat dia sampai di depan rumah itu. Rumah yang sengaja dia buat untuk keluarga kecilnya. Rumah itu memiliki desain yang sederhana tapi klasik.

Chan berusaha mengintip lewat jendela, dari suasana di dalam benar-benar sangat sepi. Tanpa berpikir panjang pria itu langsung membuka pintu dan masuk ke dalam sana.

"Minho" panggil Chan pada istri manisnya. Sebuah ruangan membuat Chan teralihkan. Pintu ruangan itu sama sekali tidak tertutup. Dari luar Chan dapat melihat Minho tengah berbaring sambil memeluk bayi kecil itu.

"Tunggu apa yang dia lakukan" gumam Chan. Tiba-tiba sepertinya Minho merasakan keberadaannya, pria manis itu meregangkan tubuhnya dan membuka kata.

"Kau selalu tertidur" ujar Minho sambil memegang pipi bayi itu. Pemandangan manis itu membuat Chan tersenyum, dia nyaris meneteskan air kata melihat mereka hidup dengan baik.

"Minho" panggil Chan dengan lembut. Pria itu langsung menoleh dan menatap Chan. Melihat pria Bang itu, Minho langsung menutup bajunya dan bangun dari sana.

"Chan? Ini benar kau?" Tanya Minho sambil mengucek matanya.

"Iya Minho, aku kembali untuk menepati janji ku" kata Chan sambil membuka pelukan. Minho langsung berlari dan memeluk suaminya.

"Aku kira terjadi sesuatu pada mu" kata Minho sambil memeluk Chan dengan sangat erat. Sebesar apapun kebenciannya terhadap Chan, tapi sikap lembut Chan selalu membuat Minho tak bisa berpaling.

"Aku sangat merindukan mu sayang" katanya sambil mencium wajah Minho beberapa kali. Minho terlihat tersenyum pada Chan. Dia lalu memegang pipi pria itu dan mengecup bibir Chan singkat.

"Bukankah kau benci aku?" Tanya Chan tiba-tiba. Mendengar itu membuat Minho menjadi malas, padahal dia sedang serius saat ini.

"Sudah lepaskan aku" kata Minho sambil pergi dari sana. Tapi dengan cepat Chan langsung memeluknya dari belakang.

"Lihat wajah mu malu, ngomong-ngomong tadi apa yang kau lakukan? Apa kau menyusui dia?" Tanya Chan. Semburat merah itu terukir di wajah Minho.

"Tidak, aku hanya" Tiba-tiba Chan memasukan tangannya ke dalam kemeja Minho dan memencet puting Minho.

"Kau tidak bisa bohong Minho" kata Chan. Minho berusaha melepaskan tangan pria itu.

"Sudah kubilang tidak" kata Minho. Chan benar-benar terkekeh mendengar itu.

"Baiklah jika kau tidak mau menyusui dia, jadi aku yang akan menyusu pada mu" kata Chan. Minho menjadi semakin malu mendengar itu.

"Ayolah Minho! Aku sangat lelah setelah pulang dari berperang. Aku butuh energi" rengek Chan. Minho langsung menyiku perut pria itu agar Chan mau melepaskannya.

"Aduh Minho kau menyakiti luka tembak ku" kata Chan sambil meringis.

"Sudahlah jangan terus membohongi ku, kau sebaiknya istirahat dan tidur" kata Minho.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya


BTW gais kalian ada yang suka oneshoot gak?

Aku punya satu, tapi gak PD untuk dipublis 🙈😭

Kalau ada yang mau, komen ya 👍

HATE    ||    BANGINHO ✔Where stories live. Discover now